Page 133 - Perdana Menteri RI Final
P. 133
Ketika Hatta kembali dari masa studinya yang lebih rapat bersama dilakukan antara kedua tidak terjadi. Kedua partai dan kedua tokoh itu kooperasi dengan pemerintah kolonial
panjang di Belanda, salah satu tokoh yang organisasi ini dan mendatangkan para pengikut saling kritik mengkritik. Terutama mengenai dalam sebuah parlemen palsu yang dibentuk
ditemuinya sebulan sejak kepulangannya adalah PNI baru dan Partindo. Namun, pendirian masalah usul pencalonan Hatta di tweede kamer. untuk menipu rakyat. Tweede kamer tidak
Sukarno di Bandung. Ia belum pernah bertemu kedua belah pihak tidak pernah bertemu. Kantor berita Hindia Belanda, Aneta, secara bertentangan dengan dasar nonkooperasi karena
langsung dengan Sukarno, hanya mengenal Sukarno akhirnya memutuskan memilih keliru menginformasikan bahwa Hatta telah ia adalah sebuah parlemen sah yang dipilih oleh
131
kemasyhuran namanya melalui surat kabar dan Partindo yang mengembangkan cara-cara yang menerima tawaran untuk duduk di parlemen rakyat, bukan dewan jajahan. Dalam parlemen
korespondensi dengan kawan-kawannya di tanah sama dengan PNI: mengadakan vergadering Belanda mewakili Onafhankelijke Socialistisch tersebut, pemerintah dan oposisi sama derajatnya
126
air. Hatta diajak bertemu Sukarno di Bandung besar dan diisi oleh orasi berapi-api. Inilah Partij (OSP). Sukarno dan Partindo kemudian dan oposisi bisa mengkritik dan menentang
oleh Haji Usman, saudara jauh dari Mak Eteb titik tolak perbedaan antara Sukarno dan Hatta membahas masalah ini dengan menyerang imperialisme penguasa. Sedangkan, di tanah
Ayub yang merupakan saudagar muda di toko di mana Hatta lebih mendorong pendidikan Hatta dan PNI baru telah mengubur dalam- jajahan, parlemen buatan itu tidak dapat mengusik
Padang di Kramat, yang tahu bahwa kedua kader daripada penggalangan massa dan dalam prinsip nonkooperasi yang selama ini kedudukan dari pemerintah. Oleh sebab itu,
tokoh muda ini belum pernah bertatap muka. mengutamakan kader terdidik daripada dipengangnya. Disebutkan dalam sebuah artikel maka masuk ke tweede kamer sebetulnya tidak
Hatta tiba di Bandung tanggal 25 September menggantungkan nasib kepada pemimpin. Kritik di Persatuan Indonesia berjudul “Topengnya melanggar prinsip dari nonkooperasi.
1932. Awalnya Hatta datang ke kediaman dari Hatta dan Sjahrir mengenai machtsvorming Drs. Moh. Hatta Terbuka! Pemimpin PNI
Sukarno di Astana Anyar, namun Sukarno (penggalangan kekuatan) massa adalah bahwa Mau Djadi Lid Tweede Kamer! Awas Ra’yat DITANGKAP PEMERINTAH KOLONIAL
sedang tidak ada. Sukarno kemudian menemui kekuatan massa yang sebenarnya tidak akan Indonesia!” bahwa pendiri PNI baru sudah
Depresi ekonomi dan semakin ekspresifnya politik
Hatta di penginapan Hatta di hotel di Jalan terwujud, sedangkan pemimpinnya rentan diminta menjadi anggota Tweede Kamer, badan
pergerakan Indonesia membuat pemerintah
127
Pos Timur pada malam hari. Sukarno datang untuk ditangkap. Apabila para pemimpinnya perwakilan bangsa imperialis Belanda dan
kolonial semakin intens dalam mengawasi
bersama Maskoen, kawan lamanya di PNI yang ditangkap, maka massa yang hanya sekedar koran ini memberitakan bahwa Hatta telah
situasi politik nasional. Gerak-gerik para
130
berpindah ke PNI baru. Sambil minum kopi dan dibangkitkan semangatnya akan mati seketika menerima usulan itu. Padahal sebetulnya
pemimpin partai atau organisasi diawasi secara
teh, kedua tokoh ini bertukar cerita. Sukarno ketika kehilangan pemimpin. Alasannya adalah Hatta sama sekali belum menjawab undangan
ketat oleh polisi kolonial atau intelijen Belanda.
