Page 278 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 278

RINGKASAN ISI BABAD

 Babad ini memuat tentang mitologi awal keberadaan pulau Bali serta   bernama Kala Wong dan pusat pemerintahannya terletak di Batànar (
 mengungkapkan mitologi keberadaan manusia serta proses belajar   Pejeng). Mayadewa memerintah dengan keserakahan dan tamak sehingga                    Tempat penyimpanan: keropak; asal:
 manusia sebagai hasil ciptaan para dewa. Perihal awal keberadaan   para dewa menghukumnya. Kemudian Bali berada di bawah kepemimpinan                  salinan dari lontar milik Ida Anak
 pulau Bali dari keprihatinan Bhatara Hyang Pasupati karena pulau Bali   Sri Aji Masula Masuli yang merupakan pasangan raja-permaisuri kembar           Agoeng Negara Boeleleng; keadaan:
 yang selalu berbenturan dengan Selaparang (Lombok). Oleh karena itu   buncing.                                                                         baik; ukuran: 50,6 cm x 3,8 cm; ruang
 untuk menghindari hal tersebut Bhatara Hyang Pasupati dengan segala   Babad ini kemudian mengisahkan kehidupan masyarakat Bali Aga yang                tulisan: 42,7 cm x 3,8 cm; tebal: 4
 kekuatannya memotong gunung Mahameru di Jambudwipa dan meletakkan   diajarkan berbagai keahlian oleh para dewata sehingga mereka mampu                 lembar; jumlah halaman: 8 halaman;
 potongannya di Bali dan Seleparang. Pemotongan Gunung Mahameru   membangun peradaban. Diceriterakan Mpu Mahameru turun ke Bali                         jumlah baris per halaman: 4 baris;
 ini yang konon menjadi beberapa gunung di Bali diantaranya Gunung   hendak menghadap Bhatara Putrajaya di Tolangkir dan Bhatara Ghnijaya               aksara: Bali; cara penulisan: digurat
 Lempuyang , Gunung Andakasa, Gunung Watukaru, Gunung Beratan,   di Lempuyang. Dalam perjalan ini Mpu Mahameru sempat singgah di                        dari kiri ke kanan; bahan: daun lontar;
 Gunung Mangu dan Gunung Tulukbiyu. Babad ini kemudian mengisahkan   wilayah masyarakat Bali Aga, lalu memberikan nasehat serta petuah pada   42.       bahasa: Kawi; bentuk teks: prosa;
 perjalanan putra-putra Bhatara Hyang Gnijaya yaitu Sang Brahmandá   masyarakat Bali Aga. Mpu Mahameru juga menciptakan manusia dari                    subjek: babad.
 Pandita, Mpu Mahameru, Mpu Gana,Mpu Kuturan, dan Mpu Pradhah. Sang   sebatang tongkat kayu dari batang Pohon Asam. Jelamaan batang pohon   BABAD PINATIH VA/10/1134
 Brahmanda Pandita menikah dengan Bhatani Manik Gni, Putri Bhatara   Asam menjadi manusia yang kemudian diberi pengetahuan oleh Mpu                     Keterangan lain: pada lembar 1 recto
 Hyang Mahadewa di Tolangkir dan berganti nama menjadi Mpu Ghnijaya.   Mahameru, kemudia diberi nama Mpu Kamareka. Mpu Kamareka kemudian                di ujung kiri terdapat penanggalan 18-
 Pernikahan beliau menurunkan Mpu Ktek, Mpu Kananda, Mpu Wirajnana,   menikah dan istrinya melahirkan putra dan putri yang diberi nama Ki Kayu          9-1933, di ujung kanan terdapat tulisan
 Mpu Withadharma, Mpu Ragarunting, Mpu Preteka, Mpu Dangka yang   Ireng dan Ni Kayu Ayu Cemeng. Kedua putra-putri ini dinikahkan karena                 berhuruf Latin yang ditulis dengan
 kemudian dikenal dengap Pasek Sanak Pitu.                                                                                                              pensil “Babad Pinatih, toeroenan dari
 mereka adalah jodoh yang dilahirkan dalam satu rahim. Setelah menikah
 Babad ini juga memuat keberadaan seorang raja bernama Detya Karna   Ki Kayu Ireng bergelar Mpu Ghnijaya Kayu Ireng, gelar ini adalah anugrah           lontarnja Ida Anak Agoeng Negara
                                                                                                                                                        Boeleleng, ditoeroen oleh I Kt. Tantra
 Pati dengan abiseka Sri Jayapangus yang berkedudukan di Balingkang.   dari Bhatara Brahma. Mpu Kamareka kemudian memberikan berbagai                   dari Boengkoelan (Sawan)”.
 Selama beliau memegang tampuk pemerintahan, Bali amat aman, tenteram   petuah kepada putranya mengenai hak serta kewajibannya beserta kelak
 dan segala usahanya selalu berhasil. Setelah meninggal Sri Jayapangus,   keturunan-keturunan Mpu Kamareka. Mpu Kamareka juga menjelaskan               Pengarang/penyalin: I Ktoet Tantra
 kekuasaan pulau Bali beralih ke tangan Raja Mayadanawa. Konon Raja   aturan upacara-upacara serta tempat-tempat suci bagi seluruh keturunannya
 Mayadanawa adalah raja yang dikirim oleh para dewa yang kemudian   kelak.
 berkedudukan di Bedahulu didampingi seorang patih yang amat terkenal
















 266  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         267
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283