Page 44 - FullBook Keperawatan Gerontik
P. 44
Bab 3 Perubahan Fisik, Psikologis, dan Sosial Pada Usia Lanjut 27
Equilibrium homeostasis. Homeostasis mengacu pada keseimbangan dinamis
yang harus dipertahankan dalam lingkungan internal tubuh. Semua sel tubuh
bergantung pada lingkungan internal yang konstan agar dapat berfungsi
dengan baik. Meskipun terdapat berbagai variasi pada lingkungan internal, jika
proses homeostatis seperti tekanan darah, gas darah, keseimbangan asam-basa
(keasaman atau alkalinitas darah), dan gula darah yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah maka lansia tidak mampu bertahan.
Mekanisme pengaturan yang sangat kompleks dalam tubuh membantu
menjaga keseimbangan homeostatis, tetapi dengan bertambahnya usia dan
kapasitas cadangan yang berkurang, keseimbangan homeostatis lebih mudah
terganggu, dan sekali terganggu maka sulit untuk dipulihkan. Hal ini
menyebabkan lansia lebih rentan terhadap infeksi, penyakit, gangguan fungsi
dan kecelakaan akhirnya kematian. Oleh karena itu, lansia perlu
memperhatikan secara khusus perilaku mempertahankan kesehatan dan gaya
hidup sehat (Saxon, 2015).
Kecepatan (pacing). Mengatur kecepatan diri sendiri, atau melakukan sesuatu
dengan cara dan kerangka waktu yang disukai, menjadi hal penting pada lansia
sebagai salah satu cara untuk mengurangi efek kapasitas cadangan fisiologis
yang berkurang. Perawat yang merawat lansia perlu mengizinkan lansia
mondar-mandir jika ingin membantu lansia tampil efektif dan kompeten
(Saxon, 2015).
Berikut ini tinjauan perubahan fisiologis yang normal terkait usia pada
berbagai sistem tubuh yaitu:
3.2.1 Sistem Kardiovaskuler
Fungsi jantung dan detak jantung saat istirahat, fraksi ejeksi dan curah jantung
hampir tidak berubah seiring bertambahnya usia. Namun curah jantung saat
berolahraga akan menurun karena penurunan denyut jantung maksimum dan
ketidakmampuan jantung berkontraksi (volume stroke) akibat terjadi respons
blokade beta-adrenergik. Lansia mungkin mengeluh sesak napas dan
kelelahan, dan menunjukkan waktu pemulihan yang lebih lambat dari
takikardia setelah berolahraga. Denyut jantung yang lebih dari 90 denyut per
menit (bpm) pada lansia menunjukkan adanya stres fisiologis. Demikian juga
waktu konduksi dari atrioventricular (AV) node mungkin meningkat pada
lansia yang sehat. Oleh karena itu, saat menafsirkan EKG pada lansia yang
berusia lebih dari 65 tahun, interval P-R dapat berkisar 210 hingga 220