Page 92 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 92

15.  Pengangkutan
              Perjanjian pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut
              dengan  pengirim  dalam  hal  mana  pengangkut  mengikatkan  diri  untuk
              menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat
              ke  tempat  tujuan  tertentu  dengan  selamat  sedangkan  pengirim  adalah
              mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.

              Objek  dari  perjanjian  pengangkutan  adalah  barang  dan  orang.  Untuk
              pengangkutan  barang,  biasanya  ditandai  dengan  tanda  bukti  pengiriman
              barang berupa surat angkutan dan sifatnya adalah wajib ada. Isinya dengan
              tegas  harus  mencantumkan  tentang  muatan  yang  diangkut  serta
              bagaimana  tanggung  jawab  dari  pengangkut.  Dalam  perkembangannya,
              perjanjian  pengangkut  dituangkan  dalam  suatu  kontrak  standar  yang
              klausula-klausulanya  telah  ditentukan  secara  sepihak  oleh  pihak
              pengangkut  dan  seringkali  juga  membatasi  tanggung  jawab  pengangkut
              dalam  perjanjian  tersebut.  Untuk  perjanjian  pengangkutan  orang  adalah
              ditandai  dengan  diterbitkannya  tanda  bukti  berupa  tiket  atau  karcis
              penumpang.

              Sebagaimana telah disampaikan di awal pembahasan ini bahwa perjanjian
              selain  yang  telah  diatur  dalam  ketentuan  KUH  Perdata  dapat  juga  lahir
              akibat  perkembangan  kondisi  kemasyarakatan  sepanjang  dia  tidak
              melanggar  ketentuan  perundang-undangan,  ketertiban  umum  maupun
              kesusilaan.

              Perjanjian  sebagaimana  dimaksud  biasanya  tumbuh,  hidup  dan
              berkembang sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat yang bersangkutan
              dan  pada  saat  ini  telah  berkembang  cukup  banyak  jenis  perjanjian-
              perjanjian baru, diantaranya akan diulas secara umum pada bagian berikut:

              1.   Perjanjian Keagenan, dimana agen adalah perusahaan yang bertindak
                   atas  nama  prinsiple  untuk  kemudian  menyalurkannya  kepada
                   konsumen dengan mendapatkan komisi. Barang-barang adalah tetap
                   menjadi miliknya si prinsiple.

              2.   Perjanjian Distributor,  yang mana distributor bertindak atas namanya
                   sendiri  ia  membeli  dari  produsen  dan  menjualnya  kembali  kepada
                   konsumen untuk kepentingan sendiri.
                                                                          70
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97