Page 137 - Perdana Menteri RI Final
P. 137

parit, menggali selokan, dan pekerjaan kasar   muncul rasa tidak senang dari beberapa kawan-  menteri Colijn membela diri di parlemen   Pada tanggal 9 Maret 1942, pemerintah Belanda
 146
 lainnya.  Hatta ditawari untuk bekerja sama   kawannya di Digul karena para interniran sering   Belanda dari  kecaman  kaum  sosialis dengan   menyerah  kepada  pasukan  militer  Jepang.
 dengan Belanda sehingga ia bisa memperoleh   menghabiskan waktu dengan mengobrol dan   menyatakan bahwa pembuangan Hatta di   Keruntuhan Belanda berlangsung dengan cepat,
 bantuan sebanyak 7,50 gulden sebulan dan tidak   diskusi.  Digul bukanlah untuk menghancurkannya,   tidak ada pertempuran yang lama dan habis-
 melakukan kerja kuli seperti tahanan werkwillig   tetapi untuk menjauhkannya dari masyarakat   habisan. Menurut Hatta, Indonesia tidak perlu
 Untuk menambah uang sakunya, Hatta
                                  153
 lainnya. Namun, tawaran itu ditolaknya karena   dan  aktivitas politik.   Pemindahan ke  Banda   terlalu gembira menyambut kemenangan Jepang.
 mengirimkan tulisannya untuk berbagai surat
 kalau  ia ingin menjadi kooperator hal  itu bisa   membuat  Hatta  berkesempatan  bertemu  Ia menyadari bahwa Indonesia akan kembali
 kabar, di antaranya adalah  Pemandangan
 dilakukannya semenjak Hatta di Jakarta dan ia   dengan  tokoh-tokoh  pergerakan  lainnya,  berada di bawah kekuasaan asing, perbedaannya
 (Jakarta),  Panji  Islam dan  Pedoman  Masyarakat
 pasti sudah menerima berbagai jabatan penting   seperti Tjiptomangunkusumo dan Iwa Kusuma   adalah bila sebelumnya penjajah berasal dari
 149
 (Medan), dan Adil (Solo).  Beruntungya adalah                                                   155
 daripada bekerja 40 sen sehari. Akhirnya, Hatta   Sumantri. Keadaan Hatta lebih baik di Banda   Barat sekarang berasal dari Timur.  Hatta
 ketika Hatta bersiap ke Digul ia ditemui oleh
 memilih menjadi golongan naturalis yang setiap   karena ia mendapat 75 gulden sebulan dan   belum jelas memutuskan sejauh manakah ia akan
 Saerun, redaktur kepala  Pemandangan, yang
 bulan mendapatkan makanan secara natura dari   dengan uang saku ini ia dapat memperkerjakan   bekerja  sama  dengan Jepang  atau tidak sama
 pemerintah setempat berupa: 18 kg beras, 2 kg   menawarkan dirinya untuk menulis sekali atau   pembantu. Di Banda Neira, Hatta masih   sekali, dan apakah akan ada hukuman baginya
 ikan asin, 300 gram teh, 300 gram kacang hijau,   dua kali sebulan untuk  Pemandangan  dengan   mengadakan kursus mengajar pemuda-pemuda   apabila memutuskan tidak mau bekerja sama
 150
 2/3 limonade minyak kelapa. 147  honorarium sebesar f 5 per kolom.  Hatta   setempat dua kali seminggu. Ia juga tetap rutin   dengan Jepang.
 juga rutin untuk memberikan kursus tentang   menulis bagi surat kabar, antara lain Sin Tit Po,
 Hatta benar-benar harus menjaga mentalnya   berbagai hal, seperti politik, ekonomi, sosiologi,   di bawah pimpinan tokoh Tionghoa Liem Koen   MERUMUSKAN KONSEP NEGARA-
 dari kehidupan Digul yang sunyi dan banyak   sampai filsafat. Dalam pengantarnya di buku   Hian, dan  Nationale Commentaren, pimpinan   BANGSA DI BAWAH BAYANG-BAYANG

