Page 277 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 277

RINGKASAN ISI BABAD

                                     Babad ini memuat tentang mitologi awal keberadaan pulau Bali serta   bernama Kala Wong dan pusat pemerintahannya terletak di Batànar (
                                     mengungkapkan mitologi keberadaan manusia serta proses belajar    Pejeng). Mayadewa memerintah dengan keserakahan dan tamak sehingga                                                                                                                                                                          Tempat penyimpanan: keropak; asal:
                                     manusia sebagai hasil ciptaan para dewa. Perihal awal keberadaan   para dewa menghukumnya. Kemudian Bali berada di bawah kepemimpinan                                                                                                                                                                         salinan dari lontar milik Ida Anak
                                     pulau Bali dari keprihatinan Bhatara Hyang Pasupati karena pulau Bali   Sri Aji Masula Masuli yang merupakan pasangan raja-permaisuri kembar                                                                                                                                                                  Agoeng Negara Boeleleng; keadaan:
                                     yang selalu berbenturan dengan Selaparang (Lombok). Oleh karena itu   buncing.                                                                                                                                                                                                                                baik; ukuran: 50,6 cm x 3,8 cm; ruang
                                     untuk menghindari hal tersebut Bhatara Hyang Pasupati dengan segala   Babad ini kemudian mengisahkan kehidupan masyarakat Bali Aga yang                                                                                                                                                                       tulisan: 42,7 cm x 3,8 cm; tebal: 4
                                     kekuatannya memotong gunung Mahameru di Jambudwipa dan meletakkan   diajarkan berbagai keahlian oleh para dewata sehingga mereka mampu                                                                                                                                                                        lembar; jumlah halaman: 8 halaman;
                                     potongannya di Bali dan Seleparang. Pemotongan Gunung Mahameru    membangun peradaban. Diceriterakan Mpu Mahameru turun ke Bali                                                                                                                                                                               jumlah baris per halaman: 4 baris;
                                     ini yang konon menjadi beberapa gunung di Bali diantaranya Gunung   hendak menghadap Bhatara Putrajaya di Tolangkir dan Bhatara Ghnijaya                                                                                                                                                                      aksara: Bali; cara penulisan: digurat
                                     Lempuyang , Gunung Andakasa, Gunung Watukaru, Gunung Beratan,     di Lempuyang. Dalam perjalan ini Mpu Mahameru sempat singgah di                                                                                                                                                                             dari kiri ke kanan; bahan: daun lontar;
                                     Gunung Mangu dan Gunung Tulukbiyu. Babad ini kemudian mengisahkan   wilayah masyarakat Bali Aga, lalu memberikan nasehat serta petuah pada                                                                                                  42.                                                               bahasa: Kawi; bentuk teks: prosa;
                                     perjalanan putra-putra Bhatara Hyang Gnijaya yaitu Sang Brahmandá   masyarakat Bali Aga. Mpu Mahameru juga menciptakan manusia dari                                                                                                                                                                           subjek: babad.
                                     Pandita, Mpu Mahameru, Mpu Gana,Mpu Kuturan, dan Mpu Pradhah. Sang   sebatang tongkat kayu dari batang Pohon Asam. Jelamaan batang pohon                                                                      BABAD PINATIH VA/10/1134
                                     Brahmanda Pandita menikah dengan Bhatani Manik Gni, Putri Bhatara   Asam menjadi manusia yang kemudian diberi pengetahuan oleh Mpu                                                                                                                                                                            Keterangan lain: pada lembar 1 recto
                                     Hyang Mahadewa di Tolangkir dan berganti nama menjadi Mpu Ghnijaya.   Mahameru, kemudia diberi nama Mpu Kamareka. Mpu Kamareka kemudian                                                                                                                                                                       di ujung kiri terdapat penanggalan 18-
                                     Pernikahan beliau menurunkan Mpu Ktek, Mpu Kananda, Mpu Wirajnana,   menikah dan istrinya melahirkan putra dan putri yang diberi nama Ki Kayu                                                                                                                                                                 9-1933, di ujung kanan terdapat tulisan
                                     Mpu Withadharma, Mpu Ragarunting, Mpu Preteka, Mpu Dangka yang    Ireng dan Ni Kayu Ayu Cemeng. Kedua putra-putri ini dinikahkan karena                                                                                                                                                                       berhuruf Latin yang ditulis dengan
                                     kemudian dikenal dengap Pasek Sanak Pitu.                                                                                                                                                                                                                                                                     pensil “Babad Pinatih, toeroenan dari
                                                                                                       mereka adalah jodoh yang dilahirkan dalam satu rahim. Setelah menikah
                                     Babad ini juga memuat keberadaan seorang raja bernama Detya Karna   Ki Kayu Ireng bergelar Mpu Ghnijaya Kayu Ireng, gelar ini adalah anugrah                                                                                                                                                                  lontarnja Ida Anak Agoeng Negara
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Boeleleng, ditoeroen oleh I Kt. Tantra
                                     Pati dengan abiseka Sri Jayapangus yang berkedudukan di Balingkang.   dari Bhatara Brahma. Mpu Kamareka kemudian memberikan berbagai                                                                                                                                                                          dari Boengkoelan (Sawan)”.
                                     Selama beliau memegang tampuk pemerintahan, Bali amat aman, tenteram   petuah kepada putranya mengenai hak serta kewajibannya beserta kelak
                                     dan segala usahanya selalu berhasil. Setelah meninggal Sri Jayapangus,   keturunan-keturunan Mpu Kamareka. Mpu Kamareka juga menjelaskan                                                                                                                                                                      Pengarang/penyalin: I Ktoet Tantra
                                     kekuasaan pulau Bali beralih ke tangan Raja Mayadanawa. Konon Raja   aturan upacara-upacara serta tempat-tempat suci bagi seluruh keturunannya
                                     Mayadanawa adalah raja yang dikirim oleh para dewa yang kemudian   kelak.
                                     berkedudukan di Bedahulu didampingi seorang patih yang amat terkenal
















                 266                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         267
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282