Page 169 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 169

yang  datang  dari  luar  maupun  dari  dalam  negeri. 44   Konperensi  Inter
                Indonesia  dibuka  kembali  di  Jakarta  pada  hari  Minggu  31  Juli  1949
                pukul  10.00  bertempat  di  Gedung  Indonesia  Serikat  (dulu  Volksraad,
                kini  Gedung  Pancasila).  Gedung  ini  juga  dikenal  sebagai  gedung  BFO,
                karena  di  gedung  inilah  organisasi  tersebut  berkantor  dan  selalu
                menyelenggarakan rapar-rapatnya. Agenda-agenda di Jakarta mengikuti
                agenda  yang  telah  digunakan  di  Yogyakarta.  Di  samping  itu  semua
                perbedaan  yang  muncul  di  Yogyakarta  telah  diselesaikan  saat  itu,
                sehingga  selama  pembicaraan  dalam  Konferensi  Inter  Indonesia  di
                Jakarta tidak lagi muncul perbedaan pendapat dan seluru permasalahan
                dapat  disetujui  bersama.  Dalam  laporan  akhir  Konferensi  dibacakan
                Anak  Agung  yang  terdiri  dari  masalah  Ketatanegaraan,  ekonomi  dan
                keuangan,  keamanan,  kebudayaan,  pengajaran  dan  pendidikan,  serta
                agama.



                2.1.7.  KMB, RIS, Dan Kembali Ke Negara Kesatuan RI
                       Hasil  Keputusan  Konferensi  Inter  Indonesia  menjadi  bekal
                delegasi  BFO  pimpinan  Sultan  Hamid  II  dan  delegasi  RI  pimpinan  Drs
                Mohamad  Hatta  menuju  Den  Haag  untuk  menghadiri  KMB.  Selain
                delegasi  Belanda,  juga  hadir  ketiga  anggota  UNCI  di  KMB  yang
                berlangsung  dari  23  Agustus  1949  hingga  2  November  1949.  Selama
                dua  bulan  wakil-wakil  Indonesia  dan  Belanda  berupaya  menemukan
                kata  sepakat  terkait  masalah-masalah  yang  hingga  waktu  itu  masih
                merupakan  tembok-tembok  penghalang.  Situasi  ini  tercermin,
                diantaranya  saat  ketua  sidang  Perdana  Menteri  Belanda  yakni  Dr.  W.
                Drees dalam pidato pembukaannya mengingatkan sidang pada harapan
                yang diutarakan, agar dalam waktu dekat dapat diadakan sidang serupa
                lagi. Namun, harapan itu tidak terpenuhi seluruhnya, hal ini terbukti dari
                penyelenggaraan  penutupan  sidang  yang  baru  dapat    dilangsungka
                pada awal November tersebut. Kelambatan tersebut terjadi, disebabkan
                masing-masing pihak menunggu hasil perundingan dalam komisi-komisi
                yang  dihadapkan  pada  berbagai  masalah  pelik  yang  mempunyai
                jangkauan luas.

                       Meski   demikian,   pada   sidang   penutupan    itu,   semua
                permasalahan  sudah  mendapat  kejelasan  dan  penyelesaian  sebaik
                mungkin. Dalam hal ini ketua delegasi RI Mohamad Hatta dalam pidato
                sambutannya saat sidang penutupan menyatakan kegembiraan dan rasa
                syukur atas tercapainya persetujuan, sehingga konferensi yang berjalan
                selama  dua  bulan  dapat  diakhiri  dengan  baik.  Walaupun  Hatta
                menyampaikan juga dalam pidatonya tersebut:



                                                                                 157
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174