Page 138 - Perdana Menteri RI Final
P. 138
apa yang dilakukan oleh militer fasis Jepang dan juga Sjahrir sepakat bahwa konsesi politik kepada pemerintah Jepang. Pertama, saikerai, bagian keselamatan masyarakat). Melihat
162
di Asia, Hatta telah siap dengan konsekuensi untuk Jepang harus ditekan. Hatta bertugas penghormatan membungkukkan badan sampai komposisi para pemimpinnya muncul anggapan
terburuknya di Indonesia, apalagi tidak lama untuk mengamankan dana dan membantu 90 derajat dengan menghadap ke arah Tokyo, bahwa organisasi ini adalah organisasi nasionalis
setelah Jepang datang ke Indonesia mereka kegiatan atau perjalanan kelompok pemuda. melukai perasaan orang Islam yang menganggap murni sehingga mendapatkan dukungan luas
melarang pengibaran bendera merah putih dan Sementara itu, Hatta tidak menutup diri dari bahwa itu melebihtinggikan Tenno Heika dari masyarakat, bahkan dari banyak organisasi
164
157
menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. pengarahan dan nasehat kelompok gerilya Sjahrir. daripada Allah. Kedua, orang-orang Jepang bawah tanah.
Ketika salah satu pemimpin gerilya bawah diminta untuk menghentikan penempelengan
Jepang menyadari apabila mereka ingin Ketika Menteri Asia Timur Raya, Aoki,
tanah, Amir Sjarifuddin, ditangkap oleh Jepang atau penamparan di kepala seseorang apabila
mengambil simpati rakyat Jawa, maka mereka berkunjung ke Jakarta bertemu dengan
karena dituding mendapatkan dana dari Belanda melakukan kesalahan atau tidak disukai oleh
harus dapat menampilkan tokoh utama 165 Hatta sebagai wakil dari empat serangkai, ia
dalam mengorganisasikan gerakannya melawan pihak Jepang.
pergerakan Indonesia sebelum perang sebagai menyampaikan bahwa sebaiknya Jepang tidak
Jepang, Hatta berusaha untuk menolong Amir.
158
sekutu mereka. Tokoh nasionalis terkemuka Cita-cita kemerdekaan masih hidup dan mengesampingkan keinginan rakyat Indonesia
Akhirnya pihak Jepang tidak jadi menghukum
ini dapat dimanfaatkan oleh Jepang untuk diusahakan untuk tercipta perlahan oleh untuk memiliki pemerintahan sendiri. Hal ini
mati Amir dan menggantinya dengan hukuman
memobilisasi rakyat demi mendukung Jepang para pemimpin Indonesia. Hatta berpidato nantinya akan menyebabkan hubungan buruk
seumur hidup.
menghadapi perang. Kebijakan ini dimanfaatkan di Lapangan Ikada pada 8 Desember 1942, antara pemerintah militer Jepang dan Indonesia.
oleh tokoh pergerakan Indonesia untuk Pada mulanya setelah Jepang menduduki memperingati pecahnya perang Pasifik, untuk Di bulan Agustus dan Oktober 1943 Jepang
membangun strategi perjuangan kemerdekaan Indonesia, Hatta mendapatkan penawaran mengingatkan masih hidupnya cita-cita ini. memberikan kemerdekaan kepada Birma dan
Indonesia ke depan dengan dua cara: melalui dari pemerintah Jepang sebagai penasihat, Ia mengatakan bahwa terlepasnya Indonesia Filipina, namun Indonesia tidak disebutkan
169
jalur resmi bekerja sama dengan Jepang dan mendapatkan kantor di Pegangsaan Timur dan dari penjajahan Belanda membuatnya tidak kapan akan diberikan kebebasannya. Hatta
166
secara rahasia melalui gerakan bawah tanah. rumah di Oranje Boulevard (Jalan Diponegoro ingin merasakan menjadi jajahan kembali. juga menuntut bahwa pemerintah Jepang
Secara diam-diam Sukarno dan Hatta akan sekarang). Dalam kantor ini, pemerintah Jepang Pidato ini tidak melalui sensor terlebih dahulu, memperbolehkan pengibaran bendera merah
berjuang melalui jalur resmi dan menjalin juga mengajak tokoh pergerakan antikolonial sehingga menyebabkan kecurigaan pihak Jepang putih dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.
