Page 288 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 288

(ed.) 1965. Jika hal ini dikatakan oleh   lihat Saghir Abdullah, 1987. Kata                         lebih bercorak spekulatif dari         yang umum yang dipakai di Asia
                orang yang sangat terkenal sebagai      Winstedt, “mistisismenya, berada                            pada emosional—dan berpusar            Tengara, sejak zaman sebelum
                penentang ajaran Syamsuddin,            di antara bentuk India dan Jawa,                            pada kesatuan eksistensi dan           kedatangan Islam. “Laut” bukan
                maka tentu kita maklum juga,            lebih bercorak spekulatif dari pada                         insankamil” (Winstedt, 1969: 144).     saja keharusan geografis yang hams
                bahwa ulama ini memang sangat           emosional—dan berpusar pada                                 Menurut perkiraan Niewenhuyze          diatasi, tetapi juga membentuk
                berwibawa. Namanya juga disebut         kesatuan eksistensi dan insankamil”                         Syamsuddin meninggal pada tahun        pandangan dalam memahami
                dalam Hikayat Aceh, sebagai ulama       (Winstedt, 1969: 144). Perkiraan                            1630 M—jadi lama juga sebelum          realitas. Mengenai masalah ini lihat
                yang paling terkemuka, ketika           Niewenhuyze, Syamsuddin                                     kedatangan ar-Raniri ke Aceh (1637).   Lombard, 1980. Hal ini juga sangat
                Sultan Iskandar Muda menjelang          meninggal tahun 1630 M—jadi lama                            Dan al-Attas mungkin benar juga        mempengaruhi perumpamaan yang
                dewasa. Berita-berita asing,            juga sebelum kedatangan ar-Raniri                           ketikia ia menyimpulkan bahwa          dipakai oleh Hamzah Fansuri.
                khususnya pelancong Belanda dan         ke Aceh (1637). Dan al-Attas benar                          ar-Raniri “menang” dalam berdebat      Tema yang hampir menetap dari
                Inggris, menyebutkan kehadirannya       juga bahwa ar-Raniri “menang”                               melawan Hamzah Fansuri dan             tulisan tulisan Hamzah ialah
                sebagai penasehat spritual Sultan       dalam berdebat melawan Hamzah                               Syamsuddin. Bukankah kedua             “perjalanan” yang tanpa henti
                Iskandar Muda. Di samping seorang       Fansuri dan Syamsuddin, karena                              mereka hanya “diwakili” oleh para      untuk menemukan Tuhan. Bukan
                ulama terkemuka, Syamsuddin juga        mereka hanya “diwakili” oleh                                pengikut mereka saja?. Apalagi         “perjalanan” dalam arti fisik,
                seorang yang mempunyai otoritas         para pengikut mereka. Apalagi                               kemenangan itu juga didapatkan,        tetapi spiritual. Tema perjalanan
                untuk menafsirkan syair-syair           kemenangan itu juga didapatkan,                             menurut al-Attas, karena ar-Raniri     inidengan sangat indah dilukiskan
                Hamzah Fansuri (lihat, Drewes &         menurut al-Attas, sebab ar-Raniri                           mengadakan distorsi terhadap           dalam sebuah syair yang terkenal,
                Brakel 194-225 dan juga Hasyimi,        mengadakan distorsi terhadap                                tulisan kedua sufi itu (al-Attas, 1966:   Syair Perahu. Hidup ini tak
                355-359). Tafsiran itu dimuat dalam     tulisan mereka (al-Attas, 1966: 16-17).                     16-17).                                obahnya dengan perahu yang
                kitabnya yang berjudul Kitab Syarah      oleh Niewenhuyze (1945). Tulisan-                          Ia memberi tafsiran terhadap syair-    harus mempengaruhi lautan luas
                Ruba’i. Pemikiran Syamsuddin            tulisannya banyak yang telah                                syair Hamzah yang pelik. Ajaran        dengan ombak yang keras. Tetapi,
                telah dipakai sebagai disertasi         hilang, antara lain karena dibakar                          mereka berdualah yang ditentang        seandainya segala kesulitan telah
                oleh Niewenhuyze (1945). Tulisan-       di zaman ar-Raniri berpengaruh.                             keras ar-Raniri, ulama besar dari      diatasi, maka angin pun reda dan
                tulisannya banyak yang telah            Salah satu yang tinggal adalah                              Ranir, sang ulama yang sangat          perahu berlayar dengan tenang,
                hilang, antara lain karena dibakar      Mir’at al-mu’min (1601) dalam                               produktif dengan uraian keagamaan      sebab
                di zaman ar-Raniri berpengaruh.         bahasa Melayu dan terjemahan                                yang sangat tajam.                     Wujud Allah nama perahunya
                Salah satu yang tinggal adalah          dalam baliasa Sunda. Tulisan-’ulisan                    83  Poerbatjaraka & Hadidjaja, 1952: 103     Ilmu Allah akan dayungnya
                Mir’at al-mu’min (1601) dalam           lain ialah Mir’at al Muhakkikin                         84  Drewes & Brakel, 1986 : 4
                bahasa Melayu dan terjemahan            dan lainnya. Daftar lengkap,                                                                       Iman Allah nama kemudinya
                dalam baliasa Sunda. Tulisan-’ulisan    lihat Saghir Abdullah, 1987. Kata                       85  Ibid, 48                               Yakin Allah nama pawangnya
                lain ialah Mir’at al Muhakkikin         Winstedt, “mistisismenya, berada                        86  Ibid, 58 .                             Akhirnya perahu pun sampai ke
                dan lainnya. Daftar lengkap,            di antara bentuk India dan Jawa,                        87  “Laut” adalah perumpamaan              tempat tujuan



         276    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   277
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293