Page 191 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 191

dimulai  sejak  pertengahan  bulan  November  1949.  Pada  waktu  itu
                utusan  alim  ulama  Madura,  yaitu  Mohammad  Iskandar,  menghadap
                Presiden  RIS  Sukarno.  Ia  menyatakan  kesetiaan  penduduk  Madura
                kepada  pemerintah  RI.  Mereka  tidak  mengakui  Negara  Madura  di
                bawah  Wali  Negara  R.A.A.  Tjakraningrat  (Cakraningrat)  dan  meminta
                kepada Pemerintah RI agar Madura kembali masuk sebagai keresidenan
                Negara RI (Ra’jat, 16 November  1949).
                        Pada  bulan  Januari  1950,  muncul  resolusi  dari  organissasi-
                organisasi  massa  dan  serikat-serikat  pekerja.  Menanggapi  resolusi
                tersebut  DPR  Negara  Madura  pada  tanggal  10  Januari    1950
                menyatakan  sikapnya,  yaitu  agar  Negara  Madura  secepatnya
                dibubarkan. Kemudian, dibentuk Panitia Pelaksana Resolusi DPR Negara
                Madura dipimpin oleh R. Bagioadi. Tugas panitia adalah melaksanakan
                pembubaran  Negara  Madura.  Dalam  sidang  tanggal  19  Januari  1950
                diputuskan  antara  lain  agar  panitia  membubarkan  Negara  Madura
                (Merdeka, 26 Januari 1950).
                        Penduduk  Madura  terus  mendesak  dibubarkannya  Negara
                Madura.  Dalam  Surat  Keputusan  No.  4  tanggal  28  Januari  1950,  Wali
                Negara Madura menyerahkan kekuasaan kepada DPR Negara Madura.
                Dalam  sidang  tanggal  2  Februari  1950  dewan  menganjurkan  agar  wali
                negara  menyerahkan  kekuasaan  kepada  Pemerintah  RIS.  Memenuhi
                keinginan DPR Negara Madura, Menteri Dalam Negeri RIS menugasi Mr.
                Indra  Kusuma  sebagai  Komisaris  Pemerintah  RIS  agar  mengadakan
                hubungan  antara  pemerintah  RIS,  pemerintah  Negara  Madura,  dan
                rakyat Madura.
                        Oleh  karena  proses  pembubaran  berjalan  lambat,  maka  pada
                tanggal  14  Februari  1950,  Fron  Nasional  Pemuda  Seluruh  Madura
                menyatakan  ketidakpuasannya.  Esok  harinya  di  Pamekasan,  ibu  kota
                Negara Madura,  diadakan demonstrasi menuntut pembubaran Negara
                Madura  dan  mulai  hari  itu  agar  wilayah  Madura  digabungkan  dengan
                RI. Selanjutnya, pada tanggal 21 Februari 1950, empat orang wakil dari
                Madura  menemui  Menteri  Dalam  Negeri  RIS  unutk  meminta  campur
                tangannya.  Untuk  menyelesaikan  masalah  tersebut  Pemerintah  RIS
                mengirim Mr. Wongsonegoro (Indonesia Raja, 10 Maret 1950).
                        Dalam  sidang  Parlemen  RIS  tanggal  1  Maret  1950,  diajukan
                enam mosi dari negara-negara  bagian, salah satunya  adalah mosi dari
                Negara Madura. Esok harinya, sidang menerima keenam mosi tersebut.
                Melalui  Surat  Keputusan  Presiden  RIS  No.  110  tanggal  9  Maret  1950
                wilayah Negara Madura resmi digabungkan dengan  RI.



                                                                                 179
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196