Page 48 - FullBook Keperawatan Gerontik
P. 48

Bab 3 Perubahan Fisik, Psikologis, dan Sosial Pada Usia Lanjut   31


              urinaria.  Perubahan  ini  berkontribusi  terhadap  penurunan  laju  aliran  urin,
              volume berkemih, dan kapasitas vesika urinaria menyusut dari kira-kira 500
              ml  menjadi  250  ml  serta  peningkatan  kontraksi  involunter  vesika  urinaria
              pasca-buang air kecil. Selain itu terjadi penurunan sinyal persepsi dari vesika
              urinaria terhadap pengosongan vesika urinaria dan berkurangnya fungsi dasar
              panggul yang dianggap sebagai urgensi urinaria, hal ini menyebabkan poliuria
              dan nokturia (Boltz et al., 2016; Cash & Glass, 2016).

              3.2.5 Sistem Imun

              Seiring  bertambahnya  usia  terjadi  penurunan  sistem  kekebalan  tubuh
              (immunosenescence)  yang  ditandai  dengan  berkurangnya  fungsi  imun.
              Penelitian  terdahulu  mengungkapkan  bahwa  kelenjar  timus  yang
              memproduksi  sel  T  untuk  melawan  bakteri  dan  virus  berkurang  fungsinya
              setelah pubertas. Sel T yang tersisa mampu menghasilkan respons yang lebih
              baik meskipun jumlahnya lebih kecil. Efek penuaan pada sistem kekebalan
              dimanifestasikan pada berbagai tingkatan seperti penurunan produksi sel B dan
              T di sumsum tulang dan timus serta berkurangnya fungsi limfosit matang di
              jaringan limfoid sekunder (Grabbe, 2017).
              Imunosenescence mengakibatkan lansia rentan terhadap penyakit menular dan
              penyakit  kronis  serta  menurunkan  tingkat  efikasi  (kemanjuran)  vaksin.
              Immunosenescence  meredam  induksi  respon  imun  adaptif  sehingga
              menurunkan  tingkat  respon  terhadap  vaksin.  Misalnya,  vaksinasi  influenza
              memiliki  tingkat  perlindungan  hanya  56%  pada  lansia.  Demikian  juga  titer
              antibodi setelah vaksinasi booster, seperti tetanus lebih rendah dan menurun
              lebih cepat dengan fungsi antibodi yang berkurang pada lansia dibandingkan
              dengan orang yang lebih muda (Boltz et al., 2016).

              Centers  for  Disease  Control  and  Prevention  (CDC)  merekomendasikan
              imunisasi  untuk  lansia.  Vaksin  dengan  polisakarida  pneumokokus  untuk
              infeksi pneumokokus direkomendasikan untuk lansia yang berusia 65 tahun ke
              atas dengan vaksinasi ulang satu kali jika lansia telah divaksinasi 5 tahun atau
              lebih  sebelumnya  dan  berusia  kurang  dari  65  tahun  pada  saat  vaksinasi
              pertama. Vaksin influenza diberikan kepada lansia yang berusia 50 tahun ke
              atas setiap tahun. Vaksin zoster dosis tunggal direkomendasikan untuk lansia
              berusia  60  tahun  ke  atas  terlepas  dari  riwayat  zoster  sebelumnya.  Vaksin
              tetanus  lengkap  diberikan  untuk  lansia  yang  memiliki  riwayat  imunisasi
              tetanus yang tidak pasti atau telah menerima kurang dari tiga dosis. Booster
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53