Page 126 - Perdana Menteri RI Final
P. 126

pelajar Indonesia di sini supaya hidup sengsara   MEMIMPIN PERGERAKAN DI INDONESIA                                     bahwa sikap nonkooperatifnya menimbulkan       di  mata  anggota  Bung  Hatta  yang  menjadi
                           dan menderita, bertentangan dengan hukum                                                                               masalah untuknya. Ia merasakan bahwa ketika    “semangat pembimbing” partai baru itu. 104
                                                                          PNI BARU DAN PENDIDIKAN POLITIK
                           dan berdosa”. 97                                                                                                       ia  berkeliling  di  Singapura,  polisi  rahasia
                                                                                                                                                                                                 Dalam  karangannya  di  Daulat Ra’ jat  no.  36,
                                                                          Akibat  aktivitas  politiknya  di  negeri  Belanda,                     membuntuti dirinya. Sesampainya di Tanjung
                           Dalam menutup pledoinya, Hatta percaya                                                                                                                                tanggal 10 September 1932 berjudul “Pendirian
                                                                          studi Hatta di Rotterdam terpaksa mundur                                Priok, polisi memeriksa barang bawaannya,
                           bahwa “Sinar merah masa datang sudah mulai                                                                             terutama 16 peti besi berisi buku-buku koleksinya   Kita”, Hatta menuliskan sebabnya masuk
                                                                          hingga sebelas tahun dari waktu normal
                           menyingsing sekarang. Kami menghormati                                                                                 selama  di  Belanda.  Karena  buku-buku yang   ke PNI baru dan menjelaskan dasar dari
                                                                          yang biasanya selesai lima tahun. Dalam
                           itu sebagai datangnya hari baru”. Para pemuda                                                                          dibawa Hatta begitu banyak, polisi pelabuhan   organisasi tersebut. Menurut Hatta, PNI baru
                                                                          proses penyelesaian doktornya, Hatta masih
                           Indonesia memiliki tugas untuk mengemudikan    memikirkan situasi politik di tanah air, terutama                       membutuhkan waktu tiga hari untuk memeriksa    belumlah sebuah partai, tapi sebuah organisasi
                                                                                                                                                                                                 bagi kaum daulat rakyat: “Pendidikan! Bukan
                           ke jurusan yang benar agar dapat mempercepat   bagaimana nasib pergerakan nasional pasca                               barang bawaannya. Semua bukunya bisa lolos
                                                                                                                                                                                                 atau belum lagi partai, bukan karena khilaf
                           datangnya hari baru itu. Ia menambahkan        penggembosan yang dilakukan oleh pemerintah                             kecuali koleksi majalah  Indonesia Merdeka
                                                                                                                                                                                                 atau curiga diambil nama “pendidikan”,
                           “mudah-mudahan rakyat Indonesia merasa         kolonial terhadap Partai Nasional Indonesia                             yang  disita  oleh  mereka. Untungnya,  majalah
                                                                                                                                                                                                                           105
                           merdeka di bawah langitnya dan mudah-          (PNI) dan para penggeraknya. Membaca                                    itu sudah diselundupkan sebelumnya kepada      melainkan dengan sengaja”.  Beberapa pihak
                           mudahan mereka menjadi tuan sendiri di         situasi politik pergerakan di tanah air yang                            kenalan Hatta tukang minyak yang bekerja di    menertawakan perkumpulan tersebut, sebagai
                           dalam negara yang dikaruniakan Tuhan kepada    muram, Hatta meminta Sjahrir, mahasiswa                                 kapal Rotterdamse Llyod sehingga dapat masuk   “sekolah-sekolahan”. Meskipun begitu, Hatta
                                  98
                           mereka”.  Ia menutup pidato pembelaannya       hukum di Universitas Amsterdam, untuk                                   dengan selamat di Jakarta. 102                 mengatakan bahwa memang orang-orang di
                                                                                                                                                                                                 dalam PNI baru ingin “bersekolah” dahulu,
                           tersebut dengan mengutip kata-kata seorang     pulang mendirikan sebuah organisasi Golongan
                                                                                                                                                  Di Jakarta, Hatta beruntung memiliki famili yang   bersekolah untuk membentuk budi dan pekerja,
                           penyair Perancis, René de Clerq: “Daar is maar   Merdeka yang kemudian diberi nama Pendidikan
                                                                                                                                                  kaya dan mendukung aktivitas pergerakannya.    bersekolah untuk memperkuat iman, bersekolah
                                                                          Nasional Indonesia atau PNI baru. Hatta
                           een land, dat mijn land kan zijn, het groeit naar
                                                                                                                                                  Ia tinggal dengan kakak iparnya dan buku-      untuk memperkuat pengetahuan. Sifat dari
                                                                          mempercayai Sjahrir sebab anak muda cerdas
                           de daad, en die daad is mijn” (Hanya satu tanah
                                                                                                                                                  bukunya ditempatkan di rumah pamannya yang     organisasi baru ini memang pendidikan, karena
                                                                          itu memiliki pemikiran yang sama dengannya.
