Page 176 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 176
Pengayaan Materi Sejarah
RIS Arnold Monomutu. Pada tanggal 23 Desember 1949, H.V.K. Lovink
mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden RIS Sukarno di
Yogyakarta sebelum dia meniggalkan Indonesia beberapa saat setelah
penyerahan pemerintahan tanggal 27 Desember 1949. Dalam
pertemuan itu Lovink diterima dalam suasana persahabatan serta sesuai
protokol yang berlaku untuk seorang kepala pemerintahan.
Pada keesokan harinya, tanggal 28 Desember 1949, Presiden
Sukarno memasuki Jakarta dengan disambut ribuan rakyat di sepanjang
jalan menuju istana. Adihadapan rakyat yang berkumpul di Koningsplein
yang diganti namanya oleh Presiden dengan nama istana Merdeka,
Bung Karno menyampaikan pidato dan memperkenalkan anggota
kabinetnya kepada rakyat serta menghimbau kepada setiap orang untuk
ikut membantu membangun tanah air yang sejahtera. Adapun rakyat
sendiri menunjukkan semangat akan kegairahan dalam menyambut
pemerintah pertama RIS dan saat itu, rakyat merasakan pula tekanan
pemerintahan kolonial yang telah hilang. 53
Dengan terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), maka
hal ini merupakan penanda awal proses menuju terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masa transisi tersebut tidak terlepas
dari dinamika pertentangan yang mengganggu integrasi Indonesia saat
itu. Bermula dari keberadaan RIS (Republik Indonesia Serikat) yang
terbentuk setelah ratifikasi hasil-hasil KMB (Konferensi Meja Bundar)
oleh KNIP yang bersidang pada 6 hingga 15 Desember 1949 sebagai
negara berbentuk federasi.
KMB menyusun pula rancangan Konstitusi RIS yang dilakukan
oleh oleh utusan-utusan dari negara RI yang dipimpin oleh Perdana
Menteri (PM) Mohammad Hatta dan utusan-utusan dari limabelas
negara yang tergabung dalam BFO (Bijeenkomst Federaal Overleg) yang
dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat. Menurut Konstitusi
RIS, negara federal tersebut terdiri dari enam belas (16) negara bagian
yang memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk berbeda dan daerah
54
yang berdiri sendiri, yakni :
1. Republik Indonesia
2. Kalimantan Barat
3. Indonesia Timur
4. Madura
5. Banjar
6. Bangka
164