Page 74 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 74

mengagumkan atau sangat menarik perhatian, tapi tiba-tiba berbicara yang
                               sebaliknya dan mengejutkan. Misalnya, cerita tentang jenis-jenis makanan

                               Eropa yang disiapkan di meja sebuah pertemuan. Ketika jam makan tiba,
                               ternyata ada pengumuman bahwa makanan yang disiapkan tersebut untuk

                               para tamu dari Eropa, sedangkan untuk peserta pertemuan lainnya sudah

                               disiapkan nasi bungkus di ruang sebelah.
                           8.  Puns, yaitu humor dengan mempermainkan kata-kata yang memiliki makna

                               ganda.  Misalnya,  cerita  seorang  gadis  cantik  yang  mendambakan  suami
                               yang tidak harus kaya, tapi "cukup" saja, yaitu cukup satu rumah, cukup satu

                               mobil BMW, cukup umrah ke tanah suci setiap tahun.

                               Jika  Anda  menyisipkan  humor  dalam  Retorika,  perhatikan  petunjuk
                        Khayyirah (2014: 148-149). Ia mengatakan, humor memang bisa menghilangkan

                        rasa bosan pendengar terhadap Retorika. Tapi, Anda harus berhati-hati, terutama
                        pada hal-hal berikut ini:

                               1.  Ingat, Anda sedang berRetorika, bukan melawak.

                               2.  Anda harus mengetahui keadaan yang tepat untuk menyisipkan humor
                                  di tengah Retorika.

                               3.  Anda  seharusnya  tidak  meninggalkan  sama  sekali  cita-rasa  sebuah
                                  humor.

                               4.  Humor yang Anda sisipkan harus berkaitan dengan isi Retorika Anda.
                           Khusus untuk Retorika dakwah, di samping petunjuk di atas, Anda juga harus

                        memperhatikan beberapa etika dalam penyampaian humor, yaitu:

                           1.  Tidak boleh berbohong, karena berbohong tetap dilarang meskipun untuk
                               bergurau.

                           2.  Tidak  menghina  orang,  sebab  kata  yang  menyakitkan  hati  orang  tetap
                               terarang meskipun dengan alasan bergurau.

                           3.  Tidak  berlebihan,  sebab  kita  diperintahkan  untuk  menjauhi  semua
                               perbuatan yang tidak bermanfaat. Garam sangat diperlukan untuk masakan,

                               tapi jika berlebihan, masakan menjadi tidak nyaman (Iwan Marwan, 2010:

                               170-172). Obat juga menyehatkan jika dengan dosis yang tepat, tapi akan
                               mematikan jika dosisnya berlebihan.





                                                              70
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79