Page 180 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 180
Pengayaan Materi Sejarah
yang telah dinyatakan sebagai daerah Belanda sebagai akibat adanya
persetujuan Renville.
Sementara itu, kabinet selanjutnya di bawah Hatta yang terdiri
dari tokoh-tokoh yang tidak mewakili partai masing-masing,
menghadapi tekanan dan ancaman Belanda yang makin meningkat,
meskipun berada di bawah pengawasan badan internasional. Apa pun
pertimbangan politik yang mendasarinya, pada Desember 1948 Belanda
melancarkan agresinya yang kedua. Tetapi, sebelum itu beberapa
negara telah mengakui de facto Republik dan beberapa negara Arab
justru telah memberikan pengakuan, baik secara de facto maupun de
jure. Meski Belanda berhasil mendududki Yogyakarta dan kota-kota lain
serta menangkap pucuk pimpinan Republik. Agresi Belanda Kedua ini
ternyata merupakan pukulan yang fatal bagi hasrat kolonialisme
Belanda. Hal ini bukan saja disebabkan tentara Belanda yang
mempunyai peralatan persenjataan yang serba lengkap, gagal untuk
menjinakkan taktik gerilya yang dijalankan TNI, yang secara bertahap
berhasil mengumpulkan kekuatannya. Beberapa negara bikinanan
Belanda, terutama yang terbesar dan tertua, yakni Negara Indonesia
Timur (NIT) secara demonstratif memperlihatkan simpatinya kepada
Republik. Akhirnya, di bawah tekanan internasional dan melewati suatu
perundingan, Belanda harus meninggalkan Yogyakarta dan
memulangkan para pemimpin pemerintah Republik yang ditawan.
Pada 6 Desember 1949 Sukarno secara bulat dipilih sebagai
Presiden RIS yang pertama dan terakhir. Pada 19 Desember 1949 Hatta
membentuk Kabinet RIS dan ia sendiri merangkap jabatan sebagai
menteri luar negeri. Sesuai dengan persetujuan, pada 27 Desember
1949 Hatta menerima “penyerahan kedaulatan” dari tangan Ratu
Juliana, sedangkan di Jakarta, Sultan Hamengkubuwono, Menteri
Pertahanan RIS, menerimanya dari wakil Kerajaan Belanda. Keesokan
harinya dalam suasana kemerdekaan dan kemenangan, Bung Karno
“pulang” ke Jakarta. Dan, Bung Karno ingat benar betapa “berjuta-juta
orang membanjiri jalan-jalan. Mereka menangis, berteriak, memekik,
“Hidup Bung Karno, merdeka, Alhamdulillah”. Aku menangis. Kita telah
merdeka”.
Tahap pertama perjuangan kemerdekaan yang diproklamirkan
sudah selesai. Revolusi fisik yang digelorakan oleh semangat dan
keinginan yang berapi-api sudah dilalui. Diplomasi revolusi yang
diwarnai kekecewaan-kekecewaan Republik atas ketidakpatuhan
Belanda dengan komitmennya sendiri serta penindasan melalui agresi-
agresi militer yang dilakukannya sudah diakhiri, kemerdekaan dan
kedaulatan penuh akhirnya pun dimiliki. Itulah bagian pertama dari
Proklamasi yang dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Ke luar, RIS sudah
168