Page 187 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 187

Bab. 3


                                                  Masa Demokrasi Parlementer
                                                                      1950 - 1959



                3.1.    Pendahuluan
                        Masa  demokrasi  parlementer  yang  dipaparkan  di  sini
                berlangsung  sejak  17  Agustus  1950  hingga  5  Juli  1959.  Pada  masa
                tersebut  Pemerintah  RI  menggunakan  Undang-Undang           Dasar
                Sementara  (UUDS)  Tahun  1950  dan  melaksanakan  sistim  demokrasi
                parlementer  secara  penuh.  Masa  tersebut  sering  disebut  juga  masa
                demokrasi    liberal.   Herbert   Feith   menyebubutnya   “demokrasi
                konstitusional”  sebagaimana  dipakai  sebagai  judul  bukunya.  Wilopo
                berdasarkan  pengalamannya  sebagai  perdana  menteri  menyebutnya
                “zaman pemerintahan partai-partai”.
                     Pada  masa  revolusi,  setelah  kabinet  RI  pertama  dibubarkan,  ada
                empat kabinet yang jatuh bangun, yaitu Kabinet Sutan Syahrir pertama,
                Kabinet  Syahrir  kedua,  Kabinet  Syahrir  ketiga,  dan  Kabinet  Amir
                Syarifuddin.  Pada  masa  revolusi,  sistem  demokrasi  parlementer  telah
                dipraktekkan di bawah UUD 1945 tanpa ada perubahan.
                     Uraian  tentang  masa  demokrasi  parlementer  dimulai  dengan
                mengemukakan  bagaimana  terbentuknya  kembali  Negara  Kesatuan
                Republik Indonesia (NKRI) dari Repubik Indonesia Serikat (RIS). Setelah
                NKRI  terbentuk  yang  menggunakan  UUDS  1950,  dipaparkan  secara
                kronologis pemerintahan kabinet-kabinet yang jatuh bagun. Sejak tahun
                1950 hingga tahun 1959  terjadi tujuh kali  pergantian kabinet. Ketujuh
                kabinet  itu  akan  dipaparkan  sejak  Kabinet  Mohammad  Natsir
                (September 1950 – April 1951) hingga Kabinet Djuanda (Juanda) (April
                1957 – Juli 1959). Kabinet-kabinet itu diuraikan secara ringkas tentang
                bagaimana kabinet-kabinet tersebut dibentuk setelah seorang atau dua
                orang  ditunjuk  oleh  presiden  sebagai  formatur  kabinet.  Kemudian,
                diuraikan mosi-mosi dalam DPR yang menghendaki suatu kabinet jatuh.
                Akhirnya,  diuraikan  mengapa  suatu  kabinet  jatuh  kemudian  perdana
                menteri menyerahkan kembali mandat kepada presiden. Setelah




                                                                                 175
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192