Page 205 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 205

Tempat penyimpanan: keropakan, asal:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   salinan lontar milik I Gde Soebrata,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   keadaan: baik, ukuran: 50,4 cm x 3,7
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   cm, ruang tulisan: 41,3 cm x 3,7 cm,
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           tebal: 68 lembar, jumlah halaman: 136
                                     Diceritakan tentang julukan Ki Kabayan Basukih bernama asli Ki Tonjaha   serta Ki Pasek Sdahan Gunung Agung, Ki Pageh, Ki Patuh, dan Ki Pancat                                                                                                                                                                halaman, jumlah baris per halaman:
                                     yang bertugas sebagai pamangku I Dewa Ratu Kidul serta Ki Pasek Slat   sebagai keseluruhan tetua di gunung Agung. Dijelaskan pula tentang                                                                                                                                                                     4 baris, aksara: Bali, cara penulisan:
                                     bertugas menjaga milik dewa berupa isi lumbung. Untuk pemujaan ke   kutukan dari Ida Ratu Sakti. Jika manusia itu mati, penjelmaannya tidak                                                                                                 30.                                                               digurat dari kiri ke kanan, bahan: daun
                                     Gunung Agung, mereka sama-sama menghadap serta Si Kabayan bersama   dapat ditemukan dan menjadi berkas cahaya yang melayang di udara masuk                                                                                                                                                                    lontar, bahasa: Kawi, bentuk teks:
                                     si Pasek membawa rajapurana tentang cerita dari masa yang lampau.   ke waring cak cacing atau yang dikenal dengan cacing kremi. Ada pula                                                                                                                                                                      kidung, subjek: babad.
                                     Diceritakan dalam rajapurana berkat labha dari Bhatara hingga  berhasil   larangan kepada orang lain yang awam yang tidak berhak membaca rajapura                                                        BABAD RAJA PURANA VB/3/827                                                                           Keterangan lain: pada lembar 1 recto
                                     dijadikan sebagai sumber penghidupan di desa-desa. Dikisahkan perintah   kecuali sesama kaum bandesa. Larangan membaca juga ditujukan kepada                                                                                                                                                                  bagian kanan terdapat tulisan dari
                                     yang dituliskan dalam rajapurana di masa lalu bahwa umat manusia wajib   golongan Brahmana karena memelihara naskah dan teks tersebut bukan                                                                                                                                                                   pensil berhuruf Latin “Rājapurāṇa,
                                     untuk mengingat masing-masing tugasnya sesuai yang termuat pada   kewajibannya.                                                                                                                                                                                                                               toeroenan dari lontarnja I Gde
                                     rajapurana. Perintah Bhatara di Basukih dilaksanakan oleh Ki Kabayan                                                                                                                                                                                                                                          Soebrata dari Br. Sangging (Gianjar)
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   ditoeroen oleh P. Geria dari Br. Paketan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   (Singaradja).”

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pengarang/penyalin: Poetoe Geria.






















                 194                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         195
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210