Page 76 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 76

mengakui  kesuksesannya  karena  tersemangati  oleh  dongeng-dongeng  yang
                        diceritakan orangtuanya sewaktu mereka kecil (Kak Bimo, 2011: 14). Oleh sebab

                        itu, bagi anak-anak, cerita dapat berfungsi untuk memberi kontak batin anak dengan
                        guru, karena ia merasa senang dengan kisah yang disampaikan gurunya. Cerita juga

                        bisa  menguadtan  imajinasi  anak  untuk  menambah  kreativitas.  Kreativitas  ini

                        penting, sebab bangsa yang besar selalu dilahirkan oleh orang-orang yang kreatif.
                        Fungsi  cerita  lainnya  adalah  mengembangkan  emosi  anak  terhadap  berbagai

                        peristiwa, berupa perasaan belas kasih, sedih, dan sebagainya, memberi hiburan
                        kepada anak, serta merekayasa karakter anak (Kak Bimo, 2011: 25-27).

                               Adapun menurut Ki Heru Cakra, ada lima fungsi cerita atau dongeng bagi

                        anak.  Pertama,  merangsang  imajinasi  dan  kecerdasan  anak.  Kedua,  media
                        pendidikan akhlak. Ketiga, media hiburan yang sederhana tapi efektif bagi anak,

                        keempat, sarana kedekatan atau kehangatan hubungan antara orangtua dan anak,
                        dan  kelima,  merangsang  anak  dalam  perkembangan  berbahasa,  kreativitas,  dan

                        keterampilan  berkomunikasi.  Melalui  dongeng,  anak  bisa  diarahkan  untuk

                        berkarakter  yang  baik,  empati  dengan  lingkungan  atas  kesadaran  sendiri  tanpa
                        merasa disuruh atau ditekan. Oleh sebab itu, setiap orangtua dan guru sebaiknya

                        belajar mendongeng (Ki Heru Cakra, 2012: xi-4 ).
                               Sebelum  bercerita  kepada  anak-anak,  ada  dua  hal  yang  harus  Anda

                        perhatikan. Pertama, berapa usia anak? Mereka yang berusia 0-4 tahun menyukai
                        dongeng fabe, seperti ku¬cing, si wortel, dan sebagainya. Anak usia 4-8 tahun suka

                        do¬ngeng jenaka, misalnya robot pintar, anak rakus, dan sebagainya. Adapun anak

                        berusia 8-12 tahun lebih suka dongeng petualangan fantastis rasional, misalnya,
                        cerita menaklukkan penjahat, si pintar dan si pikun, dan sebagainya. Jangan lupa

                        mengaitkan cerita itu dengan suasana setempat. Kedua, sesu-aikan durasi waktunya
                        dengan usia anak. Anak yang berusia 0-4 tahun, durasi ceritanya maksimal 7 menit,

                        anak berusia 4-8 tahun berdurasi 15 menit, sedangkan anak berusia 8-12 tahun,
                        durasinya maksimal 25 menit (Kak Bimo, 2011: 34-35).

                               Agak sedikit berbeda, Ki Heru Cakra (2012: 52) mengatakan, anak usia 4-6

                        tahun, waktu mendongeng maksimal 20 menit; usia 7-9 tahun atau siswa SD kelas
                        1-3, maksimal 30 menit; dan anak usia 10-12 atau siswa SD kelas 4-6, maksimal 60

                        menit. Mendongeng pada anak bisa dilakukan sambil mere¬ka beraktivitas, dan



                                                              72
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81