Page 293 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 293
alam arwah, iaitu alam segala nyawa, mertabat berikutnya disebut ‘ayan menurut al-Attas—sebagai Shaikh 111 al-Attas, 1966, kutiban hal. 15
yang diibaratkan kepada beberapa kharijiah, iaitu benda-benda yang al Islam. Pada tahun 1644, setelah 112 Kalau sekiranya perkiraan Rinkes
perkara, yang termasuk di bawah sudah terkeluar, yang merupakan menulis buku yang banyak sekali (1909) tidak terlalu keliru bahwa
kalimat “kun”, tanpa perantara pantulan dari benda-benda tetap - antara lain yang sangat terkenal Abdur Rauf ibn Ali, kelahiran
lagi. Mertabat kelima adalah terseut”. Sebuah suluk Jawa, yang Bustanus-Salatin (1638), Sirat al- Singkel (Singkili), yang terkenal
mertabat alam misal, di mana roh dibicarakan Zoettnulder (1990:115- Mustaqim (1634), Asrar al insan dengan sebutan Teungku di Kuala,
Nabi Muhammad pada mertabat 136) memakai sistem yang sama, fi ma’rifat (1640-1644) dan Hajjat pergi ke tanah suci ketika berumur
ini berpecah menjadi kumpulan- kecuali perhatian terutama al-Siddiq li daf al-Zirtdiq, dan Iain- 25-30 tahun, maka Abdur Rauf
kumpulan, yang tidak terhingga ditujukan pada pembicaraan tentang Iain – ia pulang kembali ke Ranir, barangkali dilahirkan di sekitar
banyaknya. Masing-masing misal, tiga martabat yang pertama, yang secara tergesa-gesa. Pada tahun tahun 1615, karena ia berada di
ertinya Iain-Iain rupa bangsa yang berada dalam situasi “ilahi” 1658 ia berpulang, ketika ia masih Tanah Arab—berguru pada lima-
bersifat rohani. Mertabat keenam, 103 Nur al Din Muhammad ibn Ali dalam tahap penyelesaian bukunya, belas ulama dan kira-kira lima belas
yang disebut mertabat alam ajsam, ibn Hasan ibn Muhammad atau Rahiq al Muhammadiyah fi taufiq al- sufi—selama 19 tahun. Rauf baru
yang disusun daripada kejadian lebih dikenal sebagai Nuruddin suffiyah. Dari al-Attas, 1986, tentang pulang setelah gurunya, al-Qusyasyi,
yang keempat, seperti api, hawa, ar-Raniri, lahir di Ranir, sebuah ar-Raniri, lihat juga a.l. Daudy 1983, meninggal dunia dan mendapat
air dan tanah. Dan dari sinilah kota pelabuhan tua di Gujarat, 1987. Tujimah, 1961, Drewes, 1974, ijazah dari pengganti Qusyasyi,
adanya unsur-unsur benda, seperi dekat Surat, India. Kepastian tarikh al-Attas, 1966. Maula Ibrahim, untuk menjadi
haiwan, tumbuh-tumbuhan, kelahirannya tidak diketahui. Tetapi 104 Drewes, 1986 khalifah tarekat Shatariah. Ia sampai
manusia dan jin. Benda-benda yang ia adalah keturunan bangsawan- 105 Johns, 1975, 1976 di Aceh pada tahun 1661, ketika
bersifat haiwaniah ini masih berada Arab, al-Hamid, salah satu suku 106 Kenyataan ini ditekankan sekali Sultanah Tajul Alam Safiatuddin
di bawah lafaz “kun”. Mertabat Quraish. Di tahun 1620 atau 1621 dia oleh al-Attas, yang cenderung Syali (1641-1675) memerintah. Ia
yang ketujuh ialah insan kamil. naik haji. Pamannya pernah dua kali membela Fansuri (al-Attas, 1966: datang ketika “revolusi” yang
Disebut insan kamil di sini kerana mengajar di Aceh (1580-1583) dan 16-17). Menurut al-Attas (ibid, 27-29) dilancarkan ar-Raniri di zaman
didalamnya telah terhimpun segala kemudian di zaman pemerintahan Fansuri tak kurang ortodoks dari pemerintahan suami sang ratu itu,
mertabat, baik yang bersifat jasmani Sultan al-Din Riayat Shah (1589- ar-Raniri. Bahkan “heterodox”-nya Sulthan Iskandar Thani, memerintah
maupun yang bersifat nuraini, 1604). Barangkali sebelum menetap Fansuri lebih banyak disebabkan telah menjalani titik balik. Abdur
yang kadim. seperti mertabat di Aceh, ar-Raniri pernah juga distrosi yang dilakukan ar-Raniri Rauf segera mendapat kepercayaan
ahadiah. yang menghimpunkan datang di Aceh dan tetapi ia tinggal terhadap tulisan Hamzah Fansuri. Ratu. Dalam kedudukannya di pusat
pula mertabat wahdah dan di Pahang. Tetapi barulah di masa 107 Ito, 1978 kekuasaan ini, Rauf—dalam tradisi
wahidiah. Hakikat ini disebutnya pemerintah Iskandar Thani (1637- sejarah Aceh dianggap sebagai
‘ayan thabitah ertinya benda-benda 1641) yang menggantikan Iskandar 108 al-Attas, 1966: 86-89 “wakil” hukum Islam dengan
tetap, yang masih tertakluk kepada Muda (1607-1637) ia memainkan 109 Ibid, 89 julukan Teungku Kuala. Menurut
ilmu Tuhan, sementara empat peranan penting, bahkan diangkat— 110 Daudy, 1987 Iskandar (1965), barangkali karena
280 Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 281

