Page 181 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 181

memiliki kesamaan derajat dengan negara-negara yang telah merdeka
                dan berdaulat. Namun ke dalam, wadah kemerdekaan dan kedaulatan
                yang dimiliki belum mempunyai isi yang mantap. Undang-undang dasar
                negara masih bersifat sementara, institusi-institusi dan peraturan semua
                masih  bersifat  sementara,  begitu  pula  bentuk  ketentaraan  pun  masih
                bersifat sementara.
                        Dengan demikian RIS tidak mampu melancarkan suatu program
                pembangunan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang mantap dan
                konsisiten berdasarkan tiang-tiang pendukung yang bersifat sementara.
                Oleh  sebab  itu,  langkah  pertama  yang  dilakukan  saat  itu  adalah
                menetapkan  undang-undang  dasar,  yang  menjadi  sumber  dari  seluruh
                peraturan dan sistem pemerintahan dan pembangunan negara. Selama
                undang-undang  masih  bersifat  sementara,  maka  seluruh  kehidupan
                termasuk  kemerdekaan  dan  kedaulatan  itu  sendiri  juga  bersifat
                sementara.
                        Pada  31  Januari  1950  UUD  Sementara  RIS  ditandatangani
                Presiden  RIS,  artinya  hal  ini  merupakan  suatu  pemenuhan  dalam
                melaksanakan  ketentuan  yang  disetujui  dalam  KMB.  Konsep  UUD  RIS
                tersebut adalah hasil kompromis antara delegasi Belanda, BFO dengan
                RI yang telah dikondisikan dalam penyerahan kedaulatan pada Bangsa
                Indonesia.  Dengan  demikian,  penerimaan  UUD  itu  tidak  didasarkan
                pada  keinginan  rakyat,  tetapi  pada  keinginan  lawan  berunding,  demi
                tercapainya  persetujuan.  Meski,  Belanda  menyadari  bahwa  RI  bersifat
                Unitaris dan mereka sadar pula bahwa 90% atau lebih kaum intelektual
                bangsa  Indonesia  yang  begitu  banyak,  berdiri  tegak  di  belakang
                Republik  Indonesia.  Artinya,  mereka  termasuk  pendukung  paham
                Unitaris. Begitu pula, Belanda juga sadar bahwa paham kesatuan yang
                diyakini  rakyat  adalah  saudara  kembar  dari  kemerdekaan  sedang
                federalisme adalah adaik kandung dari kolonialisme. Namun demikian,
                sekalipun  bertentangan  dengan  logika,  Belanda  memaksakan
                federalisme dijadikan tiang utama pada UUD  RIS.

                        Mungkin,  kalau  Belanda  hanya  ingin  membayar  hutang  pada
                BFO,  karena  Belanda  menyadari  tidak  dapat  berbuat  apa-apa  lagi  di
                Indonesia.  Oleh  sebab  itu,  Belanda  berusaha  berbuat  baik  terhadap
                orang-orang  BFO,  sebagai  tanda  terimakasih  atas  bantuan  dan
                dukungan  mereka  di  masa  lampau.  Meski  dalam  hati  kecilnya  masih
                tersisa harapan, apabila sifat federalisme itu dapat dipertahankan, para
                mantan  pendukungnya  tetap  memegang  kekuasaan  di  daerahnya,
                mungkin  Belanda  memperoleh  kesempatan  bekerja  dan  berusaha  di
                wilayah-wilayah yang dianggap pendukungnya tersebut.






                                                                                 169
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186