Page 128 - Perdana Menteri RI Final
P. 128

baik secara sosial-politik maupun ekonomi.     pokok ujian adalah (1) sejarah umum Indonesia,                          dalam kursus-kursus sebelumnya kepada kader-   adalah pecatan (royer) dari organisasi mereka
                           Oleh sebab itu, melalui pendidikan diharapkan   terutama mengetahui perbedaan antara politik                           kader PNI baru. Menurut Hatta dalam brosur     sebelumnya sehingga partai Hatta sebaiknya

                           rakyat mengetahui situasi dan kondisi yang     kooperasi dan nonkooperasi (2) imperialisme                             tersebut, ada tiga alternatif yang dapat dipilih   dinamakan PRI (Partai Royeran Indonesia).
                           mereka hadapi dan mengapa mereka harus         dan pertumbuhannya (3) kapitalisme dan                                  Indonesia untuk sistem pemerintahannya di      Namun, editorial Daulat Ra’ jat menyanggahnya
                           berjuang  menegakkan  kedaulatan  mereka.      perkembangannya     (4)   kolonialisme   (5)                            masa depan: pemerintahan oleh aristokrasi,     dengan menyatakan bahwa PNI baru tidak
                                                                                          111
                           Menurut  Hatta,  “kemerdekaan  Indonesia       kedaulatan rakyat.                                                      pemerintahan oleh kaum terdidik, dan           pernah  meremehkan  partai-partai  Islam  di
                                                                                                                                                                           112
                           tidak dapat dicapai  oleh  pemimpin-pemimpin                                                                           pemerintahan oleh rakyat.  Ia berpendapat      Minangkabau, seperti Permi dan PSII, tetapi
                                                                          Dalam daftar bacaan yang diberikan oleh
                           saja, melainkan oleh usaha dan keyakinan                                                                               bahwa kaum aristokrat jelas mendukung          PNI baru berhak memiliki pandangannya
                                                                          PNI baru, meskipun Hatta dan Sukarno
                           rakyat yang banyak. Nasib rakyat Indonesia                                                                             Belanda dan ingin mempertahankan status quo
                                                                                                                                                                                                 sendiri mengenai gerakan yang dijalankan.
                                                                    107
                           tergenggam di dalam tangan rakyat sendiri”.    berbeda orientasi dan pengorganisasian dalam                            mereka sebagai penguasa. Sementara itu, kaum
                                                                                                                                                                                                 PNI baru tidak menjelek-jelekkan dasar PSII,
                                                                          membangun pergerakan politik, namun Hatta
                           Mendidik rakyat agar dalam diri mereka timbul                                                                          terpelajar merasa bahwa mereka memiliki hak
                                                                                                                                                                                                 yaitu Islam, dan dasar Permi, yaitu Islam dan
                                                                          mendorong para kader membaca tulisan
                           semangat merdeka adalah pekerjaan PNI baru                                                                             untuk memerintah Indonesia merdeka karena
                                                                                                                                                                                                 nasionalisme. PNI baru memiliki keyakinan
                           yang utama. Namun, pekerjaan itu tidak mudah   Sukarno Indonesia Menggugat. Sebabnya adalah                            kapasitas dan keahlian mereka. PNI baru
                                                                                                                                                                                                 terhadap prinsipnya sendiri, yaitu nasionalisme
                           dan lekas tercapai.                            tulisan tersebut memang mendeskripsikan                                 mendorong pemerintahan ke arah pemerintahan
                                                                                                                                                                                                 dan kedaulatan rakyat.
                                                                          mengenai situasi penjajahan yang dialami oleh                           kedaulatan rakyat. Menurutnya, pemerintahan
                           Demokrasi dan agitasi, menurut Hatta, adalah   Indonesia dan cita-cita kemerdekaan Indonesia.                          ini dapat dicapai dengan menggabungkan         Perbedaan pandangan antara PNI baru dan
                           mudah karena tidak bekerja dan usaha terus     Hatta menyadari bahwa teks itu adalah teks                              demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.       PNI lama, yang kemudian banyak anggotanya
                           menerus. Agitasi mampu membangkitkan           yang penting yang lahir dari pembelaan seorang                          Indonesia harus mendahulukan semangat kerja    hijrah  bergabung  ke  Partindo  setelah  PNI
