Page 185 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 185
27
P. Sanders 1980. “Sjahrir dan Perjanjian Linggarjati” dalam Rosihan Anwar (ed).
Mengenang Sjahrir. Jakarta, PT. Gramedia, hal. 272.
28
Ibid., hal. 277.
29
Rudolf Mrazek. 1996. Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia. Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta: hal 585.
30
R.Z. Leirissa, 2006. Op. Cit., hal. 53.
31
P. Sanders . 1980. Op. Cit.: hal 279.
32
Anak Agung saat dipilih menjadi anggota kabinet Petama NIT, masih menjabat
Kepala Swapraja Gianyar. Ia menegaskan, banyak kritik bahwa NIT ciptaan Van
Mook dan Pemerintah Hindia Belanda, tidak seluruhnya benar. Semua
berproses dengan musyawarah dan perundingan setara antar semua peserta.
Apalagi konsep NIT yang semula memperjuangkan kembalinya kekuasaan
kolonial, ditentang habis-habisan oleh konferensi. Usul wakil-wakil daerah dan
golongan murnipikiran nasionalisme dan cita-cita kemerdekaan sejati.
Selanjutnya, sebagai tokoh lokal kemudian ia berhasil menjadi tokoh nasional,
hal ini tidak terlepas dari perannya dalam mendukung Republik sesuai cita-
citanya yakni membentuk Negara Indonesia Serikat (NIS). Selanjutnya, ia
dipercaya oleh Sukarno dalam formatur Kabinet RIS sebagai Menteri Dalam
Negeri. Pada masa kembali ke Negara kesatuan, ia dipilih menjadi Menteri Luar
Negeri masa Kabinet Burhanuddin Harahap. (Aco Marnafe. 2007. Op. Cit: hal
120).
33
Ibid., hal 167.
34
Ide Anak Agung Gde Agung. 1983. Op. Cit., hal. 333.
35
Leirissa, 2006. Op. Cit.: hal. 108.
36
Ibid., hal. 111.
37
Ide Anak Agung Gde Agung.1983. Op. Cit., hal. 369.
38
Ibid.: 119.
39
Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed.). 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah.
Jakarta, van Hoeve dan Depdikbud: hal. 230.
40
Taufik Abdullah dan A.B. Lapian. Ibid., hal 232.
41
Ide Anak Agung Gde Agung. 1985. Op. Cit., hal. 565.
42
Ibid.
43
R.Z. Leirissa. 2006. Op. Cit.: hal 278.
173