Page 145 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 145
Tempat penyimpanan: kropakan, asal:
salinan, keadaan: baik, ukuran: 50,5
cm x 3,7 cm., ruang tulisan: 42,4 cm
x 3,5 cm., tebal: 29 lembar, jumlah
RINGKASAN ISI BABAD halaman: 58 halaman, jumlah baris per
Babad ini menceritakan tentang asal-usul Raja di Majapahit yang berkeraton demang, demung, rakryan Kanuruhan, Bandohaji, Pancatanda Manglurah halaman: 4 baris, aksara: Bali, cara
di Hutan Trik. Adiknya yang bernama Arya Damar, berkeraton di Ngabehi, serta para Mkel. Diceritakan juga ketika I Gusti Ngurah Rai penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
Tulembang. Patiḥ Tuwa bertempat tinggal di Majapahit yang merupakan serta I Gusti Made Tabanan telah kembali ke istana. Setelah gugurnya I 20. bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
paman Sang Raja dari pihak ibu. Patih Tuwa menjabat Waisya di Majapahit, Gusti Beng dan I Gusti Buruhan, keadaan negara menjadi tenteram karena bentuk teks: prosa, subjek: Babad.
Tumĕnggung, anak dari Patiḥ digantikan oleh Raja terdahulu yang yang mengganggu ketenangan sudah hilang. Kemudian masuklah I Gusti Keterangan lain: terdapat tulisan
didapatkan dari Bale Agung Mada. Ki Patih bertemu dengannya ketika Ngurah Rai di istana Ida Dalem, sedangkan I Gusti Made Tabanan kembali BABAD PARIAGEM VA/3/552 tangan dengan pensil di halaman 1r
masih bayi Kemudian disembunyikan dalam pustala kelapa, dan diganti ke Kediri. Adapun I Gusti Banjar gugur di Klungkung, I Gusti Pandak yang berbunyi: “Pariagem, toeroenan
namanya menjadi Patiḥ Gajah Mada. Patih Gajah Mada dipercaya untuk masih berada di Sukasada, I Gusti Pasekan gugur di Rejasa, serta I Gusti dari lontarnja Padaṇḍa Made Boekian
mengatur urusan Keraton Majapahit, dari urusan yang berat hingga urusan Pangkung gugur di Antasari. dari Geloempang [Peliatan] ditoeroen
ringan, besar kecilnya pekerjaan, serta para pejabat arya, punggawa, oleh I Dajoe Poetoe Wati dari
Penaroekan [Djinengdalem].”
Pengarang/penyalin: I Dajoe Poetoe
Wati.
134 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 135