Page 189 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 189

menyerahkan  mandat  kepada  Wali  Negara  Pasundan  R.A.A.
                Wiranatakusuma.  Kemudian  Wali  Negara  Pasundan  menunjuk  Anwar
                Tjokroaminoto (Cokroaminoto) dari Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
                sebagai  formatur  kabinet.  Pada  tanggal  10  Januari  1950,  kabinet  baru
                terbentuk, dipimpin oleh Anwar Tjokroaminoto (Anwar Cokroaminoto).
                Program kabinet menitikberatkan pada penyempurnaan ketatanegaraan
                Negara  Pasundan  sesuai  kehendak  rakyat  dan  masalah  keamanan.
                (Pedoman, 11 Januari 1950).
                        Pada  tanggal  25  Januari  1950,  Parlemen  Negara  Pasundan
                mengajukan  mosi  tidak  percaya  kepada  kabinet.  Mosi  yang  didukung
                oleh  semua  fraksi  menuntut  agar  para  pemimpin  Pemerintah  Negara
                Pasundan  diganti.  Karena  tuntutan  tersebut,  Wali  Negara  Pasundan
                mengundurkan diri.
                        Pada tanggal 8 Februari 1950 Pemerintah RIS membuat undang-
                undang darurat mengenai penyerahan kekuasaan dari Negara Pasundan
                kepada  komisi  negara  yang  ditunjuk  oleh  Pemerintah  RIS.  Dua  hari
                kemudian,  Wali  Negara  Pasundan  menyerahkan  kekuasaan  kepada
                Sewaka selaku Komisaris RIS di Pasundan. (Kahin, 1995: 578).
                        Rakyat  Pasundan  menuntut  agar  wilayah  Negara  Pasundan
                langsung  dijadikan  sebagai  provinsi  dari  Negara  RI.  Pada  tanggal  1
                Maret  1950  Parlemen  RIS  menerima  mosi  yang  diajukan  oleh
                Muhammad  Yamin  dkk.  mengenai  penggabungan  wilayah  Negara
                Pasundan  ke  dalam  Negara  RI.  Pemerintah  RIS  menyerahkan  masalah
                tersebut kepada Komisaris RIS di Pasundan (Ken Po, 2 Maret 1950 ).
                        Untuk memenuhi tuntutan tersebut, pada tanggal 7 Maret 1950
                Sewaka  membentuk  Panitia  Penetapan  Status  Pasundan  (PPSP)  yang
                bertugas  menyalurkan  aspirasi  rakyat  Negara  Pasundan.  Panitia  itu
                dipimpin oleh B. Hadiwidjaja (Hadiwijaya) mewakili rakyat dari berbagai
                golongan.  Esok  harinya,  panitia  mengadakan  sidang  di  gedung
                Parlemen Negara Pasundan. Hasilnya, Negara Pasundan dibubarkan dan
                wilayahnya  digabungkan  ke  Negara  RI.  Dengan  Surat  Keputusan
                Presiden  RIS  No.  113  tanggal  11  Maret  1950  Pemerintah  RIS  secara
                resmi membubarkan Negara Pasundan dan menggabungkan wilayahnya
                ke Negara RI. Wilayah tersebut ditetapkan sebagai Provinsi Jawa Barat.
                Jabatan Sewaka sebagai Komisaris RIS untuk Negara Pasundan berakhir,
                kemudian  ia  diangkat  sebagai  Gubernur  Jawa  Barat  (Pedoman,  11
                Maret  1950).  Seiring  dengan  pembubaran  Negara  Pasundan,
                Pemerintah  RI  di  Yogyakarta  pada  tanggal  13  Maret        1950
                mengeluarkan Instruksi No. 1 Tahun 1950 tentang perintah



                                                                                 177
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194