Page 110 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 110

RINGKASAN ISI BABAD
 Babad ini diawali dengan sloka permintaan ijin untuk memaparkan tentang   Istri Pedanda Ketut Burwan yang berasal dari Srijati Sibang menurunkan
 kisah keturunan Brahmana dari garis Bhagawan Bhregu. Lembar kedua   Pedanda Teges. Istri Pedanda Ketut Burwanyang berasal dari Sumbawa
 terdapat pengantar mengenai pemaparan tentang keturunan Dang Hyang   menurunkan Ida Raden. Setelah Pedanda Sakti Manuaba wafat, kediaman
 Nirartha. Pada masa itu ketika penguasa berganti kepercayaan, Dang Hyang   beliau di Manuaba diserang oleh I Gusti Batulepang dari Batuan. Saat
 Nirartha mulai berpindah tempat dari Wilatikta ke Daha, dari Daha ke   itu Pedanda Abah sedang pergi ke Den Bukit. Ketika kembali ke asrama
 Pasuruhan, dari Pasuruhan ke Blambangan, dari Blambangan menyeberang   Manuaba keadaan sudah rusak, Pedanda Abah dan Pedanda Bajangan
 ke Bali. Ketika sempat tinggal di Daha beliau menikahi putri brahmana di   mengutuk tindakan I Gusti Batulepang.
 Daha, kemudian menurunkan Hyang ing Melanting dan Pedanda Kamenuh.   Selanjutnya babad ini menjelaskan garis keturunan dari Dang Hyang
 Di Pasuruhan beliau menikah lagi dengan putri Dang Hyang Panawasika,   Nirartha. Pedanda Lor menurunkan Pedanda Mambal. Pedanda Mambal
 kemudian menurunkan empat orang putra yaitu: Pedanda Kulwan, Pedanda   menurunkan putra Pedanda Singarsa. Pedanda Singarsa menurunkan
 Wetan, Pedanda Lor, dan Pedanda Ler. Di Blambangan beliau menikahi   Pedanda Sidemen. Garis keluarga ini semuanya bertanggungjawab dan                 Tempat penyimpanan: keropak; asal
 putri Sri Juru dan menurukan tiga orang anak yaitu: Pedanda Rai Sudanti   memuja di Pura Pucak Manik Gianyar.                                          naskah: salinan dari lontar milik I
 Brati, Pedanda Telaga, dan Pedanda Keniten. Setelah berada di Bali,                                                                                    Goesti Poetoe Djlantik Anak Agoeng
 Dang Hyang Nirartha menikah dengan putri Bandesa Mas. Pernikahan ini   Pedanda Wetan menurunkan Pedanda Tegal Suci. Pedanda Telaga                     Negara Boeleleng; keadaan: baik;
 menurunkan empat orang putra yaitu: Pedanda Timbul, Pedanda Alang   menurunkan Pedanda Telaga Tawang. Pedanda Telaga Tawang menurunkan                 ukuran: 50,5 cm x 3,6 cm; ruang
 Kajeng, Pedanda Penarukan, dan Pedanda Sigaran. Ada seorang putra yang   Pedanda Gusti.                                                                tulisan: 42,6 cm x 3,4 cm; tebal: 41
 lahir dari pelayan bernama Ida Patapan.  Pedanda Keniten menurunkan Pedanda Sangsi. Pedanda Sangsi menurunkan                                          lembar; jumlah halaman: 82 halaman;

