Page 203 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 203
Islam di Jawa—tengah membangun Kalijaga. Ia dikisahkan kerap tampil mengucapkan ‘assalamu’alaikum,’ Demikianlah, meningkatnya volume
kedaton di daerah perbukitan Giri. Ia secara sederhana sebagai pedagang melaksanakan ritual baru dan perdagangan membuat wilayah
adalah putra dari Wali Lanang, seorang rumput. Juga Ki Gede Pandan Arang, mengidentifikasi diri sebagai bagian dari pesisir Jawa semakin terlibat dalam
ahli agama keturunan Arab yang yang kemudian terkenal sebagai Sunan masyarakat Islam internasional”. 144 perdagangan jarak jauh. Para pedagang
beristrikan seorang putri raja “kafir” Bayat, punya pengalaman lama sebagai Muslim, yang menjadi elite sosial
Blambamgan. Di bawah asuhan janda pembantu seorang pedagang beras Aspek penting lain dari konversi Islam terkemuka, berkontribusi dalam proses
seorang pedagang asing yang kaya, Nyai di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, adalah, sikap terhadap sistem aristokrasi transformasi pusat perdagangan di
Gede Pinatih dari Gresik, Raden Paku Wedi. 143 Hinduisme. Hinduisme berasal dari wilayah itu menjadi kerajaan Islam.
belajar Islam ke Sunan Ngampel Denta India juga “terkubur dan hilang ke dalam Mereka tampil sebagai “kelas menengah
di Surabaya. Setelah itu bersama putra Demikianlah selain terjadinya lapisan bawah kesadaran masyarakat Muslim” yang mengubah akumulasi
147
145
gurunya, Santri Bonang, dia belajar restrukturisasi sistem sosial, periode Jawa”. Dalam doktrin Hinduisme, kekuatan ekonomi ke dalam kekuatan
Islam kepada ayahnya (Wali Lanang) tersebut juga menyaksikan munculnya tidak akan pernah ada perubahan status politik. Prinsip egalitarianisme dalam
yang sudah menetap di Malaka. Atas sebuah konsep baru tentang negara pemeluk dari kelas bawah naik ke kelas Islam membentuk solidaritas sosial
nasehat ayahnya, dia kembali ke Gresik. yang tidak lagi dilihat sebagai interaksi di atas sistem kelas bertolak dari kasta yang kuat di antara para pedagang dan
Tidak lama kemudian, Radeh Paku antara mikro dan makro kosmos, tetapi yang abadi. Ketika Islam datang dengan membuka jalan bagi integrasi ke dalam
menetap sebagai ulama besar di Giri juga sebagai perangkat hukum dan prinsip egalitarianismenya maka, prinsip berbagai komunitas lokal. Begitulah
148
dengan mendirikan pusat spiritual- kontrak sosial. Karena itu, kebutuhan ini tampil sebagai pendorong dalam komunitas Muslim tumbuh pesat di
keagamaan. untuk melakukan transformasi diri proses Islamisasi. Doktrin egalitarianisme pesisir kekuatan politik dan ekonomipun
ke dalam sebuah tatanan dunia baru ini menjadi kekuatan pembebas
Kisah di atas, seperti halnya patih dengan identitas diri yang baru pula (liberating force) bagi masyarakat yang tercipta di tangan mereka. Sementara
penguasa, memberi kita sejumlah akhirnya tidak terelakkan. Dalam terstruktur secara hirarkhis. Di Jawa, itu kerajaan Majapahit di pedalaman
petunjuk kuat tentang pentingnya konteks inilah, tradisi dan mentalitas prinsip persamaan ini menemukan semakin melemah dan akhirnya runtuh.
konteks sosial-niaga sebagai basis lama tidak lagi relevan. Maka konversi momentumnya. Bagi kelas bawah (sudra)
kemunculan elit, termasuk elit agama kepada agama baru menemukan pijakan dalam struktur masyarakat Hindu, ketika Dunia Melayu
sebagaimana direpresentasikian dengan eksplanasinya. Berpindah agama telah menjadi Muslim berarti naiknya
kisah wali sanga. Di samping Suna Giri Islam bermakna memasuki lembaran status sosial dan meningkatnya derajat Lain dengan Jawa yang menyaksikan
yang telah diceritakan secara singkat hidup dan pergantian identitas baru. kemanusiaan, harga diri serta identitas. munculnya kelompok sosial baru,
di atas, kisah yang relatif sama bisa Perubahan identitas masyarakat pribumi Sebagaimana dicatat Nieuwenhuijze, bahkan kemudian melakukan
didapat pada Raden Rakhmat, yang ini dapat diamati pada abad ke-16 ketika prinsip kesamaan derajat adalah faktor penaklukkan terhadap elit politik lama
kemudian bergelar Sunan Ampel. Ia sejumlah masyarakat rural dan urban pendorong proses Islamisasi dari di kerajaan Hindu-Budha yang tengah
diceritakan telah menarik keuntungan masuk Islam. Diprakarsai oleh para masyarakat urban dan penduduk yang memudar, apa yang berlangsung di
dari dukungan seorang pegawai pajak penguasa, mereka “meninggalkan cara tinggal di sepanjang pantai utara Jawa dunia Melayu lebih tepat digambarkan
di pasar Terung, dekat Surabaya. hidup lama, seperti mengkonsumsi mereka meninggalkan ajaran kasta Hindu sebagai proses pengadopsian nilai dan
Begitu pula halnya dengan Sunan babi, mengenakan pakaian ala Islam, yang merendahkan mereka. 146 style baru oleh masyarakat yang relatif
190 Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 191