Page 171 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 171

kebudayaan  dan  pendidikan  sudah  selesai  menyusun  persetujuan.
                Sedang  komisi-komisi  lain  masih  belum  mapu  menetapkan  kerangka
                dasar  persetujuan  untuk  bidang  yang  ditangani.  Jelaslah,  bahwa
                sekalipun antar dua bangsa terdapat perbedaaan-perbedaan pada soal
                materiil,  pada  bidang  yang  lebih  tinggi  mereka  dapat  mencapai
                kesepakatan demi peningkatan martabat dan derajat manusia. Kiranya
                semangat  luhur  yang  hidup  dalam  komisi  kebudayaan  dan  pendidikan
                itu, dalam KMB ini sudah jelas membuktikan dapat membawa manfaat
                yang  nyata,  menjiwai  hubungan  bangsa-bangsa  yang  terlibat  dalam
                kerjasama Uni itu.” 47
                       Pasca para ketua delegasi menyampaikan sambutan, selanjutnya
                diadakan  penandatanganan  Induk  Persetujuan  (Mantelresolutie)  KMB
                oleh  masing-masing  ketua  delegasi  dan  anggota-anggota  UNCI.  Dalam
                pidato  penutupannya,  ketua  sidang  Dr.  W.  Drees  juga  berbicara  atas
                nama tuan rumah, mengenang masa lampau dengan menyampaikan:
                “Hubungan  Belanda  –  Indonesia  pada  abad  19  dan  awal  abad  20
                mencapai  kejayaannya.  Seluruh  Kepulauan  Indonesia  sudah  dapat
                dipersatukan,    tetapi   sekaligus   dia   sudah    mempersiapkan
                keruntuhannya.  Kenyataan  itu  tidak  dapat  diingkari”.  Akhirnya  dia
                berharap  “...supaya  tali-tali  hubungan  yang  ditetapkan  dalam
                persetujuan KMB ini benar-benar terwujud”. 48


                        Pada  tanggal  11  Nopember  1949,  sebelum  meninggalkan
                Ranggon,  Hatta  menerangkan  kepada  pers,  bahwa  RIS  akan  turut
                mengambil  bagian  dalam  uni  negara-negara  Asia  Tenggara.  Pada
                tanggal  14  November  1949  Hatta  tiba  di  Maguwo,  Yogyakarta  yang
                disambut  kedatangannya  oleh  Presiden  Sukarno  sendiri  dengan  istri,
                Ny.  Hatta  dan  para  pejabat  militer  serta  sipil.  Ketika  itu  telah  pula
                terdengar suara-suara dari kalangan partai oposisi yang menuduh Hatta
                terlau  mengalah  di  KMB.  Bahkan  disebutkan  bahwa  sejak  persetujuan
                Roem-Royen  diterima,  RI  sudah  menyetujui  batasan-batasan  pada
                tuntutannya.  Pada  tanggal  21  November  1949  Parlemen  Indonesia
                Timur sudah meratifikasi persetujuan KMB. Pada tanggal 25 November
                1949 Badan pekerja KNIP mendengarkan penjelasan Hatta tentang KMB
                dan  pada  hari  itu  juga  diputuskan  untuk  segera  mengadakan  sidang
                pleno KNIP.
                        Sementara itu, di Jakarta diadakan pertemuan antara wakil-wakil
                RI dengan BFO untuk membentuk satu Panitia Persiapan Nasional yang
                terdiri  dari  31  anggota,  yakni  15  wakil  dari  RI  dan  16  wakil  BFO.
                Sedangkan Mohamad Roem terpilih sebagai ketua dan Anak  Agung  Gde
                Agung  sebagai  wakil  ketua.  Panitia  ini  bertugas  untuk  menyusun



                                                                                 159
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176