Page 182 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 182
Pengayaan Materi Sejarah
Setelah Presiden Sukarno menandatangani UUD RIS rakyat mulai
bergolak dan mempertanyakan apakah RIS masih merupakan jajahan
Belanda? Apa arti kemerdekaan dan kedaulatan? Rasa tidak puas cepat
menjalar ke mana-mana. Para pemimpin revolusi harus memberi
jawaban tegas pada rakyat yang menganggap, “Federalisme adalah
ciptaan Belanda, bukan ide yang lahir dari hati dan pikiran bangsa
sendiri”. Sejak itu, dimulai tuntutan untuk kembali ke kesatuan dan
kembali ke UUD 1945. Selanjutnya, kehendak itupun terwujud dengan
dimulainya satu demi satu negara dan daerah bagian membubabarkan
diri. Pada Agustus 1950 UUD RIS diganti dengan UUDS RI 1950, RIS
diubah menjadi RI serta wilayah Indonesia dibagi dalam provinsi-
provinsi.
Oleh karena itu, berhasilnya bangsa Indonesia mempertahankan
Negara Kesatuan RI sejak Proklamasi dicetuskan pada 17 Agustus 1945
hingga 1950 yang ditandai dengan kembalinya ke negara kesatuan
adalah berkat pengorbanan rakyat yang sangat besar, baik melalui
perjuangan fisik maupun diplomasi serta tekad pemuda yang gigih demi
kemerdekaan dan kedaulatan sebuah negara yang baru berusia lima
tahun saat itu. Namun, capaian tersebut tidak terlepas pula dari
bantuan internasional yang sangat berharga dari negara-negara sahabat
dan PBB.
Di samping itu, perjuangan selama lima tahun dalam
mempertahankan kemerdekaan dan negara kesatuan RI yang
sebelumnya telah menjadi impian selama hampir setengah abad sejak
masa perjuangan kaum pergerakan, telah menggembleng rasa
persamaan dan persatuan selama perjuangan revolusioner. Pencapaian
persatuan yang luar biasa bagi perjalanan Indonesia dengan ribuan
pulau, suku, bahasa, dan pelbagai macam kepercayaan agama yang
utama yang selanjutnya akan bersatu dalam suatu ikatan yang telah
terpateri tidak hanya dengan kata-kata dan lembaga-lembaga, tetapi
juga dengan pengorbanan bersama. Persamaan dan persatuan yang
muncul sebagai modal kekuatan dalam perjuangan dari 1945 hingga
1950 di tengah wilayah RI yang terkepung oleh negara-negara federal
bentukan Belanda merupakan lesson learned yang memiliki value bagi
upaya untuk terus memperjuangkan keberlangsungan NKRI kini dan ke
depan. Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa.
G. Ambar Wulan
170