Page 43 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 43

Tempat penyimpanan: keropak 63; asal
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           naskah: membeli; keadaan naskah:
                                     Babad ini menceritakan sejarah keturunan keluarga kerajaan Tabanan.   menjadi dua bagian. Namun pasca keduanya wafat, kekuasaan diambil alih                                                                                                                                                                  baik; ukuran naskah: 50 cm x 3,8 cm;
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   ruang tulisan: 42,1 cm x 3,4 cm; tebal
                                     Awal babad mengisahkan Sira Bhatara Arya Damar dari Majapahit     oleh Ki Gusti Alit Dawuh. Setelah Ki Gusti Alit Dawuh wafat, kerajaan                                                                                                                                                                       naskah: 92 lembar; jumlah halaman:
                                     diperintahkan untuk memerintah Palembang, Bhatara Arya Kenceng yang   dipimpin oleh putra tertua beliau dengan gelar Ida Cokorda Tabanan.                                                                                                                                                                     104 halaman (1 halaman kosong);
                                     kemudian diperintahkan datang ke Bali untuk menjaga ketentraman Bali.   Selanjutnya kerajaan Tabanan dipimpin oleh Ki Gusti Ngurah Sekar yang                                                                                                                                                                 jumlah baris per halaman: 1v sampai
                                     Bhatara Arya Kenceng beristana di desa Pucangan. Batas-batas wilayah   bergelarkan Batara Ida Cokorda Sekar Ratu Singasana. Beliau memiliki adik                                                                                                                                                              91v 4 baris, 92r 3 baris, 92v kosong;
                                     kekuasaannya yaitu : timur Yeh Panahan , barat Yeh Sapwan , utara Gunung   tiri bernama Ida Ki Gusti Ngurah Gede, yang meninggalkan istana karena                                                                                                                                                             aksara: Bali; cara penulisan: digurat
                                     Batukaru , selatan desa Kerambitan , Blungbang , Tangun Titi dan Bajera.   tidak mendapatkan kepuasaan dalam memimpin. Adiknya dibuatkanlah                                                                                                                                                                   dari kiri ke kanan; bahan naskah: daun
                                     Mulai tahun caka 1256 dilakukan pembuatan tanah kearah timur dari   sebuah kerajaan bari di wilayah Kerambitan. Setelah dinobatkan menjadi                                                                                                                                                                    lontar; bahasa: Kawi; bentuk teks:
                                     istana yang dinamakan “Taman Sari”.Selama pemerintahan Bhatara Artha   raja di Kerambitan beliau bergelar Ida Cokorda Gede Banjar. Stelah Ida                                                                                                                                                                 prosa; subjek: babad; umur naskah: 79
                                     Kenceng Negara Tabanan menjadi sejahtera dan aman.
                                                                                                       Cokorda Sekar wafat,beliau digantikan oleh putra tertuanya yang bernama                                                                                                                                                                     tahun.