 penyakit. Ia membagi waktunya dengan bangun   Alam Pikiran Yunani, Hatta mengatakan bahwa   Sam Ratulangi.  JEPANG
 pagi jam 04.30 lalu menyiapkan sarapan pagi   dalam kondisi yang begitu menindas rohani di
                                                               MELAWAN DARI DALAM
 (biasanya telur dan kopi) dan sembahyang subuh.   Digul belajar filsafat merupakan hal penting   Pada tahun 1941 Perang Pasifik pecah – Hatta
 Biasanya aktivitas ini selesai jam 07.00 pagi   telah memprediksi mengenai hal ini sejak tahun   Perpindahan  kekuasaan  dari  Belanda  ke
 karena “siapa yang hidup dalam dunia pikiran
 lalu  dilanjutkan  jalan-jalan  keliling  kampung   1920-an – dan Belanda tampaknya bingung   Jepang di Indonesia tidak serta merta
 dapat melepaskan dirinya daripada gangguan
 jam 07.30. Setelah berkeliling sekitar 30-40   hidup  sehari-hari  itu”.   Namun, kursus ini   dalam menghadapi perubahan politik di Pasifik   membawa kegembiraan dalam benak Hatta.
 151
 menit ia kembali ke rumah untuk membaca   mengalami hambatan berat akibat serangan   ini. Pada tanggal 1 Februari 1942 Hatta dan   Kekagumannya terhadap penentangan Jepang
 buku. Ia bisa menghabiskan waktu hingga jam   malaria yang menggerogoti kesehatan para siswa   Sjahrir dipindahkan dari Banda Neira ke   atas  Barat  serta  kemampuan  ekonominya  yang
 11.00 sampai 11.30. Meskipun hidup dalam   Jawa atas desakan penguasa kolonial. Pada   kuat  perlahan  turun  seketika  saat  ia  melihat
 yang mengikuti.
 pengasingan Digul yang keras, Hatta berusaha   awalnya, Hatta mendarat di Surabaya kemudian   ambisi imperial Jepang yang ekspansif di Asia,
 menjaga kewarasannya dengan membaca buku   Kesukaran yang dihadapi di Digul ternyata tidak   ia dipindahkan ke Sukabumi. Pemerintah   terutama okupasinya terhadap China.  Di
                                                                                                    156
 dan menulis. Ia sering meminjamkan koleksi   berlangsung lama. Setahun setelah pembuangan   kolonial mengharapkan bahwa para pemimpin   tahun 1930-an, Hatta telah mengkritik proyek

 bukunya kepada para interniran lain agar tetap   di  Digul,  Hatta  dipindahkan  bersama  Sjahrir   nasionalis melakukan  pengorganisasian untuk   Pan-Asianisme Jepang “Asia untuk rakyat Asia”
 merawat kesehatan mentalnya. Namun, rutinitas   ke Banda Neira di Kepulauan Maluku, suatu   melawan intervensi Jepang, terutama melalui   yang menurutnya dibangun dengan melanggar
                           154
 membaca buku dan menulis ini menimbulkan   tempat yang jauh lebih baik dari Digul. Alasan   siaran radio.  Namun, Hatta menolak untuk   dua prinsip dasar gerakan kerjasama Asia: tidak
 masalah sebab Hatta ketika menghabiskan   pemindahan ini barangkali diakibatkan dari   bekerja sama dengan pemerintah kolonial.   ada perdamaian antara China dan Jepang dan
 waktunya membaca dengan khusyuk tidak bisa   reaksi protes yang muncul baik di Indonesia   Baginya pemerintah kolonial dan pasukan   tidak  ada  jaminan  kesetaraan  antara  negara-
 148
 diganggu oleh kunjungan orang lain.  Hal ini   maupun Belanda saat surat Hatta kepada kakak   Jepang sama-sama berwatak imperialis. Yang   negara di dalamnya. Hatta jelas menolak fasisme
 sudah berlangsung sejak ia menjadi mahasiswa   iparnya mengenai situasi Digul dimuat dalam   harus diperjuangkan oleh Indonesia adalah   Jepang sebab bertentangan dengan negara yang
 152
 di Belanda. Kebiasaan inilah yang menyebabkan   surat kabar Indonesia dan Belanda.  Perdana   kemerdekaan Indonesia.   demokratis  sesuai  dengan  cita-citanya.  Melihat




 124  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959           PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  125
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142