Page 287 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 287
Perkasa Alah Syah al-Quat”. Dikutib “berasal” dari Barus. “Hamzah Brakel, dengan mengadakan kritik buku yang sukar sekali. Buku ini,
oleh Iskandar, 1980: 222-223. Barus di negeri Melayu// tepatnya teks, antara lain menemukan pola kata Drewes & Brakel (hal. 12-23),
79 Hal ini sering diungkapkan Kapur di dalam kayu//—dikutib taxallo, yaitu kebebasan ekspresi sebagaimana ditunjukkan namanya,
dalam teks-teks Melayu klasik. Iskandar, 1965). Tetapi apakah ia diri, menyangsikan bahwa syair ini ditujukan untuk para mistik yang
Kekayaan raja, kemakmuran dilahirkannya di sana? Perbedaan ciptaan Hamzah Fansuri (1979: 79- telah lanjut, untuk memperdalam
negeri dan kemajuan perdagangan pertama muncul al-Attas (1969) 81). Kesangsian ini diperkuat lagi pengertian tentang “siapa yang
selalu diikuti oleh uraian tentang dan (1970: 4-8) mengatakan tidak, oleh Drewes & Brakel (1986: 18-24). mengenal dirinya, mengenal
kedatangan para ulama. Lihat ia lahir di Sharnawi, berdasarkan Brakel (1969) lebih suka mencari Tuhannya”. Tentang berbagai
umpamanya, Tuhfat al-Nafis, karya sajaknya “Hamzah nin asalnya pada sumber luar, yaitu berita kesukaran dalam al-Muntahi, lihat
Raja Ali Haji, Matheson & Andaya Fansuri Mendapat wujud di tanah asing, antara lain admiral Beaulieu, juga Brakel (1979: 85-89)
(ed.) Shamawi “Wujud” , kata al-Attas, yang datang ke Aceh (1620) yang 82 Tampaknya juga al-Attas tak
80 Terjemahan berdasarkan Surin harus diartikan sebagai wujud menyebutkan adanya ulama “orang mempertimbangkan bait yang
(1978) fisik, jadi artinya lahir. Tetapi Brakel suci” yang sangat dihormati. sebelum dan sesudahnya.
(1969), maupun Drewes & Brakel Kesimpulannya “asalnya
81 Hamzah Fansuri berasal dari Barus, Tak diketahui berapa jumlah tulisan
di pantai Barat pulau Sumatra (1986) menyangsikan hal ini, karena yang telah dihasilkan oleh Fansuri. Fansuri” harus diartikan tempat
(Tapanuli). Tidak ada “sumber baku” al-Attas tak meneruskan syair Tetapi setelah melakukan berbagai lahir, sedangkan “Shamawi”
yang dapat memberi keterangan itu,”beroleh khilafat ilmu yang asli kritik internal dan perbandingan adalah tempat ia menemukan
langsung tentang penyair-sufi pada Abdul Kadir Sayyid Jilani”. teks. Drewes & Brakel berhasil “ilmu wujud”. Brakel (1979)
yang cemerlang ini, tetapi para ahli al-Attas tak bisa menentukan tahun meskipun sebanyak 32 kumpulan memperkuat hal ini dengan
mencoba “mencarinya” dari kritik- kelahiran Hamzah, tetapi merasa syair. Dari kumpulan ini telah mencoba merekonstruksi peranan
intem terhadap tulisan-tulisannya. pasti bahwa ia (Hamzah) talc lagi dikeluarkan beberapa syair, yang historis Barus, yang penting dalam
Hanya saja dengan begini perbedaan menyaksikan Iskandar Muda naik meragukan yang masih dimuat pandangan intemasional.
interpretasi tidak dapat dielakkan.Ia tahta (1607) antara lain, karena ia dalam Doorenbon (1933) dan al- 13. Dalam Bustanus-Salatin, ar-Raniri
konon tidak disenangi oleh Iskandar tak disebut oleh ar-Raniri . dalam Attas (1970). Di samping itu terdapat antara lain menulis. “Syahdan
Muda, karena berani menegur Bustanus-Salatin.\ Tetapi, kata al-Attas tiga prosa, yaitu (1) Asrar al-Arifin pada masa itulah wafat Syeikh
dengan keras. Mungkinkah Hamzah (1966: 44-5) nampaknya ia hidup di (Rahasia makrifat), (2) Sharab ul- Syamsuddin ibn Abdullali as-
Fansuri, yang tak mau ke istana zaman Sultan “ Alauddin Riayat Ashiqin (Minuman yang bercinta) Sumatrani. pada malam isnin,
Syah-e-nadi? Brakel (menyebutkan Shah (1588-1604). Hal ini antara dan (3) al-Muntahi - Ketiganya telah duabelas hari bulan Rajab, pada
tempat hanya di Aceh). Karena lain dibuktikanoleh syairnya Ikat- diterbitkan dan diterjemahkan Hijrah 1039 tahun. Adalah Syeikh
disebut juga dalam Hikayat Aceh, ikatan ilmu’l-nisa, yang menyebut dalam al-Attas (1970). al-Muntahi, itu alim pada segala ilmu, dan
tetapi Drewes lebih tegas—Ibukota raja “mukammil”. Hanyalah Riayat yang menurut Sejarah Banten, dikirim adalah yang termasyur alimnya
Siam Lama. Dalam Satu hal tak ada Shah yang dikenal tradisi Aceh, ke Mekkah bersama dua buku lain pada ilrnu Tasauf, dan beberapa
perbedaan pendapat bahwa Fansuri sebagai Sayyid al-mukammal. Namun, (+ 1630) oleh raja Banten, adalah kitab ditaklifkannya. “ Iskandar
274 Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 275

