Page 25 - 16. CHERIE DIS SANG RATU RENANG
P. 25

Walau bagaimana pun, ini adalah masa-masa sulit dalam hidupku.

                           Kaki  yang  tidak  berfungsi  –  harus  pakai  kursi  roda.  Terlintas  dalam
                           pikiranku  sulitnya  kemana-mana  harus  menggunakan  kursi  roda  atau

                           ayah  harus  menggendongku  meski  tubuhku  kecil.  Tak  ada  yang  bisa

                           kuperbuat selain menerima cobaan ini dengan ikhlas.
                               “Alloh  pasti  punya  rencana  lain  yang  saat  ini  tidak  kita  tahu.

                           Yakinlah  bahwa  Dia  memberikan  cobaan  ini  bukan  hanya  ke  Cherie
                           tapi juga untuk keluarga kita. Jika kita bersatu, saling bantu dan peduli,

                           Ayah  yakin  Cherie  bisa  melewati  hari-hari  sulitnya  karena  kita  selalu

                           ada disampingnya.” Kata ayah memberi nasihat pada kami.
                               “Cherie percaya kan?” Mama memandangku dengan sorot matanya

                           yang aku sendiri bingung menjawabnya.
                               Aku hanya mengangguk.

                               Sudah dua minggu aku tidak masuk sekolah. Bu Dwi dan teman-
                           temanku  sudah  datang  menjenguk,  di  rumah  sakit  maupun  di  rumah.

                           Mereka sudah tahu kondisiku sekarang. Dinda teman sebangkuku juga

                           sudah beberapa kali datang dan sepertinya ia berusaha meyakinkanku
                           bahwa dia akan tetap menganggapku sebagai sahabatnya.

                                                                      “Kamu tetap harus semangat.
                                                                  Kamu  tidak  sendiri  ada  aku  dan

                                                                  aku yakin keluargamu juga sangat

                                                                  sayang dan perhatian denganmu.”
                                                                  Kata         Dinda         berusaha

                                                                  meyakinkanku
                                                                      “Ya,  Din  aku  percaya  itu.

                                                                  Mungkin aku hanya butuh waktu.”

                           Jawabku sambil membuang pandanganku ke luar jendela kamar.
                               “Ayo  kita  jalan-jalan  di  taman  depan  rumahmu.  Kulihat  tamannya

                           bersih.  Aku  yang  akan  mendorong  kursi  rodamu.”  Kata  Dinda  penuh
                           antusias.





                                                                                                   21
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30