Page 292 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 292

alam arwah, iaitu alam segala nyawa,    mertabat berikutnya disebut ‘ayan                           menurut al-Attas—sebagai Shaikh    111  al-Attas, 1966, kutiban hal. 15
                yang diibaratkan kepada beberapa        kharijiah, iaitu benda-benda yang                           al Islam. Pada tahun 1644, setelah   112  Kalau sekiranya perkiraan Rinkes
                perkara, yang termasuk di bawah         sudah terkeluar, yang merupakan                             menulis buku yang banyak sekali        (1909) tidak terlalu keliru bahwa
                kalimat “kun”, tanpa perantara          pantulan dari benda-benda tetap                             - antara lain yang sangat terkenal     Abdur Rauf ibn Ali, kelahiran
                lagi. Mertabat kelima adalah            terseut”. Sebuah suluk Jawa, yang                           Bustanus-Salatin (1638), Sirat al-     Singkel (Singkili), yang terkenal
                mertabat alam misal, di mana roh        dibicarakan Zoettnulder (1990:115-                          Mustaqim (1634), Asrar al insan        dengan sebutan Teungku di Kuala,
                Nabi Muhammad pada mertabat             136) memakai sistem yang sama,                              fi ma’rifat (1640-1644) dan Hajjat     pergi ke tanah suci ketika berumur
                ini berpecah menjadi kumpulan-          kecuali perhatian terutama                                  al-Siddiq li daf al-Zirtdiq, dan Iain-  25-30 tahun, maka Abdur Rauf
                kumpulan, yang tidak terhingga          ditujukan pada pembicaraan tentang                          Iain – ia pulang kembali ke Ranir,     barangkali dilahirkan di sekitar
                banyaknya. Masing-masing misal,         tiga martabat yang pertama, yang                            secara tergesa-gesa. Pada tahun        tahun 1615, karena ia berada di
                ertinya Iain-Iain rupa bangsa yang      berada dalam situasi “ilahi”                                1658 ia berpulang, ketika ia masih     Tanah Arab—berguru pada lima-
                bersifat rohani. Mertabat keenam,   103  Nur al Din Muhammad ibn Ali                                dalam tahap penyelesaian bukunya,      belas ulama dan kira-kira lima belas
                yang disebut mertabat alam ajsam,       ibn Hasan ibn Muhammad atau                                 Rahiq al Muhammadiyah fi taufiq al-    sufi—selama 19 tahun. Rauf baru
                yang disusun daripada kejadian          lebih dikenal sebagai Nuruddin                              suffiyah. Dari al-Attas, 1986, tentang   pulang setelah gurunya, al-Qusyasyi,
                yang keempat, seperti api, hawa,        ar-Raniri, lahir di Ranir, sebuah                           ar-Raniri, lihat juga a.l. Daudy 1983,   meninggal dunia dan mendapat
                air dan tanah. Dan dari sinilah         kota pelabuhan tua di Gujarat,                              1987. Tujimah, 1961, Drewes, 1974,     ijazah dari pengganti Qusyasyi,
                adanya unsur-unsur benda, seperi        dekat Surat, India. Kepastian tarikh                        al-Attas, 1966.                        Maula Ibrahim, untuk menjadi
                haiwan, tumbuh-tumbuhan,                kelahirannya tidak diketahui. Tetapi                    104  Drewes, 1986                          khalifah tarekat Shatariah. Ia sampai
                manusia dan jin. Benda-benda yang       ia adalah keturunan bangsawan-                          105  Johns, 1975, 1976                     di Aceh pada tahun 1661, ketika
                bersifat haiwaniah ini masih berada     Arab, al-Hamid, salah satu suku                         106  Kenyataan ini ditekankan sekali       Sultanah Tajul Alam Safiatuddin
                di bawah lafaz “kun”. Mertabat          Quraish. Di tahun 1620 atau 1621 dia                        oleh al-Attas, yang cenderung          Syali (1641-1675) memerintah. Ia
                yang ketujuh ialah insan kamil.         naik haji. Pamannya pernah dua kali                         membela Fansuri (al-Attas, 1966:       datang ketika “revolusi” yang
                Disebut insan kamil di sini kerana      mengajar di Aceh (1580-1583) dan                            16-17). Menurut al-Attas (ibid, 27-29)   dilancarkan ar-Raniri di zaman
                didalamnya telah terhimpun segala       kemudian di zaman pemerintahan                              Fansuri tak kurang ortodoks dari       pemerintahan suami sang ratu itu,
                mertabat, baik yang bersifat jasmani    Sultan al-Din Riayat Shah (1589-                            ar-Raniri. Bahkan “heterodox”-nya      Sulthan Iskandar Thani, memerintah
                maupun yang bersifat nuraini,           1604). Barangkali sebelum menetap                           Fansuri lebih banyak disebabkan        telah menjalani titik balik. Abdur
                yang kadim. seperti mertabat            di Aceh, ar-Raniri pernah juga                              distrosi yang dilakukan ar-Raniri      Rauf segera mendapat kepercayaan
                ahadiah. yang menghimpunkan             datang di Aceh dan tetapi ia tinggal                        terhadap tulisan Hamzah Fansuri.       Ratu. Dalam kedudukannya di pusat
                pula mertabat wahdah dan                di Pahang. Tetapi barulah di masa                       107  Ito, 1978                             kekuasaan ini, Rauf—dalam tradisi
                wahidiah. Hakikat ini disebutnya        pemerintah Iskandar Thani (1637-                                                                   sejarah Aceh dianggap sebagai
                ‘ayan thabitah ertinya benda-benda      1641) yang menggantikan Iskandar                        108  al-Attas, 1966: 86-89                 “wakil” hukum Islam dengan
                tetap, yang masih tertakluk kepada      Muda (1607-1637) ia memainkan                           109  Ibid, 89                              julukan Teungku Kuala. Menurut
                ilmu Tuhan, sementara empat             peranan penting, bahkan diangkat—                       110  Daudy, 1987                           Iskandar (1965), barangkali karena



         280    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   281
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297