Page 116 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 116

Tempat penyimpanan: keropak; asal:
                                                                                                                                                        salinan dari lontar milik I Goesti
                                                                                                                                                        Poetoe Djlantik Anak Agoeng Negara
                                                                                                                                                        Boeleleng; keadaan: baik; ukuran: 50,5
                                                                                                                                                        cm x 3,8 cm; ruang tulisan: 41,5 cm x
 RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                    3,3 cm; tebal naskah: 5 lembar; jumlah
                                                                                                                                                        halaman: 10 halaman; jumlah baris per
 Babad ini menceritakan mengenai masa kekelaman Bali ketika Raja   kemudian diambil oleh Gajah Mada untuk menguasai beberapa wilayah dan                halaman: 4 baris; aksara: Bali; cara
 Bedahulu gugur. Banyak kekacauan yang terjadi di Bali akibat tata aturan   dijadikan raja. Putra sulung menjadi Adipati Blambangan, sang adik menjadi   penulisan: digurat dari kiri ke kanan;
 yang tidak lagi diikuti. Gajah Mada yang sangat sedih melihat hal tersebut,   Adipati Pasuruhan, sang adik perempuan menjadi Adipati di Sumbawa,   15.  bahan: daun lontar; bentuk teks: prosa;
 kemudian menghadap kepada junjungannya untuk memperoleh jalan keluar.   selanjutnya yang paling bungsu menjadi Adipati Bali. Beliau bergelar           subjek: babad.
 Dang Hyang Kapakisan yang merupakan seorang pendeta sejati, beliau   Dalem Kresna Kapakisan atau I Dewa Wawu Rawuh yang berkedudukan di   BABAD BULELENG SASAK VA/5/779
 yang dijadikan junjungan oleh Gajah Mada. Menurut kisahnya beliau lahir   Keraton. Selain itu, babad ini menceritakan juga mengenai I Gusti Ngurah     Keterangan lain: pada lembar 1 recto
 dari batu yang didapatkannya saat melakukan pemujaan matahari dan   Ktut Jelantik yang merupakan Raja Buleleng, menjelang akhir berhasil               pada sisi kanan terdapat tulisan dengan
 memperoleh seorang bidadari di taman yang diperistri, lalu melahirkan   menurunkan seorang putri di Puri Kubutambahan yang bernama I Gusti             huruf Latin yang ditulis dengan pensil
 tiga orang anak laki-laki dan seorang perempuan. Anak-anak tersebut yang   Ayu Kompyang dan diperistri oleh I Gusti Madhe Singharaja di Singaraja.     “Babad Buleleng-Sasak, toeroenan
                                                                                                                                                        dari lontarnja I Goesti Poetoe Djlantik,
                                                                                                                                                        Anak Agoeng Negara Boeleleng,
                                                                                                                                                        ditoeroen oleh I Gde Ngembak, Br.
                                                                                                                                                        Dangin-peken [Singaradja]”.
                                                                                                                                                        Pengarang/penulis: I Gde Ngembak





















 104  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         105
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121