Page 55 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 55
Rotter mengajukan sebuah rumusan untuk memprediksi
Rumusan perilaku umum dengan memasukan keempat variabel tersebut.
Rotter mengajukan sebuah rumusan untuk memprediksi
Prediksi Dasar Rumusan ini merepresentasikan cara memprediksi yang cenderung
Rumusan
b. Kebutuhan seseorang perilaku umum dengan memasukan keempat variabel tersebut.
Rotter mengajukan sebuah rumusan untuk memprediksi
idealis daripada realistis, dan tidak ada nilai pasti yang dapat
Prediksi Dasar Rumusan ini merepresentasikan cara memprediksi yang cenderung
Rumusan
perilaku umum dengan memasukan keempat variabel tersebut.
diambil dari rumusan ini.
Rumusan ini merepresentasikan cara memprediksi yang cenderung
Penguatan akan cenderung meningkat nilainya bila kebutuhan Prediksi Dasar idealis daripada realistis, dan tidak ada nilai pasti yang dapat
idealis daripada realistis, dan tidak ada nilai pasti yang dapat
juga meningkat. Contohnya, pemberian semangkuk sup pada diambil dari rumusan ini.
dua orang yang mempunyai tingkat kelaparan yang berbeda. diambil dari rumusan ini.
BP : Potensi Perilaku ra : Penguatan
c. Ekspektasi di masa depan xI : Perilaku x di situasi I E : Ekspektasi
BP : Potensi Perilaku ra : Penguatan
sI : Situasi Psikologis RV : Nilai Penguatan
BP
: Potensi Perilaku
: Penguatan
Rotter meyakini bahwa manusia akan menggunakan xI : Perilaku x di situasi I ra E : Ekspektasi
E RV
xI sI
: Ekspektasi
: Perilaku x di situasi I
kognisinya untuk mengantisipasi beberapa kejadian yang akan : Situasi Psikologis : Nilai Penguatan
terjadi di masa depan dengan mengetahui penguatannya sI : Situasi Psikologis RV : Nilai Penguatan
terlebih dahulu, dan juga dapat mengetahui nilai penguatan Rumusan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: potensi dari
yang mana yang dapat berkontribusi untuk mencapai sebuah perilaku x untuk dapat terjadi dalam situasi I, dalam hubungannya
Rumusan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: potensi dari
tujuan. dengan penguatan a adalah fungsi dari ekspektasi bahwa perilaku x
perilaku x untuk dapat terjadi dalam situasi I, dalam hubungannya
Rumusan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: potensi dari
akan diikuti oleh penguatan a dalam situasi I dan nilai penguatan
perilaku x untuk dapat terjadi dalam situasi I, dalam hubungannya a
dengan penguatan a adalah fungsi dari ekspektasi bahwa perilaku x
4. Situasi Psikologis (Psychological Situation-s) akan diikuti
dengan penguatan a adalah fungsi dari ekspektasi bahwa perilaku x a
dalam situasi I. oleh penguatan a dalam situasi I dan nilai penguatan
Contoh kasus La Juan, seorang mahasiswa yang berbakat
akan diikuti oleh penguatan a dalam situasi I dan nilai penguatan a
dalam situasi I.
Didefinisikan sebagai bagian dari dunia internal dan eksternal dalam situasi I. akademis, mengikuti kegiatan perkuliahan yang
Contoh
dalam bidang kasus La Juan, seorang mahasiswa yang berbakat
yang direspons manusia. Menurut (Rotter, dalam Schultz & membosankan (sI), membuat potensi perilaku (BP) untuk
Contoh kasus La Juan, seorang mahasiswa yang berbakat
dalam bidang akademis, mengikuti kegiatan perkuliahan yang
Schultz, 2009), situasi psikologis adalah “kumpulan dari tanda- dalam bidang akademis, mengikuti kegiatan perkuliahan yang
membosankan (sI), membuat potensi perilaku (BP)
untuk
merebahkan kepala di meja (perilaku x) dengan tujuan untuk tidur
tanda yang kompleks yang saling berinteraksi, yang beroperasi membosankan (sI), membuat potensi perilaku (BP) untuk
(r a) adalah hasil fungsi dari Ekspektasi (Ex) akan diikuti oleh
merebahkan kepala di meja (perilaku x) dengan tujuan untuk tidur
pada seseorang dalam periode waktu yang spesifik” merebahkan kepala di meja (perilaku x) dengan tujuan untuk tidur
(r a) adalah hasil fungsi dari Ekspektasi (Ex) akan diikuti oleh
kegiatan tidur (r a) dalam situasi kelas tertentu (sI), ditambah dengan
(r a) adalah hasil fungsi dari Ekspektasi (Ex) akan diikuti oleh
kegiatan tidur (r a) dalam situasi kelas tertentu (sI), ditambah dengan
pengukuran setinggi apa keinginannya untuk tidur (RV) dalam
kegiatan tidur (r a) dalam situasi kelas tertentu (sI), ditambah dengan
pengukuran setinggi apa keinginannya untuk tidur (RV) dalam
situasi spesifik (s).
