Page 136 - Perdana Menteri RI Final
P. 136
parit, menggali selokan, dan pekerjaan kasar muncul rasa tidak senang dari beberapa kawan- menteri Colijn membela diri di parlemen Pada tanggal 9 Maret 1942, pemerintah Belanda
146
lainnya. Hatta ditawari untuk bekerja sama kawannya di Digul karena para interniran sering Belanda dari kecaman kaum sosialis dengan menyerah kepada pasukan militer Jepang.
dengan Belanda sehingga ia bisa memperoleh menghabiskan waktu dengan mengobrol dan menyatakan bahwa pembuangan Hatta di Keruntuhan Belanda berlangsung dengan cepat,
bantuan sebanyak 7,50 gulden sebulan dan tidak diskusi. Digul bukanlah untuk menghancurkannya, tidak ada pertempuran yang lama dan habis-
melakukan kerja kuli seperti tahanan werkwillig tetapi untuk menjauhkannya dari masyarakat habisan. Menurut Hatta, Indonesia tidak perlu
Untuk menambah uang sakunya, Hatta
153
lainnya. Namun, tawaran itu ditolaknya karena dan aktivitas politik. Pemindahan ke Banda terlalu gembira menyambut kemenangan Jepang.
mengirimkan tulisannya untuk berbagai surat
kalau ia ingin menjadi kooperator hal itu bisa membuat Hatta berkesempatan bertemu Ia menyadari bahwa Indonesia akan kembali
kabar, di antaranya adalah Pemandangan
dilakukannya semenjak Hatta di Jakarta dan ia dengan tokoh-tokoh pergerakan lainnya, berada di bawah kekuasaan asing, perbedaannya
(Jakarta), Panji Islam dan Pedoman Masyarakat
pasti sudah menerima berbagai jabatan penting seperti Tjiptomangunkusumo dan Iwa Kusuma adalah bila sebelumnya penjajah berasal dari
149
(Medan), dan Adil (Solo). Beruntungya adalah 155
daripada bekerja 40 sen sehari. Akhirnya, Hatta Sumantri. Keadaan Hatta lebih baik di Banda Barat sekarang berasal dari Timur. Hatta
ketika Hatta bersiap ke Digul ia ditemui oleh
memilih menjadi golongan naturalis yang setiap karena ia mendapat 75 gulden sebulan dan belum jelas memutuskan sejauh manakah ia akan
Saerun, redaktur kepala Pemandangan, yang
bulan mendapatkan makanan secara natura dari dengan uang saku ini ia dapat memperkerjakan bekerja sama dengan Jepang atau tidak sama
pemerintah setempat berupa: 18 kg beras, 2 kg menawarkan dirinya untuk menulis sekali atau pembantu. Di Banda Neira, Hatta masih sekali, dan apakah akan ada hukuman baginya
ikan asin, 300 gram teh, 300 gram kacang hijau, dua kali sebulan untuk Pemandangan dengan mengadakan kursus mengajar pemuda-pemuda apabila memutuskan tidak mau bekerja sama
150
2/3 limonade minyak kelapa. 147 honorarium sebesar f 5 per kolom. Hatta setempat dua kali seminggu. Ia juga tetap rutin dengan Jepang.
