Page 31 - Cara Menjadi Pengusaha
P. 31
EQ sukar dipahami. Bahkan, beberapa orang ber-IQ tinggi dan punya semua aspek EQ,
ternyata akan jatuh pula. Itu sebabnya mengapa Stoltz, berani mengatakan, bahwa IQ dan
EQ tidak menentukan kesuksesan seseorang, meskipun keduanya memainkan
peranannya. Lantas, mengapa pengusaha bisa bertahan, meski di saat krisis ekonomi
sekalipun, sedang pengusaha lain yang rata-rata pintar menyerah akibat badai krisis? AQ
itulah kuncinya.
Untuk memahami AQ, kita menggambarkannya dengan pendaki gunung. Ada 3
kategori, yang pertama adalah “Climber”. Tipe orang ini, akan terus mendaki sampai
puncak tanpa mempertimbangkan lebih jauh keuntungan atau kerugian,
ketidakberuntungan atau keberuntungan. Tipe pengusaha “Climber” ini, juga cenderung
tak pernah mempermasalahkan usia, gender, ras, ketidakmampuan fisik atau mental, atau
berbagai rintangan lain untuk mencapai puncak kesuksesannya.
Tipe yang kedua adalah pengusaha “Camper”. Dia mengkompromikan hidupnya.
Dia bekerja keras tapi hanya sebatas yang mampu dia lakukan. Sebenarnya kesuksesan
bisa diraih lebih baik lagi, tapi dia cenderung untuk tidak mau mencapainya. Dia sudah
cukup puas dengan apa yang sudah diraihnYa.
Terakhir tipe ketiga, pengusaha “Quitter” juga mengkompromikan hidupnya,
namun tidak berusaha sekeras “Camper”. Dia lebih memilih bisnis yang mudah, tanpa
gejolak. Tapi, jika dalam bisnis menghadapi kesukaran, ia cenderung lebih mudah
terkena depresi, atau frustasi. Pendeknya, disadari atau tidak, pengusaha “Quitter” lebih
memilih melarikan diri dari pendakiannya. Padahal, sebetulnya dia punya potensi untuk
mencapai sukses.
Dengan melihat 3 tipe pengusaha di atas, saya berpendapat bahwa jika kita ingin
eksis sebagai pengusaha, maka sebaiknya kita harus berusaha menjadi pengusaha
“Climber”, dan bukan “Camper” maupun “Quitter” . Sebab, hanya tipe “Climber” yang
benar-benar bisa mengisi hidupnya. sebab, mereka mempunyai perasaan yang kuat
mencapai tujuan dan semangat untuk melakukannya. Baginya, tak ada kata menyerah
dalam kamusnya. Dia punya kebijaksanaan dan kedewasaan untuk memahami kapan
harus maju dan kapan harus mundur.
Namun demikian, “Climber” itu juga manusia. Kadang mereka punya keraguan,
kesepian dan pertanyaan dalam perjuangannya. Karena itu, tak mengherankan terkadang
pengusaha tipe “Climber” bergabung juga dengan “camper” untuk merenung kembali,
mengisi ulang energi untuk berjuang lagi. sedangkan pengusaha tipe “Quitter” memilih
untuk tidak melakukan apa-apa. Nah, bagaimana Anda sendiri, mau pilih tipe yang mana.