Page 115 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 115

Tempat penyimpanan: keropak; asal:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   salinan dari lontar milik I Goesti
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Poetoe Djlantik Anak Agoeng Negara
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Boeleleng; keadaan: baik; ukuran: 50,5
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   cm x 3,8 cm; ruang tulisan: 41,5 cm x
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           3,3 cm; tebal naskah: 5 lembar; jumlah
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   halaman: 10 halaman; jumlah baris per
                                     Babad ini menceritakan mengenai masa kekelaman Bali ketika Raja   kemudian diambil oleh Gajah Mada untuk menguasai beberapa wilayah dan                                                                                                                                                                       halaman: 4 baris; aksara: Bali; cara
                                     Bedahulu gugur. Banyak kekacauan yang terjadi di Bali akibat tata aturan   dijadikan raja. Putra sulung menjadi Adipati Blambangan, sang adik menjadi                                                                                                                                                         penulisan: digurat dari kiri ke kanan;
                                     yang tidak lagi diikuti. Gajah Mada yang sangat sedih melihat hal tersebut,   Adipati Pasuruhan, sang adik perempuan menjadi Adipati di Sumbawa,                                                                                            15.                                                               bahan: daun lontar; bentuk teks: prosa;
                                     kemudian menghadap kepada junjungannya untuk memperoleh jalan keluar.   selanjutnya yang paling bungsu menjadi Adipati Bali. Beliau bergelar                                                                                                                                                                  subjek: babad.
                                     Dang Hyang Kapakisan yang merupakan seorang pendeta sejati, beliau   Dalem Kresna Kapakisan atau I Dewa Wawu Rawuh yang berkedudukan di                                                             BABAD BULELENG SASAK VA/5/779
                                     yang dijadikan junjungan oleh Gajah Mada. Menurut kisahnya beliau lahir   Keraton. Selain itu, babad ini menceritakan juga mengenai I Gusti Ngurah                                                                                                                                                            Keterangan lain: pada lembar 1 recto
                                     dari batu yang didapatkannya saat melakukan pemujaan matahari dan   Ktut Jelantik yang merupakan Raja Buleleng, menjelang akhir berhasil                                                                                                                                                                      pada sisi kanan terdapat tulisan dengan
                                     memperoleh seorang bidadari di taman yang diperistri, lalu melahirkan   menurunkan seorang putri di Puri Kubutambahan yang bernama I Gusti                                                                                                                                                                    huruf Latin yang ditulis dengan pensil
                                     tiga orang anak laki-laki dan seorang perempuan. Anak-anak tersebut yang   Ayu Kompyang dan diperistri oleh I Gusti Madhe Singharaja di Singaraja.                                                                                                                                                            “Babad Buleleng-Sasak, toeroenan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   dari lontarnja I Goesti Poetoe Djlantik,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Anak Agoeng Negara Boeleleng,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   ditoeroen oleh I Gde Ngembak, Br.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Dangin-peken [Singaradja]”.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pengarang/penulis: I Gde Ngembak





















                 104                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         105
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120