Page 29 - 16. CHERIE DIS SANG RATU RENANG
P. 29
luar sana yang mungkin kehidupan dan kondisi fisiknya lebih buruk
dariku.
Kebersamaan dalam keluarga membuatku semakin yakin bahwa
apa yang kualami semuanya akan baik-baik saja. Ayah, mama, dan
abang sangat mendukungku. Sangat picik rasanya bila aku tak
menghiraukan mereka, padahal mereka sangat peduli dan perhatian
padaku. Kurasa perlu waktu untuk memahami perasaanku dan
keadaanku yang jauh berbeda. Tak seperti dulu lagi. Meskipun
keluarga dan teman-teman sekelas bahkan teman-teman di lingkungan
sekitar rumahku tak ada yang memandang sebelah mata padaku.
Aku harus percaya dan tak boleh ragu pada keluargaku yang pasti
sangat mencintaiku. Mereka ingin aku maju berprestasi tanpa
terkendala kondisiku saat ini. Ayah selalu bilang, yang menyebabkan
orang terpuruk adalah tidak adanya semangat dalam dirinya untuk
maju, memiliki prestasi di bidang apa pun.
Kubuka laptop hadiah dari ayah atas prestasi akademikku di
sekolah dari kelas 1 hingga kelas 3. Kucari informasi dan gambar
orang-orang disabilitas yang memiliki segala keterbatasan dan bidang
yang digelutinya. Aku tak menyangka begitu banyak orang-orang
berprestasi di sekitar kita walaupun disabilitas tetapi mereka memiliki
prestasi luar biasa.
Setelah puas membaca dan mencari informasi. Di keheningan
malam dalam kesendirianku. Ku mohon padaMU. Ya, Alloh tunjukkan
jalanmu agar aku bisa lebih baik, batinku bergumam. Kupejamkan mata
namun pikiranku masih melayang, kuingin mala mini aku sudah bisa
menentukan bidang yang kusukai. Kira-kira apa ya?
Hmmm…sepertinya renang asyik juga, batinku berkata. Sambil
memejamkan mata kubayangkan sulitnya berenang dengan kaki
lumpuh. Apakah mungkin ada orang yang mau melatihku berenang.
Sebelum kakiku lumpuh aku sudah bisa dua gaya – gaya dada dan
gaya bebas. Tapi sekarang, aku tak tahu apakah masih mungkin aku
25