Page 135 - Perdana Menteri RI Final
P. 135
Makassar ditangkap tanpa alasan yang jelas. penangkapan meluas kepada tokoh-tokoh dari Perasaan saya biasa, tidak berubah. Di berjanji akan menarik diri dari pergerakan dan
PNI baru yang telah bertumbuh dengan pesat partai yang berhaluan nonkooperasi. Di mulai mana saja saya bisa hidup asalkan ada bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah
141
di Indonesia, memiliki lebih dari 60 cabang, dengan penangkapan para tokoh PSII dan 139 Belanda. Hatta menyanyangkan sikap yang
buku-buku”.
merupakan target dari Politieke Inlichtingen Permi di Minangkabau, dan kemudian PNI dipilih Sukarno. Ia mengatakan “tertutuplah
Dienst (PID), dinas intelijen polisi. Di bulan baru. Hatta ditangkap bersama dengan Bondan Pada bulan September 1934 Hatta diminta datang buku seorang pemimpin yang banyak
Juni sampai Agustus 1933, Hatta mengadakan dan Sjahrir. Hatta dan Bondan dimasukkan ke ke kantor pemerintah urusan dalam negeri. menggoncangkan udara politik Indonesia, yang
lawatan ke Jawa Tengah untuk memberikan penjara Glodok, sementara Sjahrir ditempatkan Ia menduga bahwa ia akan dibuang ke Boven selama ini dipuji-puji sebagai pahlawan bangsa
135
142
kursus politik kepada PNI baru. Ia memulai di penjara Cipinang. Sebetulnya Hatta telah Digul, tempat pengasingan tahanan politik yang dan “bapa” Indonesia”. Ada yang menduga
tur tersebut dari Bandung di mana di tempat menduga bahwa akan terjadi kemungkinan dianggap paling berbahaya bagi pemerintah bahwa Sukarno tidak siap dengan bayangan
berlangsungnya acara para intelijen PID penangkapan terhadap dirinya. Ia menekankan kolonial. Pemerintah kolonial menganggap Hatta Digul yang suram karena bukan saja ia akan
mengawasi pertemuan. Namun, pidatonya bahwa seorang pemimpin harus mampu adalah orang yang sangat berbahaya. Riwayat menghadapi banyak kesulitan dan berbagai
136
tidak diintervensi oleh orang-orang PID. Justru menderita dalam melawan kolonialisme. politik radikalnya bersama PI dan Liga Anti macam penyakit, melainkan ia juga akan terpisah
ketika ia berpidato di Yogyakarta pidatonya Menurutnya, pengorbanan pribadi seorang Imperialisme serta dukungan dari OSP dan juga dengan orang yang dicintai dan pengikutnya.
distop ketika membicarakan mengenai tahapan pemimpin akan membuka jalan bagi aksi cara Hatta mengorganisasikan PNI baru dengan Menurut Noer, berdasarkan kalangan yang dekat
137
perkembangan kapitalisme dari kapitalisme massa. mendidik kesadaran rakyat dianggap sangat Sukarno, berpisah dengan rakyat dirasakan oleh
133
muda sampai tingkat kapitalisme penghabisan. membahayakan eksistensi pemerintah kolonial pemimpin ini “bagai halilintar membelah bumi”
Tampaknya keyakinan Hatta untuk menekankan
Wedana PID yang hadir menginterupsi mimbar di Indonesia. Akhirnya pemerintah kolonial sebab ia terbiasa dengan sambutan sorak sorai
140
pada pentingnya kaderisasi membuktikan bahwa
dengan menanyakan apa itu kapitalisme? memutuskan bahwa para pemimpin PNI baru, massa rakyat yang terkagum-kagum dengan
jalan yang ditempuhnya memang tidak keliru.
143
Pidato yang sempat terhenti dilanjutkan namun seperti Hatta, Sjahrir, Maskoen, Burhanuddin, orasinya yang berapi-api. Sebagian pendapat
Ia mengatakan bahwa “kalau gerakan hanya
wedana PID tadi terus memukul meja dan Moerwoto, dan Suka, dibuang ke Boven Digul. menyatakan bahwa sikap Sukarno dipengaruhi
menjadi gerakan pemimpin dan anggota biasa
melarang pidato Hatta diteruskan. Besoknya, oleh ketidaktegaannya terhadap nasib istrinya.
tidak ikut menanggung beban maka gerakan
ketika Hatta melanjutkan safari politiknya ke PENGASINGAN: BERUMAH DI BUKU DAN Namun, Hatta menegaskan bahwa bukan
138
itu tidak dapat mencapai tujuannya”. Terbukti
Solo, hal yang sama ditemui. Wedana PID TERUS MENULIS istrinya yang bersalah melainkan memang
setelah para pimpinan pusat PNI baru ditahan
melarang Hatta untuk mengadakan ceramah Sukarno sendiri yang tidak teguh memegang
maka pada Maret 1934 dengan segera tersusun Yang dilakukan oleh Hatta dalam persiapan
dan polisi membubarkan acara. Selanjutnya, prinsip. Lagipula, apabila sikapnya yang berbalik
pimpinan pusat sementara. Dalam tahanan di diasingkan ke Digul adalah mengepak buku-
Hatta berpidato di acara serikat buruh kereta dipegaruhi oleh istrinya, Hatta mengatakan:
Glodok, Hatta masih menyempatkan untuk bukunya sampai dimasukkan ke dalam 16
api di Semarang. Namun, pemerintah Belanda “bukan pemimpin kalau masih terpengaruh oleh
menulis karangan berjudul “Krisis Ekonomi dan peti besi. Hatta, yang bolak-balik penjara
144
melarang pegawai negeri untuk menjadi anggota air mata istri yang tak tahan hidup melarat”.
Kapitalisme”. Ia juga mengungkapkan kondisinya Glodok ke rumah, bersama saudara-saudaranya
PNI baru atau Partindo. Apabila mereka tidak
selama di penjara kepada T.A. Murad, sekretaris membutuhkan waktu tiga hari untuk Pemberitaan koran asing melukiskan bahwa
menaati maka perusahaan akan melalukan
PNI baru sementara: membereskan pengepakan seluruh bukunya Digul seperti “neraka” di mana malaria dan
pemecatan terhadap karyawannya.
tersebut. Di bulan Januari 1935, Hatta, Sjahrir, demam berdarah merajelala. Di Digul, kaum
145
“Penghidupan di sini biasa saja saban hari
Di Semarang, Hatta menerima berita yang dan Bondan berangkat dengan kapal KPM interniran dibagi menjadi dua golongan: (1)
dan tidak berubah-ubah. Malam tidur,
mengejutkan tentang penangkapan Sukarno. Melchior Treub ke jurusan Boven Digul. golongan naturalis, kelompok yang tidak mau
siang mandi, makan, berjalan-jalan
Penangkapan tersebut disusul oleh larangan Sementara itu, pemerintah kolonial membuang bekerja sama dengan Belanda dan diberi jatah
di atas kebun rumput dalam blok saya,
untuk mengadakan rapat bagi partai-partai yang Sukarno ke tempat yang relatif lebih enak makan pas-pasan (2) golongan werkwillig, kaum
berhaluan nonkooperasi: PNI baru, Partindo, sehabisnya studi. Dan kitab-kitablah di Flores. Berhembus kabar bahwa Sukarno kooperator yang mau bekerja sama dengan
134
PSII, dan Permi. Tidak lama setelah itu, yang menjadi teman saya sehari-hari … meminta pengurangan hukuman dengan pemerintah, biasanya pekerjaannya mencangkul
122 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 123