                                     Bhatara Arya Kenceng kemudian digantikan oleh putra mahkotanya, Sri   Ida Ki Gusti Ngurah Gede,bergelar Ida Cokorda Gede Ratu Singasana.                                                                                                                                                                      Keterangan lain: pada lampiran sampul
                                     Magadanata yang bergelar Sri Ngurah Tabanan.pada waktu pemerintahan   Setelah beliau wafat digantikan oleh adiknya Ki Gusti Ngurah Made Rai.                                                                                                 3.                                                               depan bagian ujung kiri terdapat
                                     Magadanata Negara Tabanan dalam keadaan aman berkat kewibaan dan   Setelah pemerintahan beliau,digantikan oleh Kyai Burwan,karena putra-                                                                                                                                                                      penanggalan 28/2-1940. Selanjutnya
                                     kesaktianya. Sri Magadanata kemudian memperistri seorang putri tetua   putra terdekat Ida Cokorda Made Rai semuanya telah meninggal.                                                                 BABAD ARYA TABANAN VA/1792/13                                                                            terdapat kode No Va. 1792/13. //
                                     adat di Pucangan dan memiliki seorang putra bernama Kyai Pucangan dan   Kyai Burwan yang memegang tahtah kerajaan kemudian melakukan                                                                                                                                                                          babad∙ °āryya tabanan∙ // druwen∙
                                     diberi gelar Arya Ketut Notor Wandira. Kyai Pucangan mendapat perintah   penyerangan ke wilayah Penebel yang dikuasai oleh Ida Cokorda Penebel                                                                                                                                                                gĕdoŋ kirtya. 1-92. Di sisi kanan
                                     untuk menggantikan pamannya, Ang Lurah Tegeh Kori untuk menjadi raja   yang merupakan saudara dari Ida Cokorda Made Rai. Karena Ida Cokorda                                                                                                                                                                   terdapat tulisan: “Babad ārya Tabanan,
                                     di Negara Badung. Stelah Kyai Pucarangan wafat kemudian digantikan   Penebel mendapat dukungan dari rakyatnya, akhirnya Kyai Burwan beserta                                                                                                                                                                   toeroenan dari lontar kepoenjaan
                                     oleh putra tertuanya bergelar Sang Arya Ngurah Pemayun. Sang Arya   pengikutnya dapat ditumpas, sehingga Negara kembali dalam keadaan                                                                                                                                                                         I Goesti Ngoerah Oka, Krambitan
                                     Ngurah Pemayun kemudian digantikan oleh kedua putranya Ki Gusti Wayan   aman dibawah pemerintahan Ki Gusti Ngurah Rai. Setelah pemerintahan Ki                                                                                                                                                                (Tabanan), ditoeroen di kantor Kirtya
                                     Pamadekan dan Ki Gusti Made Pamadekan. Keduanya lalu mendapat tugas   Gusti Ngurah Rai beberapa keturunannya melakukan perebutan kekuasaaan                                                                                                                                                                   oleh I Ktoet Kadjeng”.
                                     dari Dalem Dimade untuk berperang ke Jawa, namun keduanya mengalami   sehingga kerajaan menjadi kacau. Kerajaan Tabanan kembali pulih setelah
                                     kekalahan. Ki Gusti Wayan Pamadekan diambil oleh Raja Mataram dipakai   berada di bawahh pimpinan Sang Arya Angrungrah Tabanan yang bergelar                                                                                                                                                                  Kolofon: puput sinurāt∙ riŋ dinā, bu, ka,
                                     menantu,sedangkan Ki Gusti Made Pamadekan melarikan diri hingga   Arya Ngurah Agung Tabanan Ratu Singasana. Setelah beliau wafat Kerajaan                                                                                                                                                                     matal∙, paŋ, piŋ, 7, śaśīḥ jyeṣṭā, raḥ, 2,
                                     sampai ke Bali dan kembali tenah leluhurnya menjadi pengara di Tabanan   Tabanan dipimpin oleh putra beliau Ki Gusti Ngurah Rai Perang yang                                                                                                                                                                   tĕŋ, 6, pawilaṅan hiśakāwarṣā, 1862.
                                     dengan gelar Dangrurah Tabanan. Pemerintahan pasca Danglurah Tabanan   bergelar Ida Cokorda Rai Tabanan Ratu Singasana.                                                                                                                                                                                       Hantuk hida pḍaṇḍa gḍe pamaron∙, riŋ
                                     meninggal menjadi kacau karena kekuasaan berada di bawah keturunannya                                                                                                                                                                                                                                         griyāguŋ manārā, riŋ muṅgu. Dawĕg∙
                                     yaitu Ki Gusti Mal Kangin dan Kyai Made Dalang. Kerajaan terpecah                                                                                                                                                                                                                                             guŋ hampurā °akṣarā kasasar // 0 //
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pengarang/penulis: I Ktoet Kadjeng












                 32                  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         33
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48