juga rutin untuk memberikan kursus tentang menulis bagi surat kabar, antara lain Sin Tit Po,
Hatta benar-benar harus menjaga mentalnya berbagai hal, seperti politik, ekonomi, sosiologi, di bawah pimpinan tokoh Tionghoa Liem Koen MERUMUSKAN KONSEP NEGARA-
dari kehidupan Digul yang sunyi dan banyak sampai filsafat. Dalam pengantarnya di buku Hian, dan Nationale Commentaren, pimpinan BANGSA DI BAWAH BAYANG-BAYANG
penyakit. Ia membagi waktunya dengan bangun Alam Pikiran Yunani, Hatta mengatakan bahwa Sam Ratulangi. JEPANG
pagi jam 04.30 lalu menyiapkan sarapan pagi dalam kondisi yang begitu menindas rohani di
MELAWAN DARI DALAM
(biasanya telur dan kopi) dan sembahyang subuh. Digul belajar filsafat merupakan hal penting Pada tahun 1941 Perang Pasifik pecah – Hatta
Biasanya aktivitas ini selesai jam 07.00 pagi telah memprediksi mengenai hal ini sejak tahun Perpindahan kekuasaan dari Belanda ke
karena “siapa yang hidup dalam dunia pikiran
lalu dilanjutkan jalan-jalan keliling kampung 1920-an – dan Belanda tampaknya bingung Jepang di Indonesia tidak serta merta
dapat melepaskan dirinya daripada gangguan
jam 07.30. Setelah berkeliling sekitar 30-40 hidup sehari-hari itu”. Namun, kursus ini dalam menghadapi perubahan politik di Pasifik membawa kegembiraan dalam benak Hatta.
151
menit ia kembali ke rumah untuk membaca mengalami hambatan berat akibat serangan ini. Pada tanggal 1 Februari 1942 Hatta dan Kekagumannya terhadap penentangan Jepang
buku. Ia bisa menghabiskan waktu hingga jam malaria yang menggerogoti kesehatan para siswa Sjahrir dipindahkan dari Banda Neira ke atas Barat serta kemampuan ekonominya yang
11.00 sampai 11.30. Meskipun hidup dalam Jawa atas desakan penguasa kolonial. Pada kuat perlahan turun seketika saat ia melihat
yang mengikuti.
pengasingan Digul yang keras, Hatta berusaha awalnya, Hatta mendarat di Surabaya kemudian ambisi imperial Jepang yang ekspansif di Asia,
menjaga kewarasannya dengan membaca buku Kesukaran yang dihadapi di Digul ternyata tidak ia dipindahkan ke Sukabumi. Pemerintah terutama okupasinya terhadap China. Di
156
dan menulis. Ia sering meminjamkan koleksi berlangsung lama. Setahun setelah pembuangan kolonial mengharapkan bahwa para pemimpin tahun 1930-an, Hatta telah mengkritik proyek
bukunya kepada para interniran lain agar tetap di Digul, Hatta dipindahkan bersama Sjahrir nasionalis melakukan pengorganisasian untuk Pan-Asianisme Jepang “Asia untuk rakyat Asia”
merawat kesehatan mentalnya. Namun, rutinitas ke Banda Neira di Kepulauan Maluku, suatu melawan intervensi Jepang, terutama melalui yang menurutnya dibangun dengan melanggar
154
membaca buku dan menulis ini menimbulkan tempat yang jauh lebih baik dari Digul. Alasan siaran radio. Namun, Hatta menolak untuk dua prinsip dasar gerakan kerjasama Asia: tidak
masalah sebab Hatta ketika menghabiskan pemindahan ini barangkali diakibatkan dari bekerja sama dengan pemerintah kolonial. ada perdamaian antara China dan Jepang dan
waktunya membaca dengan khusyuk tidak bisa reaksi protes yang muncul baik di Indonesia Baginya pemerintah kolonial dan pasukan tidak ada jaminan kesetaraan antara negara-
148
diganggu oleh kunjungan orang lain. Hal ini maupun Belanda saat surat Hatta kepada kakak Jepang sama-sama berwatak imperialis. Yang negara di dalamnya. Hatta jelas menolak fasisme
sudah berlangsung sejak ia menjadi mahasiswa iparnya mengenai situasi Digul dimuat dalam harus diperjuangkan oleh Indonesia adalah Jepang sebab bertentangan dengan negara yang
152
di Belanda. Kebiasaan inilah yang menyebabkan surat kabar Indonesia dan Belanda. Perdana kemerdekaan Indonesia. demokratis sesuai dengan cita-citanya. Melihat
124 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 125

