Page 173 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 173

Rekomendasi                                                                                      Rekomendasi




 Dalam upaya implementasinya, obligasi narkotika dapat mengambil dua jalur pilihan:   Implikasi teknis jika pembiayaan P4GN berada dalam framework SDGs Bond adalah

                  proyek  dan  program P4GN  harus  didaftarkan  dalam proyek  dan  program SDGs
 1.)  Pertama,  berdiri  dalam  bond  framework  tersendiri  yang  terdefinisi  secara  khas
 dalam use  of  proceeds, evaluation  and  selection,  management of  proceed,  dan   sebagaimana dilaporakan dalam publikasi Indonesia’s Sustainable Development Projects
 reporting—empat prinsip penerbitan bond. Ini artinya Narcotics Bond membutuhkan   2019-2030. 219   Ini  artinya P4GN  perlu  lebih  dulu  menyusun  daftar  eligible projects

 organisasi tersendiri yang menginisiasi, mengembangkan, dan mengawal bond sejak   and program dengan rujukan publikasi di atas. Menariknya, dengan mekanisme ini
 pre-issuance  hingga  post-issuance.  Konsultasi  khusus  disarankan  kepada  Badan   pressing monitoring akan bertambah. Selain melalui kanal politik, sosial, dan pasar,
 Kebijakan Fiskal (BKF), Dirjen Anggaran (DJA), dan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan   ada pula tambahan pengawasan teknokratis karena P4GN berada di dalam sistem

 dan Risiko (DJPPR) untuk inisiasi dan budget tagging.  teknokrasi SDGs dalam karakternya tersendiri. Secara organisasional, konsultasi
                  intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan (khususnya tiga unit eselon 1
 Potensi kesulitan  di tingkat  global adalah belum adanya rujukan—justru  malah   yang disebutkan di atas) amat diperlukan.
 Narcotics Bond akan menjadi rujukan bagi world market. Namun, dalam kerangka

 ICMA  (the  International  Capital  Market  Association),  Narcotics  Bond  dapat
 dikategorisasi sebagai social bond.  Potensi kesulitan  yang  lain adalah minimnya   8.2.2. Lingkar Konsentrik Diplomasi Anti-
 external reviewers, baik sebagai Second Party Opinion (SPO) maupun Third Party

 Assurance  (TPA)  dalam  pre-  dan  post-issuance.  Namun  demikian,  sepanjang   Narkotika Indonesia
 konstruksi social bond ICMA digunakan, kesulitan ini secara potensial dapat dijawab.
 Bahkan, mengingat keunikan bond ini, dapat diduga external reviewers justru akan   Saran  strategis  yang  kami  usulkan  untuk  memulai  diplomasi  anti-narkotika

 menawarkan diri sehingga asumsi kelangkaan external reviewers dapat dipatahkan.  adalah  dengan  pertama-tama  menetapkan  lingkar  konsentrik  diplomasi.  Hal  ini  akan
            memudahkan BNN dalam melakukan dan mengukur prioritisasi fokus, perhatian, sumber
 2.)  Berada dalam bond framework SDGs yang sekarang tengah dikembangkan. Beberapa

 alasan untuk hal ini adalah nama BNN disebut dalam Metadata Indikator SDGs218   daya, dan juga risiko.
 Pilar  Pembangunan  Hukum  dan  Tata  Kelola  pada  Indikator  “16.3.2.(a):  Proporsi   1.)  Lingkar konsentrik pertama adalah negara-negara Asia Tenggara yang berbatasan
 tahanan yang melebihi masa  penahanan terhadap seluruh jumlah tahanan.” Di   langsung  dengan  Indonesia,  khususnya  di  Indonesia  Barat.  Antara  lain:  Malaysia

 sini BNN disebut sebagai ‘sumber data’. Kemudian, lebih menukik dan substansial   dan Singapura.  Dengan  kedua  negara  ini,  Indonesia  sama-sama  memiliki
 daripada alasan pertama adalah pengendalian penyalahgunaan narkotika termasuk   kepentingan  nasional  untuk  mencegah  aliran  masuk  dari  wilayah  Segitiga  Emas,
 isu yang menjadi sasaran SDGs (Metadata Indikator SDGs Pilar Pembangunan Sosial).  khususnya  Myanmar.  Terhadap  negara  di  lingkar  konsentrik  ini,  misi  diplomatik
 “    “Target  3.5.  Memperkuat  pencegahan  dan  pengobatan  penyalahgunaan  zat,   pencegahan dan rehabilitasi. Untuk semakin meningkatkan trust, BNN juga bisa
                  lebih  ditekankan  pada  berbagi  informasi, baik  intelijen  maupun  terkait program



                  menginisiasi kerjasama yang lebih kultural: usulan utama kami adalah kerjasama
 termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan.
 Indikator  3.5.1.(a).  Jumlah  penyalahguna  napza  yang  mendapatkan  pelayanan   di bidang penelitian bersama, dengan menggandeng masyarakat/universitas dari
 rehabilitasi medis.  kedua belah pihak negara. Bahkan, akan jauh lebih baik lagi apabila itu dilakukan
                  bebarengan dengan ketiga negara sekaligus.
 Indikator 3.5.1.(b). Jumlah yang mengakses layanan pascarehabilitasi”
                  Ide  penelitian  yang  bisa dieksplorasi  adalah  membangun  basis  data  prevalensi
                  di kawasan. Ide ini sebenarnya juga yang menjadi dasar keluhan dari UNODC dan




 218   “Konsultasi Publik Rancangan Metadata Indikator SDGs Edisi II,” Kementerian PPN/Bappenas, 14 Agustus 2020, http://sdgs.
 bappenas.go.id/peta-jalan-tpb-sdgs-indonesia-dan-konsultasi-publik-rancangan-metadata-edisi-ii/.  219   Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia’s Sustainable Development Projects 2019-2030, 2020.


 158  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   159
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178