 Setelah Dang Hyang Nirartha moksa, putra-putra beliau pun mulai   Pedanda Wayahan Sabali di Galumpang Karangasem, Pedanda Nyoman   14.                 jumlah baris per halaman: 4 baris;
                                                                                                                                                        aksara: Bali; cara penulisan: digurat
 menyebar. Pedanda Kamenuh pindah dari Gelgel ke Den Bukit. Pedanda   Sabali di Bukit Bangli, dan Pedanda Ketut Sabali di Pande.                        dari kiri ke kanan; bahan: daun lontar;
 Kamenuh mempunyai lima putra yaitu: Pedanda Sakti Bukian, Pedanda   Pedanda Timbul menurunkan Ida Mas di Kawisunya, Ida Mas di                         bahasa: Kawi; bentuk teks: prosa;
 Sakti Ngurah, Pedanda Sakti Kamenuh, Pedanda Sakti Bukit, dan Pedanda   Sampilahan, Ida Jalijih di Jembrana, Ida Puluran, Ida Gadung Siuh di   BABAD BULELENG VA/3/435  subjek: babad.
 Sakti Ketandan. Pedanda Kamenuh ditemani oleh keempat putranya ke Den   Mengwi, Ida Bandayuda di Pagutan Sasak, dan Ida Wayahan Bandayuda di
 Bukit, hanya Pedanda Sakti Ketandan yang tidak ikut, beliau kemudian   Banjar Ambengan.                                                                Keterangan lain: Babad Buleleng,
 pindah ke Desa Kemenuh.                                                                                                                                toeroenan dari lontar kepoenjaan I
 Pedanda Alang Kajeng menurunkan putra bernama Pedanda Alang Kajeng.                                                                                    Goseti Poetoe Djlantik Anak Agoeng
 Pedanda Kulwan menurunkan, Pedanda Batulumbang, Pedanda Panida dan   Pedanda Alang Kajeng menurunkan Pedanda Alang Kajeng, Pedanda
 Pedanda Wasa. Pedanda Panida menurunkan Pedanda Tembau pengarang   Sanur, dan Pedanda Bun. Dari garis keturunan Pedanda Alang Kajeng ada               negara Boeleleng ditoeroen oleh I
                                                                                                                                                        Dewa Poetoe Arka, Br Liligundi.
 Bramara Sangupati, menetap di Wanasara Tabanan. Pedanda Wasa pindah   keturunan yang bernama Pedanda Baluangan. Pedanda Baluangan menjadi
 ke Gunung Apuy (Gunung Tambora) di Sumbawa.  penjaga genta pusaka yang bernama Samplangan warisan dari Dang Hyang                                      Pengarang/penyalin: I Dewa Poetoe
 Pedanda Ler menikah dengan putri I Gusti Dauh Bale Agung (I Gusti Dauh   Nirartha.                                                                     Arka
 Penulisan) menurunkan dua orang putra yaitu: Pedanda Wayahan Burwan   Keturunan Ida Pedanda Sangsi menurunkan keluarga Brahmana Keniten
 dan Pedanda Ketut Burwan. Pedanda Ketut Burwan berhasil menaklukkan   di Karangasem dan Lombok yang tersebar di griya-griya berikut: Griya
 mahluk halus yang merusak persawahan penduduk di Manuaba. Pedanda   Glumpang, Griya Sindu Karangasem, Griya Delod Peken Pagesangan, Griya
 Ketut Burwan menetap di Manuaba dan beliau pun disebut Pedanda Sakti   Mataram, Griya Pendem, Griya Pranaraga Sasaka, Griya Pagesangan Mumbul
 Manuaba. Pedanda Ketut Burwan (Pedanda Sakti Manuaba) memiliki   Dauh Peken, Griya Tanjung Karang, Griya Tohpati, Griya Karang Lebah.
 banyak keturunan, dari istri di Abah menurunkan Pedanda Sakti Abah.   Ketika Pedanda Ketut Sabali pergi ke Lombok, beliau pergi menuju puncak
 Istri Pedanda Ketut Burwan dari Bajangan menurunkan Pedanda Taman   Gunung Pangsung untuk mempersembahkan kelanan. Keinginan Pedanda
 di Sidawa Tamanbali dan Pedanda Nengah Bajangan di Bukit Bangli. Istri   Ketut Sabali terpenuhi, beliau mengeluarkan sosot bahwa seluruh keturunan
 dari Pedanda Ketut Burwan yang berasal dari Kutuh menurunkan Pedanda   beliau (Pedanda Ketut Sabali) tidak boleh lupa memuja Gunung Pangsung.
 Kutuh. Istri Pedanda Ketut Burwan dari Tianyar menurunkan Pedanda
 Wayahan Tianyar, Pedanda Nengah Tianyar, dan Pedanda Ketut Tianyar.




 98  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                           KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         99
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115