Page 44 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 44
Tempat penyimpanan: keropak 63; asal
RINGKASAN ISI BABAD naskah: membeli; keadaan naskah:
Babad ini menceritakan sejarah keturunan keluarga kerajaan Tabanan. menjadi dua bagian. Namun pasca keduanya wafat, kekuasaan diambil alih baik; ukuran naskah: 50 cm x 3,8 cm;
ruang tulisan: 42,1 cm x 3,4 cm; tebal
Awal babad mengisahkan Sira Bhatara Arya Damar dari Majapahit oleh Ki Gusti Alit Dawuh. Setelah Ki Gusti Alit Dawuh wafat, kerajaan naskah: 92 lembar; jumlah halaman:
diperintahkan untuk memerintah Palembang, Bhatara Arya Kenceng yang dipimpin oleh putra tertua beliau dengan gelar Ida Cokorda Tabanan. 104 halaman (1 halaman kosong);
kemudian diperintahkan datang ke Bali untuk menjaga ketentraman Bali. Selanjutnya kerajaan Tabanan dipimpin oleh Ki Gusti Ngurah Sekar yang jumlah baris per halaman: 1v sampai
Bhatara Arya Kenceng beristana di desa Pucangan. Batas-batas wilayah bergelarkan Batara Ida Cokorda Sekar Ratu Singasana. Beliau memiliki adik 91v 4 baris, 92r 3 baris, 92v kosong;
kekuasaannya yaitu : timur Yeh Panahan , barat Yeh Sapwan , utara Gunung tiri bernama Ida Ki Gusti Ngurah Gede, yang meninggalkan istana karena aksara: Bali; cara penulisan: digurat
Batukaru , selatan desa Kerambitan , Blungbang , Tangun Titi dan Bajera. tidak mendapatkan kepuasaan dalam memimpin. Adiknya dibuatkanlah dari kiri ke kanan; bahan naskah: daun
Mulai tahun caka 1256 dilakukan pembuatan tanah kearah timur dari sebuah kerajaan bari di wilayah Kerambitan. Setelah dinobatkan menjadi lontar; bahasa: Kawi; bentuk teks:
istana yang dinamakan “Taman Sari”.Selama pemerintahan Bhatara Artha raja di Kerambitan beliau bergelar Ida Cokorda Gede Banjar. Stelah Ida prosa; subjek: babad; umur naskah: 79
Kenceng Negara Tabanan menjadi sejahtera dan aman.
Cokorda Sekar wafat,beliau digantikan oleh putra tertuanya yang bernama tahun.
Bhatara Arya Kenceng kemudian digantikan oleh putra mahkotanya, Sri Ida Ki Gusti Ngurah Gede,bergelar Ida Cokorda Gede Ratu Singasana. Keterangan lain: pada lampiran sampul
Magadanata yang bergelar Sri Ngurah Tabanan.pada waktu pemerintahan Setelah beliau wafat digantikan oleh adiknya Ki Gusti Ngurah Made Rai. 3. depan bagian ujung kiri terdapat
Magadanata Negara Tabanan dalam keadaan aman berkat kewibaan dan Setelah pemerintahan beliau,digantikan oleh Kyai Burwan,karena putra- penanggalan 28/2-1940. Selanjutnya
kesaktianya. Sri Magadanata kemudian memperistri seorang putri tetua putra terdekat Ida Cokorda Made Rai semuanya telah meninggal. BABAD ARYA TABANAN VA/1792/13 terdapat kode No Va. 1792/13. //
adat di Pucangan dan memiliki seorang putra bernama Kyai Pucangan dan Kyai Burwan yang memegang tahtah kerajaan kemudian melakukan babad∙ °āryya tabanan∙ // druwen∙
diberi gelar Arya Ketut Notor Wandira. Kyai Pucangan mendapat perintah penyerangan ke wilayah Penebel yang dikuasai oleh Ida Cokorda Penebel gĕdoŋ kirtya. 1-92. Di sisi kanan
untuk menggantikan pamannya, Ang Lurah Tegeh Kori untuk menjadi raja yang merupakan saudara dari Ida Cokorda Made Rai. Karena Ida Cokorda terdapat tulisan: “Babad ārya Tabanan,
di Negara Badung. Stelah Kyai Pucarangan wafat kemudian digantikan Penebel mendapat dukungan dari rakyatnya, akhirnya Kyai Burwan beserta toeroenan dari lontar kepoenjaan
oleh putra tertuanya bergelar Sang Arya Ngurah Pemayun. Sang Arya pengikutnya dapat ditumpas, sehingga Negara kembali dalam keadaan I Goesti Ngoerah Oka, Krambitan
Ngurah Pemayun kemudian digantikan oleh kedua putranya Ki Gusti Wayan aman dibawah pemerintahan Ki Gusti Ngurah Rai. Setelah pemerintahan Ki (Tabanan), ditoeroen di kantor Kirtya
Pamadekan dan Ki Gusti Made Pamadekan. Keduanya lalu mendapat tugas Gusti Ngurah Rai beberapa keturunannya melakukan perebutan kekuasaaan oleh I Ktoet Kadjeng”.
dari Dalem Dimade untuk berperang ke Jawa, namun keduanya mengalami sehingga kerajaan menjadi kacau. Kerajaan Tabanan kembali pulih setelah
kekalahan. Ki Gusti Wayan Pamadekan diambil oleh Raja Mataram dipakai berada di bawahh pimpinan Sang Arya Angrungrah Tabanan yang bergelar Kolofon: puput sinurāt∙ riŋ dinā, bu, ka,
menantu,sedangkan Ki Gusti Made Pamadekan melarikan diri hingga Arya Ngurah Agung Tabanan Ratu Singasana. Setelah beliau wafat Kerajaan matal∙, paŋ, piŋ, 7, śaśīḥ jyeṣṭā, raḥ, 2,
sampai ke Bali dan kembali tenah leluhurnya menjadi pengara di Tabanan Tabanan dipimpin oleh putra beliau Ki Gusti Ngurah Rai Perang yang tĕŋ, 6, pawilaṅan hiśakāwarṣā, 1862.
dengan gelar Dangrurah Tabanan. Pemerintahan pasca Danglurah Tabanan bergelar Ida Cokorda Rai Tabanan Ratu Singasana. Hantuk hida pḍaṇḍa gḍe pamaron∙, riŋ
meninggal menjadi kacau karena kekuasaan berada di bawah keturunannya griyāguŋ manārā, riŋ muṅgu. Dawĕg∙
yaitu Ki Gusti Mal Kangin dan Kyai Made Dalang. Kerajaan terpecah guŋ hampurā °akṣarā kasasar // 0 //
Pengarang/penulis: I Ktoet Kadjeng
32 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 33