Page 27 - Cara Menjadi Pengusaha
P. 27
dianggapnya sebagai lambang kekuatan dalam bisnisnya. Sehingga, meski persaingan
bisnis di era millenium ketiga bakal ketat, namum dia akan tetap terus bergerak maju.
Menyelaraskan Otak Berfikir & Otak Emosional
Tidak mudah menyelaraskan kedua otak tersebut. Tapi kita harus berani
mencobanya.
HASIL penelitian Daniel Goleman, pengarang “Emotional Intelligence”, tentang
otak dan ilmu perilaku yang dimuat “The New York Times”, menarik untuk dikaji.
Dikatakannya, sesungguhnya kita memiliki 2 otak, satu yang berpikir (otak berpikir) dan
satu yang merasakan (otak emosional). Biasanya, otak berpikir itu kita sebut otak kiri,
dan otak emosional kita sebut otak kanan. Maksudnya, apa-apa yang kita ketahui ada di
otak berpikir, dan apa-apa yang kita rasakan ada di otak emosional. Saya kira, dikotomi
emosional dengan berpikir kurang lebih sama denagn istilah “hati” dengan “kepala”.
Sebenarnya mana yang lebih dulu terjadi? menurut penelitiannya itu, Goleman
menyebutkan, bahwa otak emosional ternyata terjadi lebih dulu sebelum otak berpikir.
Lantas, sebenarnya apa segi manfaat yang bisa kita petik da ri penelitiannya itu,
khususnya bagi kita yang bergerak di dunia usaha?
Saya kira, penelitian ini mengingatkan kita, bahwa di dalam kita menggeluti dunia
usaha, sebaiknya bisa menyelaraskan antara otak berpikir dan otak emosional.
Keselarasan kedua otak itu bagi kita sangat dibutuhkan, terutama di dalam kita
mengambil keputusan penting dalam bisnis. Keselarasan kedua otak itu bagi kita sangat
dibutuhkan, terutama di dalam kita mengambil keputusan penting dalam bisnis.
Keserasan itu akan membuat kita lebih tepat dan bijaksana dalam mengambil keputusan
bisnis terlebih di saat persaingan bisnis seperti sekarang ini yang kerap kali
menghadapkan kita kepada rentetan pilihan-pilihan cukup banyak.
Apalagi, kedua otak tersebut, yang emosional dan yang berpikir, pada umumnya
bekerja dalam keselarasan yang erat, saling melengkapi, saling terkait di dalam otak.
Dimana, emosi memberi masukan dan informasi kepada proses berpikir atau pikiran
rasional. Sementara pikiran rasional memperbaiki dan terkadang memveto masukan
emosi tersebut. Tapi sebaliknya, jika saja keduanya tak ada keselarasan atau katakanlah
otak emosional-lah yang dominan serta menguasai otak berpikir, maka keseimbangan
kedua otak itu akan goyah. Kita akan cenderung tidak bisa berpikir jernih, suka bertindak
gegabah dan sering melakukan kesalahan fatal dalam setiap mengambil keputusan
penting dalam bisnis. Kalau dominan otak berpikir, maka kita hanya sekadar bersikap