Page 192 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 192

Pengayaan Materi Sejarah


                        Di Negara Sumatra Selatan (NSS) rakyat menuntut agar negara
                bagian  itu  dibubarkan.  Pada  tanggal  18  Januari  1950,  Partai  Nasional
                Indonesia,  Partai  Katolik,  Partai  Indonesia  Raya,  Partai  Sarekat  Islam
                Indonesia, dan Partai Sosialis Indonesia mengajukan mosi ke Parlemen
                NSS  agar  negara  bagian  itu  dibubarkan.  Sidang  Parlemen  NSS    pada
                awal  bulan  Februari  1950  meminta  Wali  Negara  NSS  agar  secepatnya
                menyerahkan kekuasaan kepada Pemerintah RIS. Pada tanggal 18 Maret
                1950,  bertempat  di  Gedung  Parlemen  NSS,  diselenggarakan  upacara
                serah terima kekuasaan dari Abdul Malik, Wali Negara NSS, kepada dr.
                Mohamad Isa sebagai Komisaris RIS. Karena kuatnya tuntutan pemuda,
                setelah upacara, Parlemen NSS memutuskan bahwa wilayah NSS masuk
                wilayah  RI.  Pada  tanggal  24  Maret  1950  Pemerintah  RIS  resmi
                membubarkan  NSS  dan  wilayahnya  dimasukkan  ke  dalam  wilayah
                Provinsi  Sumatra  Selatan.  Kemudian  pada  tanggal  22  April  1950
                dilakukan  pembubaran  dan  penyerahan  Daerah  Istimewa  Bangka  dan
                Beliting kepada RI (Kementerian Penerangan, 1954: 67).
                        Di Sulawesi Selatan, gerakan menuju negara kesatuan mendapat
                tantangan dari golongan federalis yang ingin mempertahankan Negara
                Indonesia  Timur  (NIT).  Pada  bulan  Maret  1950,  berbagai  demonstrasi
                yang menuntut pembubaran NIT dan memasukkan wilayah tersebut ke
                dalam  RI,  terjadi  di  Gorontalo,  Poso,  Donggala,  Takalar,    Jeneponto,
                Goa, Bonthain, Palopo, dan Mandar. Seluruh daerah di Sulawesi bangkit
                menuntut  agar  Pemerintah  RIS  membubarkan  NIT  dan  memasukkan
                wilayahnya ke dalam Negara  RI.
                        Sebelum  Pemerintah  RIS  membubarkan  NIT,  rakyat  di  Provinsi
                Sulawesi,  Maluku,  dan  Sunda  Kecil  (Nusa  Tenggara)  pada  tanggal  17
                April  1950  menyatakan  melepaskan  diri  dari  NIT  dan  wilayahnya
                bergabung  dengan  RI.  Di  Makassar,  pemerintah  daerah  dan  Parlemen
                Sulawesi Selatan mulai tanggal 26 April 1950 menyatakan melepaskan
                diri  dari  NIT  bergabung  dengan  RI.  Mereka  mendesak  Pemerintah  RIS
                dan  Pemerintah  RI  agar  pernyataan  mereka  disahkan.  Setelah  itu
                menyusul  proklamasi  dari  daerah  lain  di  Sulawesi  yang  bermaksud
                melepaskan diri dari NIT dan bergabung dengan  RI.
                        Di  Kalimantan  Timur,  sejak  awal  tahun  1950  terjadi  gerakan
                menuntut  digabungkannya  wilayah  tersebut  ke  dalam  RI.  DPR
                Kalimantan Timur mengajukan resolusi yang mendesak kepada Dewan
                Gabungan Kesultanan agar secepatnya menyerahkan kekuasaan kepada
                Pemerintah  RIS.  Dalam  resolusi  itu  disetujui  penggabungan  wilayah
                Kalimantan Timur sebagai daerah otonom ke dalam Negara RI. Selain di



                180
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197