Page 273 - Perilaku Konsumen - Mashur Razak
P. 273
Para responden direkrut atas dasar profil sebagai konsumen
yang ditarik secara teliti (disebut kuesioner penyaring) menurut
syarat-syarat yang ditentukan oleh manajemen pemasaran, dan
biasanya dibayar sejumlah uang atas partisipasi mereka. Kadang
kadang para pemakai merek produk perusahaan dikumpulkan dalam
satu kelompok atau lebih, dan semua jawaban mereka dibandingkan
dengan kelompok bukan pemakai yang diwawancarai dalam
kelompok lain.
Beberapa kelompok focus berbentuk riset kolase (collage
research), dimana para peserta diberi gunting, lem, kertas, dan
majalah, dan diminta membuat kolase yang meggambarkan diri
mereke sendiri, maupun hubungan mereka dengan golongan produk
yang sedang dipelajari.
Beberapa pemasar lebih menyukai kelompok focus daripada
wawancara perorangan yang mendalam karena ia memakan waktu
lebih singkat untuk menyelesaikan studi, dan mereka merasa bahwa
diskusi kelompok yang berlangsung bebas dan dinamika kelompok
cenderung menghasilkan gagasan dan pandangna baru yang lebih
banyak daripada wawancara yang mendalam.
Teknik Proyektif. Teknik proyektif dirancang untuk
mengungkap motif pokok individu walaupun motif tersebut
merupakan rasionalisasi bawah sadar atau usaha untuk
menyembunyikan secara sadar. Teknik ini terdiri dari berbagai
macam “tes” tersembunyi yang berisi stimuli yang samar, seperti
kalimat yang tidak lengkap, gambar atau kartun yang tidak ada
judulnya, noda tinta, tes hubungan kata kata, dan pemeranan watak
orang lain. teknik proyeksi kadang kadang dilaksanakan sebagai
bagian dari kelompok focus, tetapi lebih sering digunakan selama
berlangsungnya wawancara yang mendalam. Bentuk tes proyeksi
dapat berbentuk tes hubungan kata kata (“menurut pendapat anda
apa kata pertama jika saya membuat kata ‘komputer?”), atau tes
menyelesaikan kalimat (“jika saya pergi berbelanja di mal, saya
…”).
260 | Perilaku Konsumen