Page 286 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 286

Perkasa Alah Syah al-Quat”. Dikutib     “berasal” dari Barus. “Hamzah                               Brakel, dengan mengadakan kritik       buku yang sukar sekali. Buku ini,
                oleh Iskandar, 1980: 222-223.           Barus di negeri Melayu// tepatnya                           teks, antara lain menemukan pola       kata Drewes & Brakel (hal. 12-23),
            79  Hal ini sering diungkapkan              Kapur di dalam kayu//—dikutib                               taxallo, yaitu kebebasan ekspresi      sebagaimana ditunjukkan namanya,
                dalam teks-teks Melayu klasik.          Iskandar, 1965). Tetapi apakah ia                           diri, menyangsikan bahwa syair ini     ditujukan untuk para mistik yang
                Kekayaan raja, kemakmuran               dilahirkannya di sana? Perbedaan                            ciptaan Hamzah Fansuri (1979: 79-      telah lanjut, untuk memperdalam
                negeri dan kemajuan perdagangan         pertama muncul al-Attas (1969)                              81). Kesangsian ini diperkuat lagi     pengertian tentang “siapa yang
                selalu diikuti oleh uraian tentang      dan (1970: 4-8) mengatakan tidak,                           oleh Drewes & Brakel (1986: 18-24).    mengenal dirinya, mengenal
                kedatangan para ulama. Lihat            ia lahir di Sharnawi, berdasarkan                           Brakel (1969) lebih suka mencari       Tuhannya”. Tentang berbagai
                umpamanya, Tuhfat al-Nafis, karya       sajaknya “Hamzah nin asalnya                                pada sumber luar, yaitu berita         kesukaran dalam al-Muntahi, lihat
                Raja Ali Haji, Matheson & Andaya        Fansuri Mendapat wujud di tanah                             asing, antara lain admiral Beaulieu,   juga Brakel (1979: 85-89)
                (ed.)                                   Shamawi “Wujud” , kata al-Attas,                            yang datang ke Aceh (1620) yang    82  Tampaknya juga al-Attas tak

            80  Terjemahan berdasarkan Surin            harus diartikan sebagai wujud                               menyebutkan adanya ulama “orang        mempertimbangkan bait yang
                (1978)                                  fisik, jadi artinya lahir. Tetapi Brakel                    suci” yang sangat dihormati.           sebelum dan sesudahnya.
                                                        (1969), maupun Drewes & Brakel                                                                     Kesimpulannya “asalnya
            81  Hamzah Fansuri berasal dari Barus,                                                                  Tak diketahui berapa jumlah tulisan
                di pantai Barat pulau Sumatra           (1986) menyangsikan hal ini, karena                         yang telah dihasilkan oleh Fansuri.    Fansuri” harus diartikan tempat
                (Tapanuli). Tidak ada “sumber baku”     al-Attas tak meneruskan syair                               Tetapi setelah melakukan berbagai      lahir, sedangkan “Shamawi”
                yang dapat memberi keterangan           itu,”beroleh khilafat ilmu yang asli                        kritik internal dan perbandingan       adalah tempat ia menemukan
                langsung tentang penyair-sufi           pada Abdul Kadir Sayyid Jilani”.                            teks. Drewes & Brakel berhasil         “ilmu wujud”. Brakel (1979)
                yang cemerlang ini, tetapi para ahli      al-Attas tak bisa menentukan tahun                        meskipun sebanyak 32 kumpulan          memperkuat hal ini dengan
                mencoba “mencarinya” dari kritik-       kelahiran Hamzah, tetapi merasa                             syair. Dari kumpulan ini telah         mencoba merekonstruksi peranan
                intem terhadap tulisan-tulisannya.      pasti bahwa ia (Hamzah) talc lagi                           dikeluarkan beberapa syair, yang       historis Barus, yang penting dalam
                Hanya saja dengan begini perbedaan      menyaksikan Iskandar Muda naik                              meragukan yang masih dimuat            pandangan intemasional.
                interpretasi tidak dapat dielakkan.Ia   tahta (1607) antara lain, karena ia                         dalam Doorenbon (1933) dan al-         13. Dalam Bustanus-Salatin, ar-Raniri
                konon tidak disenangi oleh Iskandar     tak disebut oleh ar-Raniri . dalam                          Attas (1970). Di samping itu terdapat   antara lain menulis. “Syahdan
                Muda, karena berani menegur             Bustanus-Salatin.\ Tetapi, kata al-Attas                    tiga prosa, yaitu (1) Asrar al-Arifin   pada masa itulah wafat Syeikh
                dengan keras. Mungkinkah Hamzah         (1966: 44-5) nampaknya ia hidup di                          (Rahasia makrifat), (2) Sharab ul-     Syamsuddin ibn Abdullali as-
                Fansuri, yang tak mau ke istana         zaman Sultan “ Alauddin Riayat                              Ashiqin (Minuman yang bercinta)        Sumatrani. pada malam isnin,
                Syah-e-nadi? Brakel (menyebutkan        Shah (1588-1604). Hal ini antara                            dan (3) al-Muntahi - Ketiganya telah   duabelas hari bulan Rajab, pada
                tempat hanya di Aceh). Karena           lain dibuktikanoleh syairnya Ikat-                          diterbitkan dan diterjemahkan          Hijrah 1039 tahun. Adalah Syeikh
                disebut juga dalam Hikayat Aceh,        ikatan ilmu’l-nisa, yang menyebut                           dalam al-Attas (1970). al-Muntahi,     itu alim pada segala ilmu, dan
                tetapi Drewes lebih tegas—Ibukota       raja “mukammil”. Hanyalah Riayat                            yang menurut Sejarah Banten, dikirim   adalah yang termasyur alimnya
                Siam Lama. Dalam Satu hal tak ada       Shah yang dikenal tradisi Aceh,                             ke Mekkah bersama dua buku lain        pada ilrnu Tasauf, dan beberapa
                perbedaan pendapat bahwa Fansuri        sebagai Sayyid al-mukammal. Namun,                          (+ 1630) oleh raja Banten, adalah      kitab ditaklifkannya. “ Iskandar



         274    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   275
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291