                           semangat orang banyak, namun ia alpa dalam     tokoh  pergerakan  nasional utama Indonesia                             sama rakyat untuk memajukan kesejahteraan      dibubarkan, merupakan warna dari pergerakan
                           membentuk pikiran orang banyak. Agitasi baik   mengenai dasar Indonesia untuk merdeka.
                                                                                                                                                  rakyat.  Tak  lama  kemudian  setelah  terbit
                                                                                                                                                                                                 kemerdekaan di awal tahun 1930-an. Meskipun
                           sebagai pembuka jalan, namun menurut Hatta     Oleh sebab itu, Hatta mendorong teks tersebut
                                                                                                                                                  brosus Hatta tersebut, Sukarno tak mau kalah
                                                                                                                                                                                                 Hatta dan Sukarno dikenal sebagai dwitunggal,
                           “didikan membimbing rakyat ke organisasi! Sebab
                                                                          menjadi bacaan wajib bagi kader-kader baru                              menerbitkan makalah “Mencapai  Indonesia       namun hubungan mereka diwarnai oleh
                                                             108
                           itu usaha kita sekarang: pendidikan!”.  Hatta
                                                                          organisasi PNI baru.                                                    Merdeka”.
                                                                                                                                                                                                 persahabatan dan perdebatan. Perbedaan
                           turun langsung berkeliling ke berbagai wilayah
                                                                                                                                                                                                 pandangan kedua tokoh tersebut dalam
                           di Indonesia untuk memberikan kursus kepada    Di bulan Oktober 1932, Hatta mengunjungi                                Kedatangan Hatta di Minangkabau dalam
                                                                                                                                                                                                 membangun gerakan, misalnya, mempengaruhi
                           kader-kader PNI baru. Kader-kader yang dididik   kampung halamannya di Sumatera Barat.                                 mempopulerkan PNI baru tidak seluruhnya
                           dalam kursus-kursus ini diharapkan agar dapat   Tujuan Hatta pulang kampung adalah selain                              berjalan  lancar. Selain  memang aktivitas     cara organisasi mereka bekerja dan bagaimana
                           menjadi penghubung antara pemimpin pusat       menemui  keluarga,  ia akan mengunjungi                                 politiknya dimata-matai oleh pemerintah,       membangun pergerakan. Ditambah lagi,
                           dan  rakyat.  Untuk  membentuk kader-kader     beberapa cabang PNI baru di Sumatera Barat,                             organisasi barunya dikritik oleh pihak         di awal tahun 1930-an, keduanya berdebat
                                     109
                           yang memiliki basis pengetahuan yang cukup     yaitu di Bukittinggi, Padang Panjang, dan                               Persatuan  Muslimin  Indonesia  (Permi)  dan   dengan hebat mengenai konsepsi partai kader
                           maka para pendidik wajib membaca beberapa      Padang, serta mempersiapkan cabang baru di                              PSII yang memiliki hubungan erat dengan        atau partai massa juga mengenai nonkooperasi
                           bacaan pokok, yakni Daulat Ra’ jat, Moh. Hatta   Maninjau. Dalam tiap kunjungan ke cabang-                             PNI Sukarno dan Partindo (Partai Indonesia).   dalam pergerakan nasional. Meskipun Hatta
                           Indonesia Vrij dan Tujuan dan Politik Pergerakan   cabang PNI baru ini, Hatta selalu memberikan                        Permi, misalnya, mengkritik dalam harian       mengaggumi ketokohan Sukarno dan Sukarno
                           Nasional di Indonesia, serta Sukarno  Indonesia   sedikit pandangan mengenai organisasinya.                            Tjaja Sumatera bahwa PNI baru adalah partai    mengakui kecerdasan Hatta, kedua tokoh itu
                                     110
                           Menggugat.  Selain itu, para kader harus       Yang tidak kalah pentingnya adalah dalam                                kecil yang tiap cabangnya hanya memiliki       tidak segan saling bertukar kritik dan pendapat
                                                                                                                                                                  113
                           melalui serangkaian ujian yang diselenggarakan   mudiknya ini ia mempersiapkan brosur “Ke                              delapan anggota.  Selain itu, para pendiri     dalam  membangun  politik  pergerakan.  Inilah
                           oleh organisasi untuk membentuk pemahaman      Arah Indonesia Merdeka”, yang pokok-pokok                               dan penggerak organisasi tersebut, seperti     yang membuat pergerakan politik Indonesia
                           yang cukup mengenai kedaulatan rakyat. Pokok-  gagasannya sebetulnya sudah Hatta sampaikan                             Hatta, Darwis Thaib, dan Datuk Medan Labih     menjadi dinamis.





                           116   PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  117
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133