Page 290 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 290

Tempat penyimpanan: keropakan,
                                                                                                                                                        asal: salinan dari buku milik I Goesti
                                                                                                                                                        Poetoe Djlantik, keadaan: baik, ukuran:
                                                                                                                                                        50,5 cm x 3,6 cm, ruang tulisan: 41,2
 RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                    cm x 3,6 cm, tebal: 17 lembar, jumlah
 Diceritakan pada masa terdahulu di pulau Bali diperintah oleh seorang raja   disebabkan belum adanya anugrah bhatara untuk menyuarakan genta.          halaman: 34 halaman, jumlah bari per
 yang sangat dipuja oleh rakyatnya namun belum memenuhi phalakretine   Kemudian Sangkul Putih memohon bantuan kehadapan dewa lengkap                    halaman: 4 baris per halaman, aksara:
 di Bali. Oleh sebab itu, ditakdirkan di Bali semuanya diwajibkan membuat   dengan mempersembahkan sesajen yang serba suci di pura dilengkapi           Bali, cara penulisan: digurat dari kiri
 tempat suci sebagai pemujaan raja-raja serta pura tempat warga desa   dengan sarana berupa serbuk harum, cendana, kemenyan dan majagawu   44.          ke kanan, bahan: daun lontar, bahasa:
 sembahyang di masing-masing desa. Adapun tempat sembahyang untuk   yang dilaksanakan kira-kira selama setengah bulan. Selanjutnya turunlah             Kawi, bentuk teks: geguritan, subjek:
 memuja di Bhaśukiḥ ditandai dengan adanya meru berjajar di sebelah   pretata dan pretāksu dan bersabda “Hai Sangkul Putiḥ ada hal apa yang             babad.
 selatan Bhaśukiḥ. Keberadaan dari para bhatara, sanggar hagung,   menyebabkan dirimu bersusah hati?” Di sana Saṅkul Putiḥ bersujud dan   BABAD USANA BALI MAYADANAWANTAKA   Keterangan lain: pada lembar 1 recto
 gunung hagung, puseh limas sari, limascatu dan kediaman bhatara di   berkata “wahai pretata prataksu yang menyebabkan hamba bersusah hati              di bagian kanan terdapat tulisan dari
 maspahit. Akhirnya perkembangan pura tersebut ditiru oleh masyarakat   karena belum ada anugrah untuk menyuarakan genta” pertanyaannya pun   VB/2/477  pensil berhuruf Latin “Usana Bali
 Bali di masing-masing desa serta ditiru oleh tri wangsa dengan membuat   dijawab dan wajib ditiru oleh Sangkul Putih sebagai pengingat wajib untuk     Mayadanawāntaka, toeroenan dari
 pamrajan. Kisah lain muncul dari Sangkul Putih setelah lama menjadi   dijadikan sebagai pedoman yang termuat pada Usana Bali.                          boekoe kepoenjaan I Goesti Poetoe
 pamangku di Bhasukih ada hal yang menyulitkan mangku Sangkul Putih                                                                                     Djlantik, Anak-Agoeng negara
                                                                                                                                                        Boeleleng, ditoeroen oleh I Gde
                                                                                                                                                        Ngembak, Br. Dangin peken.”
                                                                                                                                                        Pengarang/penyalin: I Gde Ngembak.





















 278  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         279
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295