Page 194 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 194

Pengayaan Materi Sejarah


                proklamasi.  Kemudian,  berhubung  makin  hebatnya  tuntutan  rakyat
                untuk  membubarkan  NST,  muncul  inisiatif  dari  Fron  Nasional  se-
                Sumatra  Timur  untuk  mengorganisasikan  aksi-aksi  rakyat  yang
                diwujudkan dalam bentuk kongres rakyat.
                        Rakyat di  negara-negara  bagian menuntut pembubaran daerah
                bagian mereka. Mereka ingin bergabung dengan RI dan Pemerintah RIS
                memenuhi keinginan itu. Saat terjadi gerakan, tuntutan mereka diterima
                oleh sidang DPR-RIS dan  tuntutan itu dijadikan sebagai mosi lembaga.
                Oleh karena persetujuan tersebut, maka digabungkanlah hampir semua
                daerah bagian itu secara konstitusional kepada RI kecuali NST dan NIT.
                Oleh karena desakan yang kuat dari rakyat NST dan NIT, maka negara
                bagian  itu  menyatakan  keinginan  mereka  untuk  bergabung  dengan
                wilayah  RI.  Untuk  menyelesaikan  penggabungan  dan  membentuk
                negara  kesatuan,  sidang  Kabinet  RIS  pada  tanggal  19  April  1950
                memutuskan untuk mengadakan konferensi segi empat antara RIS –  NIT
                – NST – RI. Namun konferensi segi empat tersebut batal karena NST dan
                NIT memberi kuasa kepada pemerintah RIS (Antara, 13 Mei 1950).
                        Setelah konsep  negara kesatuan  rancangan RIS  disepakati oleh
                RI, NST, dan NIT, pada tanggal 19 Mei 1950 diadakan rapat pertama di
                Jakarta.  Delegasi  Pemerintah  RIS  dipimpin  oleh  PM  Mohammad  Hatta
                dan  delegasi  Pemerintah  RI  dipimpin  oleh  dr.  A.  Halim.  Kedua  belah
                pihak  menyetujui  pembentukan  suatu  negara  kesatuan  yang  tertuang
                dalam  Piagam  Persetujuan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Serikat  dan
                Republik  Indonesia.  Kedua  pemerintah  menyetujui  mengenai  UUDS
                yang  diperoleh  dengan  mengubah  Konstitusi  RIS  sedemikian  rupa
                sehingga  esensi  UUD  RI  masuk  di  dalamnya.  Kedua  belah  pihak
                menyetujui    pembentukan      Panitia   Bersama    yang    bertugas
                menyelenggarakan  pembentukan  negara  kesatuan  tersebut  dalam
                waktu secepatnya. Pada tanggal 3 Juni 1950 Panitia Bersama itu dilantik
                oleh Presiden Sukarno. Tanggal 29 Juni 1950 mereka berhasil menyusun
                Rancangan  Undang-Undang  Dasar  Sementara  (RUUDS)           negara
                kesatuan.  Esok  harinya,  RUUDS  tersebut  diserahkan  Panitia  Bersama
                kepada Pemerintah RIS dan Pemerintah RI untuk dibahas.
                        Tanggal  11  Juli  1950  Pemerintah  RIS  mengadakan    sidang
                kabinet untuk membicarakan RUUDS Negara Kesatuan RI. Tanpa banyak
                perubahan pemerintah RIS menerima baik RUUDS tersebut. Pada waktu
                yang  bersamaan  pemerintah  RI  juga  melakukan  hal  yang  sama  dan
                hasilnya menerima baik RUUDS. Selanjutnya, tanggal 26 Juli pemerintah





                182
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199