kontak dengan Jepang dan di sisi lain Sjahrir dan maupun kooperatif dengan Belanda, di antaranya bertambah kepada Hatta yang sejak tahun 1930- Namun, pemerintah Jepang menolak hal ini
Amir Sjarifuddin akan membangun perlawanan adalah A. Karim Pringgodigdo, Surachman, an telah mengecam fasisme Jepang. Perjuangan karena akan menimbulkan kerepotan terhadap
159
bawah tanah dengan para pemuda. Antara Sujitno Mangunkusumo, Supomo, Sunario untuk mewujudkan kemerdekaan kemudian pemerintahannya. Meskipun demikian,
Kolopaking, dan Margono Djojohadikusumo. dipusatkan kepada organisasi bernama Putera beberapa dewan dibentuk untuk memberikan
gerakan bawah tanah dan gerakan resmi saling
Hatta juga mendapatkan tenaga-tenaga baru, (Pusat Tenaga Rakyat) yang dibentuk oleh kesan adanya dukungan terhadap partisipasi.
mendukung dan berhubungan. Hatta dan
seperti Assaat, Suwirjo, Datuk Djamin, dan pemerintah Jepang di bulan Maret 1943 untuk Orang-orang Indonesia diangkat lebih banyak
Sjahrir, misalnya, saling berhubungan secara
Wilopo. Di dalam pekerjaannya, Hatta berfungsi menjanjikan pemerintahan mandiri yang akan lagi untuk menjadi penasihat pemerintah
160
intensif selama okupasi Jepang.
167
sebagai penghubung antara pihak Jepang dan diberikan kepada Indonesia di masa depan. Jepang. Dewan Penasihat Pusat (Chuo Sangiin)
Sjahrir mengatakan bahwa baik Hatta dan para pemimpin Indonesia. Jepang menginginkan Gagasan ini lahir dari desakan Sukarno dan kemudian dibentuk di Jakarta dan diketuai oleh
Sukarno menyetujui “apa pun yang sah bahwa kepentingannya dapat disalurkan kawan-kawan yang menginginkan terciptanya Sukarno. Hatta mulanya terpilih menjadi wakil
untuk melebarkan cakupan perjuangan kaum melalui kantor penasihat ini, sementara itu gerakan rakyat untuk mencapai tujuan ketua bersama Ki Hadjar Dewantara, tetapi
168
nasionalis di ranah resmi, dan pada waktu yang kantor tersebut memberikan bahan-bahan nasional. Dalam organisasi ini berkumpul pemerintah menunjuk tokoh lain, Buntaran
bersamaan diam-diam mendukung perlawanan yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam empat orang tokoh nasional yang disebut sebagai Martoatmodjo dan Kusumo Utoyo. Pada bulan
161
revolusioner”. Sjahrir yakin bahwa Jepang akan menentukan kebijakan politik, ekonomi, adat, “empat serangkai”, yaitu Sukarno (ketua), Hatta Januari 1944, Putera digantikan oleh Jawa
163
memanfaatkan popularitas Sukarno untuk tujuan dan agama. Dari keluh kesah yang diterimanya (wakil ketua), Ki Hadjar Dewantara (kepala Hokokai (Persatuan Kebaktian Jawa). Pemerintah
propaganda dan sebaliknya baik Sukarno, Hatta, dari rakyat, Hatta menyampaikan dua hal pengajaran), dan K.H. Mas Mansur (kepala Jepang membutuhkan organisasi persaudaraan
126 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 127