menceritakan pengalamannya di Sukamiskin para anggota tidak memiliki pemahaman tersebut. Namun, polemik mengenai relasi antara Hatta sendiri merasakan bahwa lawatannya
kepada Hatta. Namun, tidak ada pembicaraan mengenai dasar dan cita-cita perjuangan dan nonkooperasi dan duduk di parlemen Belanda di Minangkabau diawasi gerak-geriknya oleh
mengenai persatuan antara Partindo dan PNI juga tidak didik untuk menjadi propagandis, menjadi panjang antara PNI baru dan Partindo.
polisi kolonial. Pemerintah kolonial semakin
baru. menjelaskan sendiri kepada orang sekitarnya keras terhadap politik pergerakan, terutama bila
Partindo menuduh bahwa apabila bergabung
128
mengenai partai yang dibelanya. Sebaliknya, partai atau pemimpinnya menggunakan kata-
Sebetulnya usaha untuk mempersatukan PNI dengan parlemen Belanda tersebut, Hatta
Sukarno mengatakan bahwa pembentukan kata yang dianggap berbahaya oleh mereka. Pada
baru dan Partindo telah diusahakan Sukarno telah melanggar nonkooperasi. Sebabnya, ia
kader-kader yang ketat bermasalah. Kemauan bulan Januari 1933, pengurus cabang PNI baru
melalui Maskoen. Maskoen adalah orang yang mau untuk duduk bersama-sama di dalam
yang datang dari visi harus segera dibangkitkan Surabaya ditangkap oleh pemerintah kolonial
pernah tinggal bersama Sukarno dan istrinya sebuah badan imperialis Belanda. Hatta lalu
129
di tengah-tengah rakyat. Lagipula, penekanan karena mengeluarkan edaran yang memuat
Inggit di Bandung dan sangat mengenal tokoh membalas tuduhan tersebut. Ia mengatakan
terhadap pendidikan kader hanya mendorong kata-kata: “Rakyat Indonesia harus memiliki
PNI tersebut. Ia termasuk tokoh awal PNI yang bahwa ia tidak hanya menolak usulan dari
partai menjadi elitis. semangat revolusioner – dari perbudakan menuju
langsung dimentori oleh Sukarno. Mengetahui OSP, bahkan ia menulis secara analitis bahwa
132
kemerdekaan”.
setelah keluar dari penjara Sukamiskin Maskoen Akhirnya Sukarno dan Hatta jalan sendiri-sendiri, duduk di parlemen Belanda tidak bertentangan
masuk ke PNI baru, Sukarno menyuruhnya masing-masing kukuh dengan pendiriannya. dengan nonkooperasi. Alasannya adalah Sepulangnya dari kunjungan ke Jepang, Hatta
untuk menyelenggarakan rapat-rapat umum Hatta mengatakan bahwa lebih baik meskipun Hatta mengungkapkan bahwa ia tidak pernah merasakan bahwa perlakuan pemerintah
bersama antara PNI baru dan Partindo untuk kedua partai berbeda pandangan namun jangan mengajarkan bahwa nonkooperasi adalah anti- kolonial Belanda terhadap pergerakan rakyat
125
mengupayakan persatuan. Dua bulan kurang saling menyerang. Pada kenyataannya hal itu parlementer. Nonkooperasi tidak menghendaki semakin represif. Ketua PNI baru cabang
120 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 121