                           yang dapat disebut Tanah Airku, ia berkembang
                                                                                                                                                  juga menjadi ruangan kerjanya. Hatta mulanya
                                                                          Ditambah, Sjahrir adalah seorang pemimpin                                                                              memang tujuan dari didirikan organisasi ini
                           dengan usaha, dan usaha itu adalah usahaku). 99                                                                        diminta menjadi sekretaris direksi oleh Etek                          106
                                                                          muda yang memiliki pengikut di Bandung saat                                                                            adalah mendidik diri kita.  Politik, bagi Hatta,
                                                                                                                                                  Ayub, Etek Djohan, dan Etek Djohor untuk       adalah terutama mengenai pendidikan, sebab
                           Pembelaan para advokat dan para anggota PI     menjabat sebagai ketua Pemuda Indonesia dan
                                                                                                                                                  mengurus bisnisnya, tetapi ia menolak karena   kalau rakyat tidak memiliki pemahaman, politik
                           akhirnya berhasil. Pengadilan memutuskan       ia punya pengalaman di serikat buruh Belanda
                                                                                                                                                  waktunya akan dihabiskan sepenuhnya dalam      dalam pengertian biasa tidak dapat dijalankan.
                           bahwa Hatta dan kawan-kawannya dinyatakan      ketika bekerja paruh waktu di bawah Edo
                                                                                                                                                  pergerakan kemerdekaan. Hatta segera aktif
                                                                          Fimmen, di sekretariat Serikat Buruh Angkutan                                                                          Oleh sebab itu, pendidikan yang jelas dengan
                           tidak  bersalah  dari  semua  tuduhan.  Keputusan
                                                                                                                                                  dalam mencurahkan waktunya di politik dengan
                                                                                      101
                                                                          Internasional.  Hatta dan Sjahrir melihat                                                                              kurikulum yang sistematis dan bahan-bahan
                           ini diterima dengan meriah oleh berbagai
                                                                                                                                                  membagi waktunya tiap minggu, empat hari di
                                                                          urgensi pembuatan organisasi baru yang dapat                                                                           yang jelas diperlukan untuk memberikan didikan
                           kalangan di Belanda, terutama oleh SDAP,                                                                               Jakarta dan tiga hari di Bandung karena Bandung
                                                                          melanjutkan masa depan pergerakan nasional.                                                                            yang sempurna.
                           yang merupakan partai politik kedua terbesar                                                                           adalah markas utama dari PNI baru.  Di
                                                                                                                                                                                       103
                                                                          Selain  itu,  organisasi baru  ini  dalam bayangan
                           di Belanda waktu itu. Beberapa orang anggota                                                                           Jakarta, Hatta membagi waktu antara membaca,   Dasar dari pendidikan PNI baru adalah
                                                                          keduanya memiliki konsep, tujuan, dan model
                           PI sering diminta berpidato dalam rapat-                                                                               mempersiapkan tulisan, bertemu dengan rekan-   kedaulatan rakyat. Pesan-pesan mengenai
                                                                          pengorganisasian politik yang berbeda dari PNI.
                           rapat umum, Hatta sendiri diminta berbicara                                                                            rekannya di PNI baru, dan mampir ke kantor     kedaulatan rakyat itu berusaha disampaikan
                           di Amsterdam. Pledoi Hatta yang panjang        Hatta kembali ke Indonesia tanggal 20 Juli 1932                         administrasi dan redaksi Daulat Ra’ jat, majalah   melalui jurnal mereka Daulat Ra’ jat semenjak
                           itu akhirnya diterbitkan menjadi buku dan      dari Rotterdam, melewati Paris dan Genoa.                               dari PNI baru. Meskipun pada awalnya, Sjahrir   ia berdiri. Kedaulatan rakyat menjadi inti tujuan
                           menjadi bacaan standar bagi kelompok pemuda    Dari Genoa, ia menumpang kapal Jerman ke                                yang  terpilih  memimpin  PNI  baru,  menurut   dari PNI baru karena nasib rakyat sampai saat
                                                                   100
                           pergerakan dan kelompok studi di Indonesia.    Singapura. Di Singapura, Hatta merasakan                                Burhanuddin, salah seorang pengurus partai,    itu belum ditentukan oleh diri mereka sendiri,


                           114   PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  115
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131