Page 70 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 70
yang berbicara lebih dahulu. Tetapi, tidak semua orang dapat menjadi yang
pertama. Bahkan, presiden kita yang pertama juga tidak berhasil menjadi yang
pertama dalam segala-galanya. Ia orang pertama yang menghasilkan kedamaian,
pertama juga yang menghasilkan peperangan, yang pertama di hati setiap anggota
sebangsa setanah air. Tetapi, saudara-saudara seka-lian, ia menikah dengan seorang
janda." Retorikanya yang harus dibukanya dalam situasi yang demikian sulit
tersebut berhasil diatasinya dengan gemilang. Selama dua puluh menit ia berhasil
memukau para pendengar dengan ucapan-ucapannya yang mengandung humor.
Jika Anda sulit bercerita, cobalah membayangkan cerita itu sebagai kcjadian
sehari-hari. Bayangkanlah situasinya, lalu ceritakanlah apa yang Anda lihat pada
gambaran mental itu. Cerita yang hidup dan humor yang terkandung di dalamnya
akan keluar sendiri tanpa paksaan. Lama-kelamaan Anda akan merasakan bahwa
Anda pun dapat bercerita yang lucu-lucu, bahkan Anda sendiri akan merasakan
sesuatu yang me-nyenangkan dalam bercerita.
Memang ada kemungkinan lelucon Anda sudah dikenal orang. Tetapi
ingatlah apa yang diucapkan oleh Carolyn Wells, "Ada lelucon yang telah ada sejak
lama, tetapi tetap disenangi pendengar sampai sekarang. Humor bagaikan mata hari,
ia tidak dibatasi waktu, ia bersinar untuk siapa saja dan kapan saja." Bagaimana
caranya agar humor itu tetap menarik? Rahasianya terletak pada cara
menyampaikannya. Ketika bercerita, Anda harus dapat menggambarkan dan
membayangkan cerita itu dalam pikiran Anda dan memberi visualisasi sebaik
mungkin. Dengan cara ini, apa pun cerita yang Anda bawakan, akan berhasil
menghidupkan suasana yang di-hayati pendengar. Upayakan untuk tidak ikut
tertawa. Jangan memakai bahasa dialek. Gunakan bahasa sederhana yang dapat
dipahami oleh semua pendengar. Juga perlu diingat bahwa semua penyampaian ide
secara oral haruslah sedapat mungkin disampaikan secara natural. Oleh sebab itu,
humor harus benar-benar dipersiapkan sebelumnya.
Ikutilah tiga petunjuk Scott Friedman CSP dalam bukunya, Humor
Presentasi (2006: 20-21) agar Anda tidak cang-gung dalam menyampaikan humor.
Pertama, jangan takut risiko gagal humor. Komedian ulung pun bisa gagal. Jika
gagal dalam humor tertentu, maka cari humor lain. Jangan putus asa. Jika takut
risiko, Anda tidak akan maju. Hanya saja ku-rangi risiko itu dengan belajar dan
66