pengukuran setinggi apa keinginannya untuk tidur (RV) dalam
situasi spesifik (s).
situasi spesifik (s).
Memprediksi Untuk memprediksi perilaku umum hampir sama dengan
Memprediksi Untuk memprediksi perilaku umum hampir sama dengan
memprediksi perilaku spesifik. Yaitu terdapatnya ekspektasi dan
Perilaku
Memprediksi Untuk memprediksi perilaku umum hampir sama dengan
memprediksi perilaku spesifik. Yaitu terdapatnya ekspektasi dan
Perilaku
kebutuhan. Rotter (1982) mendefinisikan kebutuhan sebagai
Umum
kebutuhan. Rotter (1982) mendefinisikan kebutuhan sebagai
Perilaku memprediksi perilaku spesifik. Yaitu terdapatnya ekspektasi dan
Umum
perilaku atau seperangkat perilaku yang dilihat orang dapat
Umum kebutuhan. Rotter (1982) mendefinisikan kebutuhan sebagai
perilaku atau seperangkat perilaku yang dilihat orang dapat
menggerakkan mereka ke arah suatu tujuan. Kebutuhan merupakan
perilaku atau seperangkat perilaku yang dilihat orang dapat
menggerakkan mereka ke arah suatu tujuan. Kebutuhan merupakan
indikator dari tujuan perilaku. Perbedaan antara kebutuhan dan
menggerakkan mereka ke arah suatu tujuan. Kebutuhan merupakan
indikator dari tujuan perilaku. Perbedaan antara kebutuhan dan
tujuan hanya bersifat semantik. Kebutuhan dibagi dalam beberapa
indikator dari tujuan perilaku. Perbedaan antara kebutuhan dan
tujuan hanya bersifat semantik. Kebutuhan dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu:
tujuan hanya bersifat semantik. Kebutuhan dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu:
a. Pengakuan Status
kategori, yaitu:
a. Pengakuan Status
a. Pengakuan Status
Meliputi kebutuhan untuk diakui oleh orang lain. Hal tersebut dapat
Meliputi kebutuhan untuk diakui oleh orang lain. Hal tersebut dapat
Meliputi kebutuhan untuk diakui oleh orang lain. Hal tersebut dapat
berupa sekolah, olahraga, pekerjaan, hobi, penamilan, maupun status
berupa sekolah, olahraga, pekerjaan, hobi, penamilan, maupun status
berupa sekolah, olahraga, pekerjaan, hobi, penamilan, maupun status
sosial ekonomi.
sosial ekonomi.
sosial ekonomi.
b. Dominansi
b. Dominansi
b. Dominansi
Yaitu kebutuhan untuk mengendalikan orang lain untuk
orang lain untuk
Yaitu kebutuhan untuk mengendalikan
orang lain untuk
Yaitu kebutuhan untuk mengendalikan
mendapatkan kekuasaan di antara teman-teman, keluarga, kolega,
mendapatkan kekuasaan di antara teman-teman, keluarga, kolega,
mendapatkan kekuasaan di antara teman-teman, keluarga, kolega,
atasan, dan bawahan. Contoh spesifik dominansi adalah memersuasi
atasan, dan bawahan. Contoh spesifik dominansi adalah memersuasi
atasan, dan bawahan. Contoh spesifik dominansi adalah memersuasi
kolega untuk menerima ide seseorang.
kolega untuk menerima ide seseorang.
kolega untuk menerima ide seseorang.
Teori Belajar (Behavioristik) Halaman 45
Halaman 45
Teori Belajar (Behavioristik)
44 Teori Belajar (Behavioristik) Teori Belajar (Behavioristik) Halaman 45
Teori Belajar (Behavioristik) Halaman 44