Page 46 - manajemen
P. 46

1.46                                               Manajemen  



          Contoh Kelompok Formal dan Informal



          Berikut ini contoh kelompok formal.

          Misalkan, suatu perusahaan akan meluncurkan produk baru. Tim yang akan meluncurkan

          produk baru tersebut sudah dibentuk. Ketua adalah manajer pemasaran, sedangkan wakil

          ketua adalah manajer keuangan. Anggota ada lima orang, yaitu dua orang dari departemen
          pemasaran, satu orang dari departemen sumber daya manusia, satu orang dari departemen

          keuangan,  dan  satu  orang  lagi  dari  departemen  produksi.  Surat  ketetapan  (SK)  sudah

          ditandatangani oleh direktur utama.



          Berikut ini contoh kelompok nonformal (informal)

          Di  suatu  perusahaan,  karyawan  yang  beragama  Islam  sepakat  untuk  mengadakan

          pengajian.  Pengajian  akan  dilakukan  rutin  setiap  hari  Jumat  setelah  kantor  tutup.  Ketua
          pen  gajian disepakati Pak Mardiyono, staf pemasaran. Tidak ada SK resmi dari direksi.

        4.  Aliran Perilaku
            Aliran  manajemen  klasik  tidak  dapat  menaikkan  produktivitas  sambil
        tetap menjaga harmonisasi tempat kerja. Aliran klasik cenderung memandang
        organisasi  secara  mekanistis.  Teori  perilaku  kemudian  muncul  karena
        ketidakseimbangan teori klasik dalam  memandang organisasi.  Mary Parker
        Follet dan Chester I Barnard merupakan pionir dalam aliran perilaku.

        a.  Pendekatan hubungan manusiawi (human relations)
            Hubungan manusiawi (human relations) pada umumnya mengacu pada
        suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dan karyawan. Jika
        hubungan  manusia  pada  suatu  organisasi  efektif,  suasana  kerja  akan
        mendorong semangat kerja dan keharmonisan suasana kerja. Efektivitas kerja
        diharapkan  akan  terjadi  dari  suasana  kerja  atau  hubungan  manusiawi  yang
        baik.

        b.   Studi Hawthorne
            Studi  Hawthorne  dilakukan  di  pabrik  Western  Electric  Company  dari
        tahun  1924—1933  di  Hawthorne,  dekat  Chicago,  Amerika  Serikat.  Studi
        disponsori  oleh  General  Electric,  Co.  Studi  tersebut  bertujuan  melihat
        pengaruh tingkat cahaya penerangan di tempat kerja terhadap produktivitas.
        Pada  mulanya,  karyawan  dibagi  dalam  dua  kelompok.  Kelompok  pertama,
        yaitu  tingkat  penerangan  diubah-ubah.  Kelompok  kedua  merupakan
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51