Page 188 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 188

Pengayaan Materi Sejarah


                presiden  menerima  kembali  mandat,  ia  menunjuk  seorang  atau  lebih
                untuk membentuk kabinet baru.
                     Selanjutnya dipaparkan tema-tema atau peristiwa-peristiwa penting
                pada  masa  itu.  Pemaparan  tema-tema  tersebut  dilakukan  secara
                kronologis,  yaitu  tentang  penumpasan  terhadap  pemberontakan-
                pemberontakan  di  awal  tahun  1950-an  yaitu  pemberontakan  APRA,
                Pemberontakan  Andi  Azis,  Pemberontakan  RMS,  dan  Pemberontakan
                DI/TII,  Peristiwa  17  Oktober  1952,  Konferensi  Asia  Afrika,  Pemilihan
                umum  tahun  1955,  Deklarasi  Juanda,  Pemberontakan  PRRI,
                Pemberontakan  dan  Permesta,  Kembali  ke  UUD  1945,  dan  terakhir
                Penutup.

                3.2.   Terbentuknya Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia
                        Sistem pemerintahan federal (serikat) yang terbentuk  karena
                hasil  Konferensi  Meja  Bundar  (KMB)  hanya  bertahan  selama  kurang
                lebih  enam  minggu.  Sesudah  itu,  sistem  pemerintahan  tersebut  mulai
                goyah  karena  banyaknya  tuntutan  dari  rakyat  (arus  bawah)  untuk
                menggantinya  dengan  sistem  pemerintahan  unitaris  (kesatuan).
                Gerakan  menuju  negara  kesatuan  itu  berlangsung  selama  tujuh  bulan
                pertama tahun 1950.
                        Gerakan  menuju  negara  kesatuan  itu  terlihat  kuat.  Menurut
                kebanyakan  orang  Indonesia,  sistem  federal  dipandang  sebagai  alat
                pengawasan Belanda terhadap Indonesia. Kebanyakan bangsa Indonesia
                tidak  puas  terhadap  sistem  tersebut.  Di  lima  belas  negara  bagian
                ciptaan Belanda, ketidakpuasan itu diwujudkan dalam bentuk tuntutan-
                tuntutan massa. Mereka serempak menuntut agar federalisme dihapus
                dan  daerah-daerah  bagian  itu  dilebur,  kemudian  digabungkan  dengan
                Negara RI. (Waktu RIS, RI sebagai salah satu negara bagian). Gerakan-
                gerakan  itu  mendapat  dorongan  semangat  dari  pemerintah  negara
                bagian  RI,  Presiden  Sukarno,  dan  kaum  republiken  terkemuka  dalam
                pemerintah RIS (Idas, h. 12).
                        Rakyat  di  negara-negara  bagian  umumnya  menuntut  agar
                wilayahnya  dikembalikan  kepada  Negara  RI.  Di  Negara  Pasundan,
                gerakan  rakyat  ditanggapi  positif  oleh  parlemen  negara  bagian  itu.
                Tuntutan  itu  dijadikan  mosi  Parlemen  yang  diajukan  oleh  Suyoso  dkk.
                dari  Fraksi  Indonesia.  Mosi  itu  meminta  agar  Penerintah  negara
                Pasundan  menyerahkan  kekuasaannya  kepada  Pemerintah  RIS.  Akibat
                dari mosi itu, pada akhir bulan Desember 1949 Perdana Menteri (PM)
                Negara Pasundan Mr. Djumhana Wiraatmadja (Jumhana Wiriaatmaja)



                176
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193